Memburu Gol Cepat

PARIS (RIAUPOS.CO) – Luis Enrique mendapat julukan master remontada karena pengalaman membawa klub untuk membalikkan ketertinggalan di fase knockout Liga Champions. Setelah bersama FC Barcelona pada 16 besar musim 2016–2017, Enrique mengulanginya bersama Paris Saint-Germain (PSG) di perempatfinal musim ini.

Modal itulah yang ingin diulang Enrique ketika PSG menjamu Borussia Dortmund dalam second leg semifinal di Parc des Princes, Paris, dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 1/Vidio pukul 02.00 WIB). Dengan defisit 0-1 di Signal Iduna Park, pekan lalu (2/5), Les Parisiens, julukan PSG perlu kemenangan dengan selisih minimal dua gol untuk meraih tiket ke final di Stadion Wembley, London, pada 2 Juni mendatang.

Dalam histori Liga Champions sejak diperkenalkannya babak 16 besar pada 2003-2004, hanya ada tiga klub yang mampu dua kali melakukan comeback di fase gugur. PSG bisa menjadi klub keempat yang menorehkannya. ”Tim ini harus bermain lebih cepat dan menciptakan gol lebih cepat juga,” saran Alain Roche, mantan bek sekaligus Direktur Olahraga PSG, dalam analisisnya di Le Parisien.

Roche berharap Marquinhos dkk tidak mengulang penampilan di kandang BVB yang terjebak oleh blok rendah Emre Can dkk. Saran Roche sama persis dengan apa yang dilakukan Lucho, sapaan akrab Enrique, dalam capaian dua kali comeback.

Dalam dua laga tersebut, klub asuhan Lucho selalu unggul dalam satu jam permainan. Hal itu krusial karena terlalu lama mendapatkan keunggulan bisa membuat lawan bermain aman demi mengamankan kemenangan di first leg. ”Kami tahu bahwa kami harus mampu menciptakan dua gol lebih cepat. Kalau itu bisa kami lakukan, berikutnya kami tidak perlu mengubah apa-apa lagi,” ungkap Lucho dalam pre-match press conference, Senin (6/5) kepada Canal+.

Demi memforsir gol, Lucho disebut akan memainkan Randal Kolo Muani yang memang penyerang tengah di nomor 9. Bukan Kylian Mbappe yang mungkin kembali bergerak melebar di kiri. ”Kami mau bola mengalir cepat dari belakang dan menjangkau penyerang dengan cara terbaik,” kata Lucho yang sudah menandai musim pertamanya bersama PSG dengan gelar juara Ligue 1 dan Trophee des Champions.

Dari tim tamu, Direktur Olahraga BVB Sebastian Kehl meyakini bahwa PSG lebih mewaspadai klubnya dalam second leg setelah hasil di first leg. ”Mereka (PSG) tidak akan lagi berpikir mudah untuk mengalahkan kami. Sebab, kami memiliki kapabilitas untuk menghentikan langkah mereka ke final,” kata Kehl seperti dilansir dari Kicker.

Kehl juga tidak menganggap PSG diuntungkan dengan agenda pertandingan. Les Parisiens tidak bertanding lagi setelah first leg alias masa recovery hingga enam hari. Di sisi lain, ketika menang 5-1 atas FC Augsburg dalam lanjutan Bundesliga akhir pekan lalu (4/5), der trainer BVB Edin Terzic hanya mempertahankan kiper Gregor Kobel dari starting XI dalam first leg demi mendapatkan kebugaran terbaik di second leg.(ren/c9/dns/jpg)

PARIS (RIAUPOS.CO) – Luis Enrique mendapat julukan master remontada karena pengalaman membawa klub untuk membalikkan ketertinggalan di fase knockout Liga Champions. Setelah bersama FC Barcelona pada 16 besar musim 2016–2017, Enrique mengulanginya bersama Paris Saint-Germain (PSG) di perempatfinal musim ini.

Modal itulah yang ingin diulang Enrique ketika PSG menjamu Borussia Dortmund dalam second leg semifinal di Parc des Princes, Paris, dini hari nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 1/Vidio pukul 02.00 WIB). Dengan defisit 0-1 di Signal Iduna Park, pekan lalu (2/5), Les Parisiens, julukan PSG perlu kemenangan dengan selisih minimal dua gol untuk meraih tiket ke final di Stadion Wembley, London, pada 2 Juni mendatang.

Dalam histori Liga Champions sejak diperkenalkannya babak 16 besar pada 2003-2004, hanya ada tiga klub yang mampu dua kali melakukan comeback di fase gugur. PSG bisa menjadi klub keempat yang menorehkannya. ”Tim ini harus bermain lebih cepat dan menciptakan gol lebih cepat juga,” saran Alain Roche, mantan bek sekaligus Direktur Olahraga PSG, dalam analisisnya di Le Parisien.

Roche berharap Marquinhos dkk tidak mengulang penampilan di kandang BVB yang terjebak oleh blok rendah Emre Can dkk. Saran Roche sama persis dengan apa yang dilakukan Lucho, sapaan akrab Enrique, dalam capaian dua kali comeback.

Dalam dua laga tersebut, klub asuhan Lucho selalu unggul dalam satu jam permainan. Hal itu krusial karena terlalu lama mendapatkan keunggulan bisa membuat lawan bermain aman demi mengamankan kemenangan di first leg. ”Kami tahu bahwa kami harus mampu menciptakan dua gol lebih cepat. Kalau itu bisa kami lakukan, berikutnya kami tidak perlu mengubah apa-apa lagi,” ungkap Lucho dalam pre-match press conference, Senin (6/5) kepada Canal+.

Demi memforsir gol, Lucho disebut akan memainkan Randal Kolo Muani yang memang penyerang tengah di nomor 9. Bukan Kylian Mbappe yang mungkin kembali bergerak melebar di kiri. ”Kami mau bola mengalir cepat dari belakang dan menjangkau penyerang dengan cara terbaik,” kata Lucho yang sudah menandai musim pertamanya bersama PSG dengan gelar juara Ligue 1 dan Trophee des Champions.

Dari tim tamu, Direktur Olahraga BVB Sebastian Kehl meyakini bahwa PSG lebih mewaspadai klubnya dalam second leg setelah hasil di first leg. ”Mereka (PSG) tidak akan lagi berpikir mudah untuk mengalahkan kami. Sebab, kami memiliki kapabilitas untuk menghentikan langkah mereka ke final,” kata Kehl seperti dilansir dari Kicker.

Kehl juga tidak menganggap PSG diuntungkan dengan agenda pertandingan. Les Parisiens tidak bertanding lagi setelah first leg alias masa recovery hingga enam hari. Di sisi lain, ketika menang 5-1 atas FC Augsburg dalam lanjutan Bundesliga akhir pekan lalu (4/5), der trainer BVB Edin Terzic hanya mempertahankan kiper Gregor Kobel dari starting XI dalam first leg demi mendapatkan kebugaran terbaik di second leg.(ren/c9/dns/jpg)