PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seluruh organisasi Tionghoa di Kota Pekanbaru merayakan tradisi Ceng Beng (Qing Ming) atau ziarah kubur dengan melaksanakan sembahyang bersama yang disertai ziarah ke makam yang tidak diketahui identitas dan ahli warisnya di Pemakaman Tionghoa, Rumbai, Pekanbaru, Kamis (4/4).
Sembahyang Ceng Bengyang berlokasi di pendopo Taman Pemakaman Tionghoa Rumbai ini dipimpin Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya. Terdapat persembahan buah-buahan, daging, telur dan kue yang juga dilanjutkan dengan berziarah ke makam yang tidak diketahui identitas dan ahli warisnya di Pemakaman Tionghoa Umban Sari.
Menurut Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Stephen Sanjaya, Ceng Beng merupakan perayaan yang sangat besar bagi warga Tionghoa.
Apalagi, setelah tiga tahun dilanda Covid-19, tradisi Ceng Beng kembali dibuka untuk umum selama dua tahun belakangan ini sehingga warga Tionghoa dari perantauan pulang ke kampung halaman untuk berziarah ke makam leluhur dan keluarga.
Lanjut Stephen, perayaan Qing Ming tidak hanya di Pekanbaru saja yang mulai terlihat lebih meriah dibandingkan tahun sebelumnya bahkan pemakaman Tionghoa di kota-kota lainnya juga ramai dipadati warga yang ingin merayakan Ceng Beng.
”Jelas perayaan yang sekarang ini lebih meriah karena semua orang berkumpul untuk melakukan pembaktian kepada orang tua dan leluhurnya yang sudah meninggal dunia. Ini juga sebagai ajang silaturahmi bagi keluarga yang masih hidup dengan bersama-sama membersihkan makam leluhur,” katanya.
Ketua Yayasan Sosial Panca Bhakti Abadi Pekanbaru, Toni Sasana Surya kepada wartawan mengatakan, terdapat persembahan buah-buahan, telur, daging, ikan dan kue dalam sembahyang bersama.
”Ceng beng merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Tionghoa. Tradisi merupakan perwujudan sikap masyarakat Tionghoa yang menghormati leluhurnya,” tambahnya.(ayi)