RUMBAI (RIAUPOS.CO) – Banjir yang terjadi di Kecamatan Rumbai sudah memasuki pekan kedua dimulai sejak awal Januari 2024. Data terkini, korban banjir terus bertambah. Saat ini jumlahnya mencapai 1.900 orang dari sebelumnya 1.400 orang. Masyarakat berharap ada perhatian lebih dan solusi dari Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru karena banjir sudah menjadi momok.
Lidiawati, (40) salah satu warga RT 03/RW 08, Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai mengatakan, banjir yang rutin datang saat musim hujan terus menghantuinya bersama masyarakat lain di Jalan Sembilang.
Lidiawati bercerita kepada Riau Pos, banjir mulai masuk ke rumahnya ini jika air Sungai Siak mulai pasang.
Namun beberapa hari terakhir, air tidak kunjung surut, sehingga air masuk rumah tidak hanya saat pasang, namun terus berkelanjutan.
Dijelaskan Lidiawati, ia menjadi korban banjir sudah selama dua pekan, bahkan menurut Lidia, banjir di awal tahun 2024 merupakan salah satu banjir yang luar biasa.
Pantauan Riau Pos, tinggi air bervariasi. Ada yang semata kaki orang dewasa, dan ada yang lebih tinggi lagi, dan ada setinggi betis orang dewasa. Seperti di gang rumah Lidiawati, air merendam rumah warga, sehingga para warga terpaksa mengangkat barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.
”Banjir terjadi saat Sungai Siak pasang, dan air mulai hilang saat surut. Ini sudah dua minggu pasang surut, yang kali ini (banjir Januari 2024, red) luar biasa pasangnya. Sudah pasang, namun tidak surut-surut,” kata Lidiawati di depan rumahnya, Kamis (11/1).
Hingga saat ini lidiawati bersama beberapa masyarakat, belum memberanikan diri untuk mengungsi. Hal tersebut ia putuskan karena takut meninggalkan rumah.
“Jika ditinggalkan takut ada maling yang masuk,” tambahnya. Namun jika nantinya banjir semakin tinggi, ia akan menungsi ketempat yang lebih aman. Lidiawati yang telah tinggal sejak Tahun 1994 di Jalan Sudirman Ujung ini, mengatakan banjir yang datang kali ini ialah banjir yang kerap datang lima tahun sekali.
”Ini banjir yang lima tahun sekali, kalau yang banjir tahunan tidak tinggi, jika pasang debit air hanya sedikit dan tidak sampai masuk rumah, dalam kurun waktu 10 hari air juga sudah surut,” tambahnya.
Bantuan terhadap korban banjir di Jalan Sudirman Ujung diakui Lidiawati masih minim. ”Bantuan yang datang ada dari Bapak Kapolresta Pekanbaru, dan kemarin ada 11 paket dari donatur. Baru itu,” imbuhnya.
Permasalahan banjir yang terjadi di Kecamatan Rumbai ini dianggap masyarakat tidak mendapatkan solusi yang konkrit dari Pemerintah Kota Pekanbaru. Karenanya berharap agar pemerintah dapat mencarikan solusi nyata supaya tidak berulang.
”Misalkan dibuat bendungan seperti di daerah jalan nelayan, untuk pembuangan air, terkadang kalau di daerah nelayan memompa air keluar, air tersebut lari kearah sini, malah kami yang azab,” keluhnya.
Selain itu, masyarakat juga mengharapkan bantuan air bersih untuk kebutuhan minum, dimana pasokan air bersih saat ini hanya di dapatkan dari masjid, dan untuk mengambil air bersih tersebut, masyarakat harus berjalan jauh dan mengangkat air kerumah.
”Untuk air minum ngangkat dari masjid. Kalau air lagi besar, mana bisa ngangkat. Dulu waktu banjir besar ada ditarok dua tangki air bersih, dan itu cukup membantu,” ujar Lidiawati.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru Zarman Candra yang dikonfirmasi Riau Pos di sela tinjauan bersama Polresta Pekanbaru di lokasi banjir mengatakan, banjir yang terjadi khususnya di Kecamatan Rumbai berdampak kepada 1.900 masyarakat. Di mana menurut data sebelumnya ada 1.400 masyarakat yang terkena dampak banjir.
Untuk mengantisipasi banjir besar yang terjadi sekali lima tahun ini, BPBD Kota Pekanbaru dibantu TNI dan Polri selalu melakukan imbauan, dimana untuk menuju kesiapsiagaan memang perlu memberikan edukasi kepada masyarakat.
”Misalnya bencana banjir, kita harus melakukan sosialisasi sehingga sebelum terjadinya kenaikan debit air kita bisa meletakkan sarpras, dan hal tersebut kami memerlukan bantuan dari masyarakat untuk memberikan informasi, sehingga saat air sudah naik kita baru sibuk meletakkan sarpras untuk penanggulangan bencana,” kata Zarman Candra.
Ditambahkan Kepala BPBD, di Kota Pekanbaru saat ini dari 15 Kecamatan, terdapat satu kecamatan yakni Kecamatan Rumbai yang mengalami bencana banjir, dimana Kecamatan Rumbai terdapat masyarakat yang berada di aliran sungai Siak.
”Kami berharap kepada perangkat kecamatan ke bawah, jika wilayahnya kejadian banjir silahkan laporkan ke call center BPBD (08117651464, red), dan akan kami koordinasikan dengan kawan-kawan di Pemko untuk mengambil tindak lanjut,” jelas Zarman Candra.
Selanjutnya Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika mengatakan agar masyarakat yang terkena dampak banjir lebih memprioritaskan kesehatan dan kemanan diri.
”Kita mengimbau warga untuk lebih memperhatikan kesehatannya, dan mengungsi ke tempat yang lebih nyaman,” imbau Kapolresta Pekanbaru. Di mana pihak kepolisian bersama TNI, bersiaga 24 jam untuk menjaga keamanan, dan kenyamanan masyarakat di tengah bencana banjir, dengan mensiagakan Bhabinkamtibmas dan Babinsa di lokasi banjir Kecamatan Rumbai.
Dinas Sosial Salurkan Bantuan
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Pekanbaru Idrus mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan bagi ribuan warga yang terdampak banjir di Kota Pekanbaru selama satu pekan terakhir. Rata-rata masyarakat yang terdampak banjir merupakan warga yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak.
Di mana hingga kini, Pemerintah Kota Pekanbaru mencatat ada 1.500 masyarakat terdampak banjir, dengan total 1.200 masyarakat yang dipastikan sudah menerima bantuan pangan setelah terdampak banjir melanda permukiman mereka.
”Warga terdampak banjir sebagian besar sudah menerima bantuan dari pemerintah kota. Semoga bantuan bagi warga terdampak banjir bakal bertambah lagi melihat kondisi banjir yang hingga kini belum kunjung pulih hingga beberapa waktu ke depan,”katanya
Lanjut Idrus lagi, rencananya bantuan tambahan memakai anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Kota Pekanbaru. Anggaran tersebut digunakan untuk memasok bantuan tambahan bagi warga terdampak banjir. Hal ini merupakan salah satu langkah antisipasi karena banjir belum kunjung surut.
”Masyarakat yang ada di tenda pengungsian pun perlu pasokan bantuan berupa logistik dan makanan,” ucapnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Kota Pekanbaru untuk terus menyiagakan sejumlah tenda di lokasi banjir. Lantaran hingga kini masih banyak dari warga terdampak masih bertahan di tenda pengungsian lantaran rumah masih terendam banjir.
”Kita sediakan enam tenda saat ini, ada juga satu dibantu BIN dan tenda BPBD,” jelasnya.
Idrus menyampaikan bahwa pihaknya juga memasok makanan secara rutin kepada warga terdampak banjir. Mereka tidak menyiagakan dapur umum tapi memasok makanan berupa nasi bungkus bagi warga terdampak banjir.
”Kalau dapur umum memang kita tidak buat, tapi untuk konsumsi masyarakat kami sediakan nasi bungkus setiap harinya yang didistribusikan ke seluruh warga yang terdampak bencana banjir,” tuturnya.(*/ayi/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Rumbai