Senin, 20 Mei 2024

Banyak Anak Tempatan Tak Diterima di SMAN 15

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Masyarakat yang tinggal berdekatan dengan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Pekanbaru di Jalan Cipta Karya, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tuah Madani melakukan aksi protes ke pihak sekolah. Pasalnya, banyak anak tempatan yang tidak diterima masuk saat penerima siswa didik baru (PPDB) tahun 2022 ini.

Jumat (15/7), puluhan orang tua didampingi Ketua Forum RT/ RW di Kelurahan Sialang Munggu mendatangi SMAN 15 Pekanbaru. Menurut Ketua Forum RT/RW Sucipto, kedatangannya bersama masyarakat sekitar di Jalan Cipta Karya ke SMAN 15 Pekanbaru untuk mempertanyakan banyaknya anak warga di dekat SMAN 15 Pekanbaru yang tidak bisa masuk menjadi siswa di SMA tersebut.

Yamaha

Disebutkannya, bila melihat jalur zonasi, seharusnya anak-anak di daerah tempatan tersebut bisa mendapatkan tempat di SMAN 15 Pekanbaru yang memang menjadi sekolah favorit di Kecamatan Tuah Madani.

"Kehadiran kami ke sini untuk mencari tahu kenapa banyak anak dari warga kami yang tidak diterima. Dari 23 RT yang ada, hanya 5 RT yang warganya bisa masuk dalam SMAN 15 Pekanbaru. Sementara sisanya kami tidak tahu apakah mereka bisa sekolah atau tidak," kata dia.

Baca Juga:  Sering Tergenang, Jalan Sudirman Rusak Parah

Tak hanya itu, menurut Sucipto seharusnya Dinas Pendidikan Provinsi Riau dan Kepala SMAN 15 Pekanbaru seharusnya memberikan kuota lebih untuk masyarakat tempatan agar anak-anak di sekitar SMAN 15 Pekanbaru tetap bisa bersekolah.

- Advertisement -

Hal ini membuat pihaknya bersama warga melakukan pendataan ulang siswa yang tadinya mendaftarkan diri untuk masuk SMAN 15 Pekanbaru dan menyerahkannya kepada kepala sekolah untuk diberikan kepada Dinas Pendidikan agar siswa yang belum diterima bisa tetap bersekolah di SMA tersebut.

"Kami akan buat surat. Nanti kepala sekolah yang akan berikan ke dinas. Kami tunggu selama dua hari. Bila tidak ada jawaban untuk anak-anak kami bisa bersekolah di sini, maka kami akan lakukan aksi yang lebih dari hari ini (Jumat, red)," tegasnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Kepala SMAN 15 Pekanbaru Selamet SPd usai menemui warga yang melakukan aksi protes di depan gerbang SMAN 15 Pekanbaru mengatakan, kedatangan warga beserta Forum RT/RW Kelurahan Sialang Munggu ini untuk meminta anak-anak mereka agar bisa bersekolah di SMA yang dipimpinnya.

Baca Juga:  Belum Ada Putusan Wako soal Parkir Retail

Namun, dikarenakan PPDB sudah ditutup, maka pihaknya akan menyampaikan keluhan yang dirasakan oleh warga setempat ini kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.

"Kami tahu masyarakat kecewa. Tetapi kami membuka penerimaan siswa baru melalui jalur yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru," ucapnya.

Lanjut Selamet, dirinya selaku kepala sekolah tidak mempermasalahkan bila seluruh anak-anak warga tempatan bersekolah di SMA Negeri 15 Pekanbaru. 200 orang dengan lima ruangan kelas, sehingga pihaknya tidak bisa mengambil keputusan untuk menerima anak-anak dari warga tempatan.

"Kalau kami terima, siapa yang mau mengajar? Ruangan tidak ada lagi. Guru juga tidak cukup. Makanya kami akan serahkan semua ini kepada dinas biar semuanya jelas," tutupnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Riau M Job Kurniawan saat dikonfirmasi perihal keluhan warga tersebut melalui sambungan telepon tidak memberi jawaban. Begitu juga saat dikirim pesan singkat, juga tidak memberikan balasan.(ayi/sol/yls)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Masyarakat yang tinggal berdekatan dengan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 15 Pekanbaru di Jalan Cipta Karya, Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tuah Madani melakukan aksi protes ke pihak sekolah. Pasalnya, banyak anak tempatan yang tidak diterima masuk saat penerima siswa didik baru (PPDB) tahun 2022 ini.

Jumat (15/7), puluhan orang tua didampingi Ketua Forum RT/ RW di Kelurahan Sialang Munggu mendatangi SMAN 15 Pekanbaru. Menurut Ketua Forum RT/RW Sucipto, kedatangannya bersama masyarakat sekitar di Jalan Cipta Karya ke SMAN 15 Pekanbaru untuk mempertanyakan banyaknya anak warga di dekat SMAN 15 Pekanbaru yang tidak bisa masuk menjadi siswa di SMA tersebut.

Disebutkannya, bila melihat jalur zonasi, seharusnya anak-anak di daerah tempatan tersebut bisa mendapatkan tempat di SMAN 15 Pekanbaru yang memang menjadi sekolah favorit di Kecamatan Tuah Madani.

"Kehadiran kami ke sini untuk mencari tahu kenapa banyak anak dari warga kami yang tidak diterima. Dari 23 RT yang ada, hanya 5 RT yang warganya bisa masuk dalam SMAN 15 Pekanbaru. Sementara sisanya kami tidak tahu apakah mereka bisa sekolah atau tidak," kata dia.

Baca Juga:  Hanya Satu SMA Negeri, Warga Keluhkan Sistem Zonasi Sekolah

Tak hanya itu, menurut Sucipto seharusnya Dinas Pendidikan Provinsi Riau dan Kepala SMAN 15 Pekanbaru seharusnya memberikan kuota lebih untuk masyarakat tempatan agar anak-anak di sekitar SMAN 15 Pekanbaru tetap bisa bersekolah.

Hal ini membuat pihaknya bersama warga melakukan pendataan ulang siswa yang tadinya mendaftarkan diri untuk masuk SMAN 15 Pekanbaru dan menyerahkannya kepada kepala sekolah untuk diberikan kepada Dinas Pendidikan agar siswa yang belum diterima bisa tetap bersekolah di SMA tersebut.

"Kami akan buat surat. Nanti kepala sekolah yang akan berikan ke dinas. Kami tunggu selama dua hari. Bila tidak ada jawaban untuk anak-anak kami bisa bersekolah di sini, maka kami akan lakukan aksi yang lebih dari hari ini (Jumat, red)," tegasnya.

Sementara itu, Kepala SMAN 15 Pekanbaru Selamet SPd usai menemui warga yang melakukan aksi protes di depan gerbang SMAN 15 Pekanbaru mengatakan, kedatangan warga beserta Forum RT/RW Kelurahan Sialang Munggu ini untuk meminta anak-anak mereka agar bisa bersekolah di SMA yang dipimpinnya.

Baca Juga:  Kapolresta Pekanbaru Kunker ke Polsek Rumbai Pesisir

Namun, dikarenakan PPDB sudah ditutup, maka pihaknya akan menyampaikan keluhan yang dirasakan oleh warga setempat ini kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.

"Kami tahu masyarakat kecewa. Tetapi kami membuka penerimaan siswa baru melalui jalur yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru," ucapnya.

Lanjut Selamet, dirinya selaku kepala sekolah tidak mempermasalahkan bila seluruh anak-anak warga tempatan bersekolah di SMA Negeri 15 Pekanbaru. 200 orang dengan lima ruangan kelas, sehingga pihaknya tidak bisa mengambil keputusan untuk menerima anak-anak dari warga tempatan.

"Kalau kami terima, siapa yang mau mengajar? Ruangan tidak ada lagi. Guru juga tidak cukup. Makanya kami akan serahkan semua ini kepada dinas biar semuanya jelas," tutupnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Riau M Job Kurniawan saat dikonfirmasi perihal keluhan warga tersebut melalui sambungan telepon tidak memberi jawaban. Begitu juga saat dikirim pesan singkat, juga tidak memberikan balasan.(ayi/sol/yls)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari