Kamis, 9 Mei 2024

Pastikan Pekanbaru Bebas Tengkes

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pengentasan kasus tengkes (stunting) di Pekanbaru menjadi target Pemko Pekanbaru untuk 2024 ini. Namun untuk memastikan Pekanbaru bebas tengkes atau zero stunting diminta turun rumah ke rumah.

”Tentu kita dukung Pekanbaru ini bebas stunting,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM kepada wartawan, Selasa (23/1).

Yamaha

Namun begitu, agar program ini dapat berjalan senada, maka perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam pengentasan tengkes ini. Karena salah satu penyebab tengkes ialah masalah asupan gizi.

”Ini perlu dilakukan secara intens untuk mengedukasi dan sosialisasi kan kepada masyarakat, agar target dapat dicapai dan tidak hanya di atas kertas saja,” tuturnya.

Apalagi hanya bermain angka dan persentase, sementara di lapangan masih ada anak yang menderita tengkes. Itu jangan sampai dilakukan, demi hanya untuk laporan ke pimpinan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Galian Proyek IPAL Sebabkan Parit Berlumpur 

Menurut Nofrizal, dia menyarankan,  untuk penanganan tengkes lebih tepat sasaran dan terarah, tidak hanya pengobatan korban saja. Tapi harus dibantu secara menyeluruh, mulai dari kesehatan, ekonomi keluarga, pekerjaan, bantuan rumah, dan bantuan pendidikan bagi anak-anak keluarga stunting.

Masukan ini berdasarkan hasil kunjungan lapangan beberapa waktu lalu, bahwa korban tengkes pasti masyarakat yang ekonominya lemah alias kurang mampu. Bahkan anak-anak tengkes yang dikunjunginya, kebanyakan bawaan sejak kecil, atau beberapa bulan setelah lahir.

- Advertisement -

“Penanganannya juga tak bisa sekali atau dua kali. Tapi kontinu. Apalagi asupan gizi bagi tengkes, tidak sembarangan. Harus susu formula tertentu dan makanan tertentu. Lagi pula, kebanyakan anak tengkes selain orang tuanya kurang mampu, juga penanganannya harus berkelanjutan,” terang Nofrizal.

Nofrizal sendiri sudah beberapa kali mengunjungi dan memberikan bantuan kepada anak tengkes di Kota Pekanbaru. Seperti di Kecamatan Sukajadi, Limapuluh, Marpoyan Damai, dan daerah lainnya di Kota Pekanbaru ini. Dari semua anak tengkes yang dikunjungi, para orang tuanya dalam kondisi kurang mampu secara ekonomi.

Baca Juga:  Kekerasan Anak Menimbulkan Trauma

”Makanya, tidak bisa kesehatan anaknya saja ditangani sekali atau dua kali. Apalagi status sakit anaknya parah, tentu harus kontinu. Belum lagi setelah itu, jika tidak ada lagi bantuan tengkes, sementara orangtuanya sakit dan tidak punya pekerjaan tetap, mau pakai apa pengobatan dan makanan bergizi selanjutnya,” sebut Nofrizal lagi.

Sejauh ini, penanganannya baru sebatas memberikan bantuan susu formula dan makanan, plus dua tiga kali dibawa berobat ke faskes. Sementara untuk penanganan komprehensifnya, belum dilaksanakan.

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun sebelumnya menjelaskan, bahwa pihaknya sangat optimis tahun 2024 ini, angka tengkes bisa turun, bahkan ditargetkan zero kasus.(gus)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pengentasan kasus tengkes (stunting) di Pekanbaru menjadi target Pemko Pekanbaru untuk 2024 ini. Namun untuk memastikan Pekanbaru bebas tengkes atau zero stunting diminta turun rumah ke rumah.

”Tentu kita dukung Pekanbaru ini bebas stunting,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Ir Nofrizal MM kepada wartawan, Selasa (23/1).

Namun begitu, agar program ini dapat berjalan senada, maka perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat dalam pengentasan tengkes ini. Karena salah satu penyebab tengkes ialah masalah asupan gizi.

”Ini perlu dilakukan secara intens untuk mengedukasi dan sosialisasi kan kepada masyarakat, agar target dapat dicapai dan tidak hanya di atas kertas saja,” tuturnya.

Apalagi hanya bermain angka dan persentase, sementara di lapangan masih ada anak yang menderita tengkes. Itu jangan sampai dilakukan, demi hanya untuk laporan ke pimpinan.

Baca Juga:  Sudah 2.500 Ekor Hewan Kurban Diperiksa

Menurut Nofrizal, dia menyarankan,  untuk penanganan tengkes lebih tepat sasaran dan terarah, tidak hanya pengobatan korban saja. Tapi harus dibantu secara menyeluruh, mulai dari kesehatan, ekonomi keluarga, pekerjaan, bantuan rumah, dan bantuan pendidikan bagi anak-anak keluarga stunting.

Masukan ini berdasarkan hasil kunjungan lapangan beberapa waktu lalu, bahwa korban tengkes pasti masyarakat yang ekonominya lemah alias kurang mampu. Bahkan anak-anak tengkes yang dikunjunginya, kebanyakan bawaan sejak kecil, atau beberapa bulan setelah lahir.

“Penanganannya juga tak bisa sekali atau dua kali. Tapi kontinu. Apalagi asupan gizi bagi tengkes, tidak sembarangan. Harus susu formula tertentu dan makanan tertentu. Lagi pula, kebanyakan anak tengkes selain orang tuanya kurang mampu, juga penanganannya harus berkelanjutan,” terang Nofrizal.

Nofrizal sendiri sudah beberapa kali mengunjungi dan memberikan bantuan kepada anak tengkes di Kota Pekanbaru. Seperti di Kecamatan Sukajadi, Limapuluh, Marpoyan Damai, dan daerah lainnya di Kota Pekanbaru ini. Dari semua anak tengkes yang dikunjungi, para orang tuanya dalam kondisi kurang mampu secara ekonomi.

Baca Juga:  Galian Proyek IPAL Sebabkan Parit Berlumpur 

”Makanya, tidak bisa kesehatan anaknya saja ditangani sekali atau dua kali. Apalagi status sakit anaknya parah, tentu harus kontinu. Belum lagi setelah itu, jika tidak ada lagi bantuan tengkes, sementara orangtuanya sakit dan tidak punya pekerjaan tetap, mau pakai apa pengobatan dan makanan bergizi selanjutnya,” sebut Nofrizal lagi.

Sejauh ini, penanganannya baru sebatas memberikan bantuan susu formula dan makanan, plus dua tiga kali dibawa berobat ke faskes. Sementara untuk penanganan komprehensifnya, belum dilaksanakan.

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun sebelumnya menjelaskan, bahwa pihaknya sangat optimis tahun 2024 ini, angka tengkes bisa turun, bahkan ditargetkan zero kasus.(gus)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari