PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebijakan dan strategi KB pascapersalinan di Provinsi Riau dikuatkan melalui workshop dalam rangka meningkatkan cakupan kesertaan keluarga berencana (KB) moderen yang dilakukan BKKBN Riau, Selasa (30/1).
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan melalui workshop diharapkan target KB pascasalin yang ditetapkan 37 persen tahun ini bisa tercapai.
“Diharapkan target KB pascasalin tahun ini bisa tercapai. Seperti tahun 2023 lalu, dari target yang ditetapkan sebesar 35,1 persen, capaiannya justru 66 persen. Kita harap tahun ini juga bisa melebihi target,” katanya.
Dikatakannya, dalam rangka memenuhi harapan itu, BKKBN telah menyediakan semua jenis alat dan obat kontrasepsi. Bahkan di antaranya ada inovasi baru, berupa mini pil atau pil yang bisa digunakan oleh ibu tanpa mengurangi produksi ASI.
“Semua rumah sakit yang telah teregister di aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA) dapat memperoleh alat kontrasepsi ini secara gratis. Bahkan, pihak BKKBN akan mengantarkan sampai ke rumah sakit tersebut,” jelasnya.
Kepada pihak rumah sakit mitra dipesankan agar memasukkan hasil pelayanan KB tersebut ke aplikasi SIGA bekerja sama dengan petugas PLKB. Ditambahkan dia, saat ini juga tersedia pembiayaan pelayanan KB gratis melalui dana penggerakan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB). Dana ini bisa digunakan rumah sakit melayani KB pada kegiatan-kegiatan momentum. Seperti ulang tahun rumah sakit dan lainnya.
Mardalena memaparkan, banyak manfaat yang diperoleh dengan menerapkan KB pascasalin. Selain meningkatkan jumlah KB moderen, juga mencegah terjadinya kehamilan terlalu dekat. Di samping itu, KB pascasalin juga menjadi salah satu upaya dalam mengatasi tengkes.
“Saat ini, angka prevalensi stunting di Riau masih di kisaran 17 persen. Sementara, target nasional, angka itu harus diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024,” ujarnya.
Menurut dia, tinggal beberapa bulan lagi waktu yang tersedia untuk mencapai target tersebut.
“Karena itu, lewat workshop ini, dia berharap target tersebut dapat terpenuhi dengan meningkatkan pengguna layanan KB pascasalin,” urainya sambil mengakui adanya beberapa kendala yang dialami dalam meningkatkan KB pascasalin.
Workshop diikuti 28 peserta perwakilan rumah sakit pemerintah dan swasta di Pekanbaru. Termasuk Kaper BKKBN Riau dan dr Dovy Saptika MKM yang merupakan Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Riau.
Kemudian, Kabid Yankes Dinas Kesehatan Riau, Fira Septiyanti, Ketua POGI Riau, dr Hendry Adhi Saputra, SPOG, Ketua Tim Kerja Akses Kualitas Pelayanan KB dan KR serta dr Fitri Wulandari S.POG dari RS Zainab selaku perwakilan rumah sakit terpilih.(eca)