PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga cabai merah di Kota Pekanbaru terus meroket dalam waktu singkat. Senin (8/9) lalu cabai merah masih dijual Rp80 ribu per kilogram. Namun hanya sehari berselang, Selasa (9/9), harganya sudah menembus Rp100 ribu per kg.
Pantauan di Pasar Tradisional Dupa Kencana, Kecamatan Marpoyan Damai, lonjakan harga ini membuat pedagang kebingungan. Mereka mengaku tak bisa menjual lebih murah karena harga dari pemasok juga sudah sangat tinggi. Cabai dari Bukittinggi kini dijual Rp100 ribu per kg, sedangkan dari Medan dan Jawa Rp85 ribu per kg. Kenaikan ini diduga akibat gagal panen di daerah penghasil.
Lonjakan harga tersebut semakin memberatkan masyarakat. Rusmanto, salah seorang pedagang, menyebut hanya cabai kualitas rendah yang bisa dilepas dengan harga lebih murah. Sementara Wenny Susanty (34), ibu rumah tangga di Jalan Harapan Raya, mengaku harus mengurangi belanja cabai, bawang, dan kebutuhan dapur lainnya. “Kalau tidak diatur, anak-anak bisa tidak makan lauk. Saya berharap harga cepat normal lagi,” katanya.
Hal serupa dirasakan pedagang makanan Rizka Amalia (42). Ia terpaksa membeli cabai dalam jumlah terbatas agar tidak merugi. “Kami berharap pemerintah segera turun tangan agar harga cabai kembali stabil,” ujarnya.
Sasmita Siregar (38), warga Jalan Soekarno Hatta, bahkan kesal karena harga cabai kini setara dengan daging sapi. “Baru kemarin beli Rp70 ribu, sekarang Rp100 ribu. Kalau begini bisa-bisa masak tanpa cabai,” ucapnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perdagangan Pekanbaru Iwan Simatupang menyebut kenaikan harga dipicu terganggunya pasokan dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara akibat faktor cuaca. “Kita masih memantau kondisi dan mencari langkah agar stok kembali stabil,” jelasnya.
Berdasarkan data Disperindag Pekanbaru, Selasa (9/9), cabai merah keriting dijual Rp92.143 per kg, cabai merah besar Rp72.400 per kg, cabai rawit merah Rp51.857 per kg, cabai rawit Bukittinggi Rp52.286 per kg, bawang merah Solok Rp42.571 per kg, dan bawang putih Rp37.143 per kg.(ayi)



