Sabtu, 23 November 2024
spot_img

MUI Bahas Tiga Rukun Bernegara di LDII

A

Acara yang diadakan di Kediri tersebut diikuti DPW dan seluruh DPD kota dan kabupaten LDII se-Riau secara daring, Ahad (13/6). Ikut juga DPW dan DPD LDII di seluruh Indonesia secara daring lebih dari 5.000 orang yang terdiri para ulama dan para pengurus LDII, serta perwakilan dari MUI di provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

Dalam kesempatan itu Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud didampingi Wakil Sekjen DP MUI Arif Fahrudin MAg, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan DP MUI Prof Dr H Firdaus Syam MA, Sekretaris Dr Ali Abdillah.

Dalam tausiyah kebangsaan, Marsudi Syuhud, menekankan pentingnya keterhubungan antar sesama manusia, terhubung rohani, pikiran, amaliyah dan berbagai hal lainnya, ketika semuanya nyambung, keberkahan itu hadir, keterhubungan itu dicontohkan Rasulullah SAW dalam membangun negara kecil bernama Madinah, yang tertuang dalam Piagam Madinah. Konteks hubungan negara dan agama terdapat dalam tiga hal. Pertama, negara harus mampu membuat hubungan antara hukum tetap (Alquran dan Hadis) dengan produk undang-undang yang dihasilkan. Kedua, bernegara itu harus bisa menyatukan maslahat umum dan individu, dan yang ketiga, menyatukan atau merukunkan kepentingan materi dan rohani.

Baca Juga:  Stok Menipis, Sejumlah RS Tetap Vaksinasi Tahap Kedua

Ia mengingatkan, negara yang didasari musyawarah, maka hukumnya wajib menjaga kesepakatan atau produk musyawarah tersebut. Apa yang kurang dari negeri ini,  untuk diperbaiki bersama, bukan negaranya yang dirobohkan.

"Kita wajib bersyukur atas rahmat Allah kepada Indonesia, yang aman dan tenteram. Lebih baik menjadi orang miskin di negeri yang kuat dan kaya, ketimbang menjadi orang kaya di negeri yang barbar, penuh ancaman, dan ketidakpastian," kata Marsudi Syuhud.

Sementara Ketua Umum DPP LDII Ir KH Chriswanto Santoso MSi dalam sambutannya mengemukakan pentingnya menjalin silaturahim. Dengan silaturahim itu, para tokoh agama  turut memikirkan bangsa dan negara sebagai kontribusi menjadikan Indonesia negeri yang makmur penuh rahmat dari Allah.  "Tausiyah ini jadi penting untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, agar ukhuwah wathoniyah juga kuat dan ketiga ukhuwah basariyah terjaga. Para pendiri bangsa mendirikan negeri ini atas perbedaan yang tak bisa dihindari, dan para ulama menjadi motor penggerak perjuangan. Dari perbedaan itu, justru kita menyatu," ujarnya

Baca Juga:  Pemkab Siak-PTPN V Capai Kesepakatan Pembayaran Prefinancing Rp33,2 M

Chrsiwanto Santoso menambahkan, di tengah era digital ini, internet mempermudah lalu-lalang informasi. Namun teknologi itu, juga mempermudah fitnah menyebar, Digitalisasi memungkinkan menulis atau mengubah suara menjadi saya, padahal pesan-pesannya bukan dari saya. Ini bisa mendatangkan fitnah dan perpecahan umat, Ia juga  mengingatkan, para pendiri membentuk LDII bertujuan untuk berkontribusi kepada umat, bangsa, dan negara secara positif.  "Kami memiliki delapan program kerja yang diselaraskan dengan program nasional, agar menjadi solusi. LDII harus mendukung bangsa dan negara dan memberi solusi terutama masalah kebangsaan. Bila Indonesia goyang, LDII turut ikut sempoyongan," kata Chrsiwanto Santoso.

Pimpinan Pondok Pesantren Wali Barokah Drs KH Soenarto MSc mengatakan sebagai pondok pesantren yang diamanati DPP LDII, untuk menghasilkan juru dakwah, posisi Pondok Pesantren Wali Barokah sangat strategis, "Para juru dakwah perlu dibekali ilmu agama yang kaffah dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mantap," ujarnya.(rul/c)

 

A

Acara yang diadakan di Kediri tersebut diikuti DPW dan seluruh DPD kota dan kabupaten LDII se-Riau secara daring, Ahad (13/6). Ikut juga DPW dan DPD LDII di seluruh Indonesia secara daring lebih dari 5.000 orang yang terdiri para ulama dan para pengurus LDII, serta perwakilan dari MUI di provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia.

- Advertisement -

Dalam kesempatan itu Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud didampingi Wakil Sekjen DP MUI Arif Fahrudin MAg, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan DP MUI Prof Dr H Firdaus Syam MA, Sekretaris Dr Ali Abdillah.

Dalam tausiyah kebangsaan, Marsudi Syuhud, menekankan pentingnya keterhubungan antar sesama manusia, terhubung rohani, pikiran, amaliyah dan berbagai hal lainnya, ketika semuanya nyambung, keberkahan itu hadir, keterhubungan itu dicontohkan Rasulullah SAW dalam membangun negara kecil bernama Madinah, yang tertuang dalam Piagam Madinah. Konteks hubungan negara dan agama terdapat dalam tiga hal. Pertama, negara harus mampu membuat hubungan antara hukum tetap (Alquran dan Hadis) dengan produk undang-undang yang dihasilkan. Kedua, bernegara itu harus bisa menyatukan maslahat umum dan individu, dan yang ketiga, menyatukan atau merukunkan kepentingan materi dan rohani.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pemkab Siak-PTPN V Capai Kesepakatan Pembayaran Prefinancing Rp33,2 M

Ia mengingatkan, negara yang didasari musyawarah, maka hukumnya wajib menjaga kesepakatan atau produk musyawarah tersebut. Apa yang kurang dari negeri ini,  untuk diperbaiki bersama, bukan negaranya yang dirobohkan.

"Kita wajib bersyukur atas rahmat Allah kepada Indonesia, yang aman dan tenteram. Lebih baik menjadi orang miskin di negeri yang kuat dan kaya, ketimbang menjadi orang kaya di negeri yang barbar, penuh ancaman, dan ketidakpastian," kata Marsudi Syuhud.

Sementara Ketua Umum DPP LDII Ir KH Chriswanto Santoso MSi dalam sambutannya mengemukakan pentingnya menjalin silaturahim. Dengan silaturahim itu, para tokoh agama  turut memikirkan bangsa dan negara sebagai kontribusi menjadikan Indonesia negeri yang makmur penuh rahmat dari Allah.  "Tausiyah ini jadi penting untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, agar ukhuwah wathoniyah juga kuat dan ketiga ukhuwah basariyah terjaga. Para pendiri bangsa mendirikan negeri ini atas perbedaan yang tak bisa dihindari, dan para ulama menjadi motor penggerak perjuangan. Dari perbedaan itu, justru kita menyatu," ujarnya

Baca Juga:  Stok Menipis, Sejumlah RS Tetap Vaksinasi Tahap Kedua

Chrsiwanto Santoso menambahkan, di tengah era digital ini, internet mempermudah lalu-lalang informasi. Namun teknologi itu, juga mempermudah fitnah menyebar, Digitalisasi memungkinkan menulis atau mengubah suara menjadi saya, padahal pesan-pesannya bukan dari saya. Ini bisa mendatangkan fitnah dan perpecahan umat, Ia juga  mengingatkan, para pendiri membentuk LDII bertujuan untuk berkontribusi kepada umat, bangsa, dan negara secara positif.  "Kami memiliki delapan program kerja yang diselaraskan dengan program nasional, agar menjadi solusi. LDII harus mendukung bangsa dan negara dan memberi solusi terutama masalah kebangsaan. Bila Indonesia goyang, LDII turut ikut sempoyongan," kata Chrsiwanto Santoso.

Pimpinan Pondok Pesantren Wali Barokah Drs KH Soenarto MSc mengatakan sebagai pondok pesantren yang diamanati DPP LDII, untuk menghasilkan juru dakwah, posisi Pondok Pesantren Wali Barokah sangat strategis, "Para juru dakwah perlu dibekali ilmu agama yang kaffah dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mantap," ujarnya.(rul/c)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari