Rabu, 2 April 2025
spot_img

Warga Tionghoa Kota Bertuah Ramai Rayakan Tradisi Ceng Beng  

RUMBAI (RIAUPOS.CO) – Pascapuncak perayaan  tradisi Ceng Beng (Qing Ming) atau ziarah kubur yang berlangsung pada Kamis (4/4) lalu, sampai saat ini ribuan warga Tionghoa di Kota Bertuah masih tetap memenuhi Pemakaman Tionghoa di Rumbai, Pekanbaru untuk merayakan tradisi ziarah ke makam keluarga tersebut.

Pantauan Riau Pos, Ahad (7/4) tampak ribuan masyarakat Tionghoa silih berganti mendatangi kawasan pemakaman dan pemusaran abu dari mendiang keluarga yang telah meninggal dunia.

Mereka melakukan tradisi sembahyang bersama sanak keluarganya yang masih hidup dengan memberikan seluruh area pemakaman keluarga mereka serta meletakkan sejumlah kertas warna warni diatas pusaran makam.

Menurut Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya Ceng Beng merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya.

Baca Juga:  Aspirasi Reses Diminta Segera Didistribusikan ke OPD

Dikatakannya, Ceng Beng dilaksanakan selama 20 hari dan puncaknya jatuh pada tanggal 4 April, sehingga warga Tionghoa sudah ziarah kubur 10 hari sebelum tanggal 4 April dan 10 hari setelahnya. Diperkirakan belasan ribu warga Tionghoa  mendatangi Pemakaman Tionghoa Umban Sari Rumbai untuk memperingati Ceng Beng. Peziarah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari luar negeri.

”Puncaknya memang 4 April lalu, tapi 10 hari setelah puncak umat boleh melakukan tradisi ini karena memang berlangsung selama 20 hari di bulan lunar,” ucapnya.

Disebutkannya, di Pemakaman Tionghoa Umban Sari terdapat sekitar 4.000 makam dan 1.000 tempat abu jenazah, termasuk puluhan makam tanpa identitas dan tidak diketahui ahli warisnya yang dibawa dari pemakaman di bawah Jembatan Siak I Pekanbaru.

Baca Juga:  Diguyur Hujan, Sejumlah Ruas Jalan di Kota Bertuah Tergenang 

”Kalau di sini ada 5.000 makam, bisa jadi yang mengunjungi bisa mencapai belasan ribu karena biasanya kegiatan ziarah makam ini dilakukan oleh seluruh keluarga besar yang masih hidup,” ujarnya.(ayi)

RUMBAI (RIAUPOS.CO) – Pascapuncak perayaan  tradisi Ceng Beng (Qing Ming) atau ziarah kubur yang berlangsung pada Kamis (4/4) lalu, sampai saat ini ribuan warga Tionghoa di Kota Bertuah masih tetap memenuhi Pemakaman Tionghoa di Rumbai, Pekanbaru untuk merayakan tradisi ziarah ke makam keluarga tersebut.

Pantauan Riau Pos, Ahad (7/4) tampak ribuan masyarakat Tionghoa silih berganti mendatangi kawasan pemakaman dan pemusaran abu dari mendiang keluarga yang telah meninggal dunia.

Mereka melakukan tradisi sembahyang bersama sanak keluarganya yang masih hidup dengan memberikan seluruh area pemakaman keluarga mereka serta meletakkan sejumlah kertas warna warni diatas pusaran makam.

Menurut Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya Ceng Beng merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya.

Baca Juga:  Mahasiswa Unri Sulap Limbah Pelepah Sawit Jadi Produk Kerajinan

Dikatakannya, Ceng Beng dilaksanakan selama 20 hari dan puncaknya jatuh pada tanggal 4 April, sehingga warga Tionghoa sudah ziarah kubur 10 hari sebelum tanggal 4 April dan 10 hari setelahnya. Diperkirakan belasan ribu warga Tionghoa  mendatangi Pemakaman Tionghoa Umban Sari Rumbai untuk memperingati Ceng Beng. Peziarah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari luar negeri.

”Puncaknya memang 4 April lalu, tapi 10 hari setelah puncak umat boleh melakukan tradisi ini karena memang berlangsung selama 20 hari di bulan lunar,” ucapnya.

Disebutkannya, di Pemakaman Tionghoa Umban Sari terdapat sekitar 4.000 makam dan 1.000 tempat abu jenazah, termasuk puluhan makam tanpa identitas dan tidak diketahui ahli warisnya yang dibawa dari pemakaman di bawah Jembatan Siak I Pekanbaru.

Baca Juga:  Panitia Bersama Baksos Imlek Salurkan 400 Paket Imlek di Rumbai

”Kalau di sini ada 5.000 makam, bisa jadi yang mengunjungi bisa mencapai belasan ribu karena biasanya kegiatan ziarah makam ini dilakukan oleh seluruh keluarga besar yang masih hidup,” ujarnya.(ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Warga Tionghoa Kota Bertuah Ramai Rayakan Tradisi Ceng Beng  

RUMBAI (RIAUPOS.CO) – Pascapuncak perayaan  tradisi Ceng Beng (Qing Ming) atau ziarah kubur yang berlangsung pada Kamis (4/4) lalu, sampai saat ini ribuan warga Tionghoa di Kota Bertuah masih tetap memenuhi Pemakaman Tionghoa di Rumbai, Pekanbaru untuk merayakan tradisi ziarah ke makam keluarga tersebut.

Pantauan Riau Pos, Ahad (7/4) tampak ribuan masyarakat Tionghoa silih berganti mendatangi kawasan pemakaman dan pemusaran abu dari mendiang keluarga yang telah meninggal dunia.

Mereka melakukan tradisi sembahyang bersama sanak keluarganya yang masih hidup dengan memberikan seluruh area pemakaman keluarga mereka serta meletakkan sejumlah kertas warna warni diatas pusaran makam.

Menurut Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya Ceng Beng merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya.

Baca Juga:  Keliling Kota Siak, Pawai Tatung Meriahkan Cap Go Meh 2024

Dikatakannya, Ceng Beng dilaksanakan selama 20 hari dan puncaknya jatuh pada tanggal 4 April, sehingga warga Tionghoa sudah ziarah kubur 10 hari sebelum tanggal 4 April dan 10 hari setelahnya. Diperkirakan belasan ribu warga Tionghoa  mendatangi Pemakaman Tionghoa Umban Sari Rumbai untuk memperingati Ceng Beng. Peziarah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari luar negeri.

”Puncaknya memang 4 April lalu, tapi 10 hari setelah puncak umat boleh melakukan tradisi ini karena memang berlangsung selama 20 hari di bulan lunar,” ucapnya.

Disebutkannya, di Pemakaman Tionghoa Umban Sari terdapat sekitar 4.000 makam dan 1.000 tempat abu jenazah, termasuk puluhan makam tanpa identitas dan tidak diketahui ahli warisnya yang dibawa dari pemakaman di bawah Jembatan Siak I Pekanbaru.

Baca Juga:  Satlantas Lakukan Penyekatan Jalan Menuju Kota dan Pusat Keramaian

”Kalau di sini ada 5.000 makam, bisa jadi yang mengunjungi bisa mencapai belasan ribu karena biasanya kegiatan ziarah makam ini dilakukan oleh seluruh keluarga besar yang masih hidup,” ujarnya.(ayi)

RUMBAI (RIAUPOS.CO) – Pascapuncak perayaan  tradisi Ceng Beng (Qing Ming) atau ziarah kubur yang berlangsung pada Kamis (4/4) lalu, sampai saat ini ribuan warga Tionghoa di Kota Bertuah masih tetap memenuhi Pemakaman Tionghoa di Rumbai, Pekanbaru untuk merayakan tradisi ziarah ke makam keluarga tersebut.

Pantauan Riau Pos, Ahad (7/4) tampak ribuan masyarakat Tionghoa silih berganti mendatangi kawasan pemakaman dan pemusaran abu dari mendiang keluarga yang telah meninggal dunia.

Mereka melakukan tradisi sembahyang bersama sanak keluarganya yang masih hidup dengan memberikan seluruh area pemakaman keluarga mereka serta meletakkan sejumlah kertas warna warni diatas pusaran makam.

Menurut Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya Ceng Beng merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya.

Baca Juga:  Peran Mitra Sangat Penting Capai Program KB

Dikatakannya, Ceng Beng dilaksanakan selama 20 hari dan puncaknya jatuh pada tanggal 4 April, sehingga warga Tionghoa sudah ziarah kubur 10 hari sebelum tanggal 4 April dan 10 hari setelahnya. Diperkirakan belasan ribu warga Tionghoa  mendatangi Pemakaman Tionghoa Umban Sari Rumbai untuk memperingati Ceng Beng. Peziarah berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang datang dari luar negeri.

”Puncaknya memang 4 April lalu, tapi 10 hari setelah puncak umat boleh melakukan tradisi ini karena memang berlangsung selama 20 hari di bulan lunar,” ucapnya.

Disebutkannya, di Pemakaman Tionghoa Umban Sari terdapat sekitar 4.000 makam dan 1.000 tempat abu jenazah, termasuk puluhan makam tanpa identitas dan tidak diketahui ahli warisnya yang dibawa dari pemakaman di bawah Jembatan Siak I Pekanbaru.

Baca Juga:  Jamaah Bersihkan Masjid Khoirul Bariyah Pekanbaru

”Kalau di sini ada 5.000 makam, bisa jadi yang mengunjungi bisa mencapai belasan ribu karena biasanya kegiatan ziarah makam ini dilakukan oleh seluruh keluarga besar yang masih hidup,” ujarnya.(ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari