Sabtu, 27 Juli 2024

Sampah Menumpuk di Badan Jalan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pascalibur Hari Raya Idulfitri 1445 H, sampah terlihat menumpuk di pinggir ruas jalan dalam Kota Pekanbaru.

Pantauan Riau Pos, Selasa (16/4) di Jalan Pesantren, Kecamatan Kulim, Jalan Paus Kecamatan Marpoyan Damai, dan Jalan Cipta Karya ujung, Kecamatan Tuah Madani, tampak tumpukan sampah berserakan di pinggir jalan, sehingga sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dan pengendara yang melintas.

- Advertisement -

Sampah plastik yang berserakan di badan jalan kerap terbang terbawa angin, sehingga mengganggu pengendara yang sedang melintas di jalan tersebut.

Salah seorang warga Jalan Paus, Reni mengatakan, tumpukan sampah tersebut sudah sangat meresahkan warga sekitar lantaran aroma tidak sedap menyeruak ke permukaan dan merusak pemandangan di sekitar jalan itu.

Bahkan, menurutnya orang yang membuang sampah di tempat itu merupakan oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab, sehingga menganggu kenyamanan masyarakat.

- Advertisement -

”Bukan cuma warga yang merasa terganggu, tapi juga pengendara karena tumpukan sampah di pinggir jalan ini menimbulkan aroma bau yang mengganggu saluran pernapasan pengendara dan masyarakat,” kata dia.

Baca Juga:  Sampah Menumpuk di Pinggir Jalan Duyung

Warga berharap agar pemerintah melalui dinas terkait lebih tegas dan serius menangani sampah yang berserakan di pinggir jalan tersebut karena juga membuat kesan buruk terhadap para pelancong yang berkunjung ke Kota Pekanbaru.

”Maunya ya masalah sampah ini benar-benar diperhatikan oleh pemerintah agar tidak lagi ada masyarakat yang membuang sampah di pinggir jalan,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ayumi salah seorang pengendara motor yang melintas di Jalan Pesantren Kulim. Ia sangat terkejut dengan tumpukan sampah basah hingga kering yang berceceran di badan jalan serta lahan kosong yang ada di jalan alternatif tersebut.

Ia sangat menyayangkan banyak pengendara motor yang sengaja membuang sampah yang dibawanya dari rumah di badan jalan. Apalagi tumpukan sampah itu tampak tidak pernah diangkut dan hanya sekedar dibakar saja oleh masyarakat sekitar.

”Seharusnya pemerintah bisa lebih tegas dan menyiapkan lokasi pembuangan sampah dan memastikan proses pengangkutannya dapat berjalan dengan lancar agar tidak ada sampah yang dibiarkan berceceran di badan jalan,” ucapnya.

Baca Juga:  Pj Wako Pekanbaru Soroti Jalan Rusak Akibat Galian Proyek

Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah di badan jalan yang akan menyebabkan banyak permasalahan yang terjadi saat hujan.

Apalagi sampai saat ini, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 750 ton per hari. Artinya, anjuran dari pemerintah pusat bahwa reduksi 30 persen timbulan sampah belum dapat dicapai.

”Seharusnya, sampah rumah tangga tidak semuanya diangkut ke TPA. Tetapi, ada sebagian yang bisa disisihkan dari rumah dan tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS3R),” katanya.

Pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah. Sampah yang bisa didaur ulang agar dipilah. Sehingga, sampah yang dibawa ke TPA hanya yang tak bisa didaur ulang.  ”Terkait TPS3R, kami sudah menyemangati mahasiswa di kampus. Pengelolaan TPS3R menghasilkan uang. Satu pengepul barang rongsokan saja, penghasilannya bisa Rp15 ribu per pekan,” ujar Sekko.(ayi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pascalibur Hari Raya Idulfitri 1445 H, sampah terlihat menumpuk di pinggir ruas jalan dalam Kota Pekanbaru.

Pantauan Riau Pos, Selasa (16/4) di Jalan Pesantren, Kecamatan Kulim, Jalan Paus Kecamatan Marpoyan Damai, dan Jalan Cipta Karya ujung, Kecamatan Tuah Madani, tampak tumpukan sampah berserakan di pinggir jalan, sehingga sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dan pengendara yang melintas.

Sampah plastik yang berserakan di badan jalan kerap terbang terbawa angin, sehingga mengganggu pengendara yang sedang melintas di jalan tersebut.

Salah seorang warga Jalan Paus, Reni mengatakan, tumpukan sampah tersebut sudah sangat meresahkan warga sekitar lantaran aroma tidak sedap menyeruak ke permukaan dan merusak pemandangan di sekitar jalan itu.

Bahkan, menurutnya orang yang membuang sampah di tempat itu merupakan oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab, sehingga menganggu kenyamanan masyarakat.

”Bukan cuma warga yang merasa terganggu, tapi juga pengendara karena tumpukan sampah di pinggir jalan ini menimbulkan aroma bau yang mengganggu saluran pernapasan pengendara dan masyarakat,” kata dia.

Baca Juga:  Pemko Pekanbaru Belum Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla

Warga berharap agar pemerintah melalui dinas terkait lebih tegas dan serius menangani sampah yang berserakan di pinggir jalan tersebut karena juga membuat kesan buruk terhadap para pelancong yang berkunjung ke Kota Pekanbaru.

”Maunya ya masalah sampah ini benar-benar diperhatikan oleh pemerintah agar tidak lagi ada masyarakat yang membuang sampah di pinggir jalan,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ayumi salah seorang pengendara motor yang melintas di Jalan Pesantren Kulim. Ia sangat terkejut dengan tumpukan sampah basah hingga kering yang berceceran di badan jalan serta lahan kosong yang ada di jalan alternatif tersebut.

Ia sangat menyayangkan banyak pengendara motor yang sengaja membuang sampah yang dibawanya dari rumah di badan jalan. Apalagi tumpukan sampah itu tampak tidak pernah diangkut dan hanya sekedar dibakar saja oleh masyarakat sekitar.

”Seharusnya pemerintah bisa lebih tegas dan menyiapkan lokasi pembuangan sampah dan memastikan proses pengangkutannya dapat berjalan dengan lancar agar tidak ada sampah yang dibiarkan berceceran di badan jalan,” ucapnya.

Baca Juga:  Sampah Menumpuk di Jalan

Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah di badan jalan yang akan menyebabkan banyak permasalahan yang terjadi saat hujan.

Apalagi sampai saat ini, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 750 ton per hari. Artinya, anjuran dari pemerintah pusat bahwa reduksi 30 persen timbulan sampah belum dapat dicapai.

”Seharusnya, sampah rumah tangga tidak semuanya diangkut ke TPA. Tetapi, ada sebagian yang bisa disisihkan dari rumah dan tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle (TPS3R),” katanya.

Pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah. Sampah yang bisa didaur ulang agar dipilah. Sehingga, sampah yang dibawa ke TPA hanya yang tak bisa didaur ulang.  ”Terkait TPS3R, kami sudah menyemangati mahasiswa di kampus. Pengelolaan TPS3R menghasilkan uang. Satu pengepul barang rongsokan saja, penghasilannya bisa Rp15 ribu per pekan,” ujar Sekko.(ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari