1.396 Unit Sekat Kanal Sudah Dibangun

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), sudah menjalankan tugas restorasi gambut sejak 2018. Hingga saat ini telah terbangun sebanyak 925 sumur bor, 1.396 sekat kanal dan 100 kelompok masyarakat penerima dana revitalisasi ekonomi dalam bentuk bantuan pemberdayaan masyarakat.

Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, M Job Kurniawan mengatakan, untuk di lingkungan Pemprov Riau, kegiatan restorasi gambut dikelola melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau. Hal ini menegaskan koordinasi dan sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk perlindungan gambut dan rehabilitasi mangrove di Riau.

- Advertisement -

"Program pemulihan ekosistem gambut dan mangrove yang difasilitasi BRGM RI mempunyai peran strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di provinsi Riau. Sehingga pelaksanaan kegiatan dengan pola padat Karya juga memberi manfaat pada perbaikan ekonomi masyarakat setempat," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, keseimbangan antara aspek kelestarian lingkungan hidup dan perbaikan ekonomi masyarakat menjadi indikator keberhasilan yang penting untuk diwujudkan. 

- Advertisement -

"Maka upaya ini ke depan kita harapkan dapat terus dikembangkan dan difasilitasi oleh pemerintah bersama segenap potensi dan mitra pembangunan," ujarnya.

Oleh karenanya, M Job berharap, pihak BRGM melalui bidang edukasi dan sosialisasi partisipasi dan kemitraan dapat bersinergi dengan pemerintah daerah, untuk mengedukasi kepada masyarakat terkait pentingnya kegiatan respirasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

"Apalagi di beberapa daerah di  Riau masih terdapat penolakan kegiatan restorasi gambut misalnya masyarakat khawatir pembangunan sekat kanal  dapat mengganggu produksi sawit yang mereka miliki atau hal lainnya," jelasnya.

Selain itu, ia juga berharap, adanya komitmen dan kerja sama stakeholder terkait untuk memfasilitasi pembentukan kelompok masyarakat serta mensosialisasikan kepada masyarakat tentang adanya kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di daerah setempat.

"Karena pentingnya partisipasi desa dalam masukkan kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah. Apalagi hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan Riau Hijau," tuturnya.(sol)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), sudah menjalankan tugas restorasi gambut sejak 2018. Hingga saat ini telah terbangun sebanyak 925 sumur bor, 1.396 sekat kanal dan 100 kelompok masyarakat penerima dana revitalisasi ekonomi dalam bentuk bantuan pemberdayaan masyarakat.

Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, M Job Kurniawan mengatakan, untuk di lingkungan Pemprov Riau, kegiatan restorasi gambut dikelola melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau. Hal ini menegaskan koordinasi dan sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk perlindungan gambut dan rehabilitasi mangrove di Riau.

"Program pemulihan ekosistem gambut dan mangrove yang difasilitasi BRGM RI mempunyai peran strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di provinsi Riau. Sehingga pelaksanaan kegiatan dengan pola padat Karya juga memberi manfaat pada perbaikan ekonomi masyarakat setempat," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, keseimbangan antara aspek kelestarian lingkungan hidup dan perbaikan ekonomi masyarakat menjadi indikator keberhasilan yang penting untuk diwujudkan. 

"Maka upaya ini ke depan kita harapkan dapat terus dikembangkan dan difasilitasi oleh pemerintah bersama segenap potensi dan mitra pembangunan," ujarnya.

Oleh karenanya, M Job berharap, pihak BRGM melalui bidang edukasi dan sosialisasi partisipasi dan kemitraan dapat bersinergi dengan pemerintah daerah, untuk mengedukasi kepada masyarakat terkait pentingnya kegiatan respirasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

"Apalagi di beberapa daerah di  Riau masih terdapat penolakan kegiatan restorasi gambut misalnya masyarakat khawatir pembangunan sekat kanal  dapat mengganggu produksi sawit yang mereka miliki atau hal lainnya," jelasnya.

Selain itu, ia juga berharap, adanya komitmen dan kerja sama stakeholder terkait untuk memfasilitasi pembentukan kelompok masyarakat serta mensosialisasikan kepada masyarakat tentang adanya kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove di daerah setempat.

"Karena pentingnya partisipasi desa dalam masukkan kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat daerah. Apalagi hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan Riau Hijau," tuturnya.(sol)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya