Senin, 20 Mei 2024

Akibat Dua Bulan Tak Gajian

(RIAUPOS.CO) — PENGHUJUNG tahun 2019 ditutup dengan aksi mogok pramudi atau sopir dan pegawai bus Trans Metro Pekanbaru (TMP), Selasa (31/12). Akibatnya, seluruh layanan sarana angkutan umum massal (SAUM) TMP lumpuh.

Aksi ini dilakukan diduga karena mereka tak gajian dua bulan lamanya. Akibat aksi ini, calon penumpang bus TMP terlantar.

Yamaha

TMP berada di bawah pengelolaan PT Transportasi Pekanbaru Madani (TPM), anak perusahaan badan usaha milik daerah (BUMD) Pemko Pekanbaru PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP).
Adanya pemogokan, tak dibantah Direktur Utama PT TPM Azmi ST MT. ‘’Iya, benar ada pemogokan,’’ kata dia.

Meski begitu, dia tak mau menjelaskan apa yang menjadi penyebab terjadi mogok kerja ini. ‘’Itu (penyebab mogok kerja, red) saya no comment (tak berkomentar, red),’’ singkatnya melalui sambungan telepon.

Akibat pemogokan ini, masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan TMP terlantar. Yandi, warga Umban Sari menyebut dia sempat menunggu hingga dua jam dan akhirnya menyerah. ‘’Dua jam nunggu, dari jam 10.00 WIB sampai jam 12.00 WIB,’’ katanya.

- Advertisement -

Dia awalnya tak mengetahui adanya aksi mogok tersebut. Pasalnya, di tempat dia menunggu, tak jauh dari simpang Jalan Sakinah, bus TMP biasanya memang lama tiba. ‘’Biasanya memang lama juga, satu jam. Tapi sekarang kok sudah dua jam tidak datang juga. Yang datang (bus TMP, red) tak ada, yang pergi apalagi, tak ada juga,’’ imbuhnya.

Baca Juga:  Sakit Parah, Gajah Betina 30 Tahun Dipantau Ketat

Pantauan Riau Pos, akibat pemogokan ini juga halte bus TMP sepi. Salah satunya halte di depan kompleks Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru eks Kantor Wali Kota Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman. Di sini halte sama sekali tak berpenghuni dan hanya digunakan oleh warga untuk duduk-duduk saja.

- Advertisement -

Dalam aksi ini, ada sekitar 180 pramudi serta 150 petugas  pramugara yang melakukan aksi pemogokan. Aksi dipusatkan di Terminal Bandara Payung Sekaki, Jalan Tuanku Tambusai ujung sejak Selasa (31/12) dini hari. Di sana terparkir puluhan bus TMP mulai dari ukuran besar hingga sedang.

Para pekerja TMP ini menuntut  gaji mereka selama dua bulan, yakni November dan Desember 2019 agar dibayarkan. Rusdi, salah seorang pramudi menyebut apa yang mereka lakukan adalah dalam rangka menuntut hak-hak mereka.

Baca Juga:  Kaji Plus Minus BLUD Pengelolaan Sampah

‘’Tuntutan kami seluruh sopir ataupun pramugara adalah masalah gaji. Gaji harus dibayarkan selama dua bulan (November-Desember, red). Kami sudah sabar menunggu. Aksi akan berlanjut sampai keluar gaji,’’ katanya.

Tiap bulannya, pramudi mendapatkan gaji sekitar Rp3 juta, sementara pramugara sekitar Rp2.760.000. Diakuinya, para pekerja, sudah sudah melakukan komunikasi dengan pihak manajemen TMP, namun hingga kini gaji belum juga dibayarkan.

‘’Dari tanggal 20 janji terus. Batas gaji sampai tanggal 5. Sekarang sudah tanggal berapa? Tuntutan kami, gaji dua bulan harus keluar!’’ tegasnya.

Dikatakannya, gaji tersebut sangat mereka perlukan untuk memenuhi keperluan sehari-hari pekerja dan keluarganya. ‘’Kalau bisa tolong segera diberikan hak-hak kami. Karena hampir masuk tiga bulan kami bersabar dan menunggu terus dengan janji-janji yang akan memberikan hak-hak kami. Sebab di rumah (keluarga, red) sudah menjerit semua. Tunggakan juga sudah banyak seperti listrik, dan barang-barang elektronik, kamu berharap dalam beberapa hari ini berikan hak kami,’’ imbuhnya.(yls)

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

 

(RIAUPOS.CO) — PENGHUJUNG tahun 2019 ditutup dengan aksi mogok pramudi atau sopir dan pegawai bus Trans Metro Pekanbaru (TMP), Selasa (31/12). Akibatnya, seluruh layanan sarana angkutan umum massal (SAUM) TMP lumpuh.

Aksi ini dilakukan diduga karena mereka tak gajian dua bulan lamanya. Akibat aksi ini, calon penumpang bus TMP terlantar.

TMP berada di bawah pengelolaan PT Transportasi Pekanbaru Madani (TPM), anak perusahaan badan usaha milik daerah (BUMD) Pemko Pekanbaru PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP).
Adanya pemogokan, tak dibantah Direktur Utama PT TPM Azmi ST MT. ‘’Iya, benar ada pemogokan,’’ kata dia.

Meski begitu, dia tak mau menjelaskan apa yang menjadi penyebab terjadi mogok kerja ini. ‘’Itu (penyebab mogok kerja, red) saya no comment (tak berkomentar, red),’’ singkatnya melalui sambungan telepon.

Akibat pemogokan ini, masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan TMP terlantar. Yandi, warga Umban Sari menyebut dia sempat menunggu hingga dua jam dan akhirnya menyerah. ‘’Dua jam nunggu, dari jam 10.00 WIB sampai jam 12.00 WIB,’’ katanya.

Dia awalnya tak mengetahui adanya aksi mogok tersebut. Pasalnya, di tempat dia menunggu, tak jauh dari simpang Jalan Sakinah, bus TMP biasanya memang lama tiba. ‘’Biasanya memang lama juga, satu jam. Tapi sekarang kok sudah dua jam tidak datang juga. Yang datang (bus TMP, red) tak ada, yang pergi apalagi, tak ada juga,’’ imbuhnya.

Baca Juga:  Sakit Parah, Gajah Betina 30 Tahun Dipantau Ketat

Pantauan Riau Pos, akibat pemogokan ini juga halte bus TMP sepi. Salah satunya halte di depan kompleks Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru eks Kantor Wali Kota Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman. Di sini halte sama sekali tak berpenghuni dan hanya digunakan oleh warga untuk duduk-duduk saja.

Dalam aksi ini, ada sekitar 180 pramudi serta 150 petugas  pramugara yang melakukan aksi pemogokan. Aksi dipusatkan di Terminal Bandara Payung Sekaki, Jalan Tuanku Tambusai ujung sejak Selasa (31/12) dini hari. Di sana terparkir puluhan bus TMP mulai dari ukuran besar hingga sedang.

Para pekerja TMP ini menuntut  gaji mereka selama dua bulan, yakni November dan Desember 2019 agar dibayarkan. Rusdi, salah seorang pramudi menyebut apa yang mereka lakukan adalah dalam rangka menuntut hak-hak mereka.

Baca Juga:  IIKP PT Pegadaian Kanwil II Pekanbaru Serahkan Bantuan Bahan Bangunan 

‘’Tuntutan kami seluruh sopir ataupun pramugara adalah masalah gaji. Gaji harus dibayarkan selama dua bulan (November-Desember, red). Kami sudah sabar menunggu. Aksi akan berlanjut sampai keluar gaji,’’ katanya.

Tiap bulannya, pramudi mendapatkan gaji sekitar Rp3 juta, sementara pramugara sekitar Rp2.760.000. Diakuinya, para pekerja, sudah sudah melakukan komunikasi dengan pihak manajemen TMP, namun hingga kini gaji belum juga dibayarkan.

‘’Dari tanggal 20 janji terus. Batas gaji sampai tanggal 5. Sekarang sudah tanggal berapa? Tuntutan kami, gaji dua bulan harus keluar!’’ tegasnya.

Dikatakannya, gaji tersebut sangat mereka perlukan untuk memenuhi keperluan sehari-hari pekerja dan keluarganya. ‘’Kalau bisa tolong segera diberikan hak-hak kami. Karena hampir masuk tiga bulan kami bersabar dan menunggu terus dengan janji-janji yang akan memberikan hak-hak kami. Sebab di rumah (keluarga, red) sudah menjerit semua. Tunggakan juga sudah banyak seperti listrik, dan barang-barang elektronik, kamu berharap dalam beberapa hari ini berikan hak kami,’’ imbuhnya.(yls)

Laporan M ALI NURMAN, Pekanbaru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari