JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Brand fashion Zara dikabarkan merugi besar akibat dihantam pandemi Covid-19. Karenanya, pemilik Zara Inditex menyebut akan menutup hingga 1.200 toko yang lebih kecil pada tahun 2021 dan sebaliknya akan fokus pada toko yang lebih besar dan penjualan online.
Pengumuman itu muncul setelah perusahaan pakaian multinasional Spanyol itu yang juga memiliki merek fashion lain seperti Massimo Dutti, Pull & Bear dan Bershka membukukan kerugian pertama setelah krisis Coronavirus yang memaksanya untuk menunda operasi di sebagian besar toko-tokonya.
Inditex membukukan rugi bersih EUR 409 juta atau setara dengan Rp 6,6 triliun pada kuartal pertama Februari hingga April.
Kerugian tersebut terjadi setelah penjualan amblas menjadi EUR 3,3 miliar atau setara Rp 53,2 triliun dari EUR 5,9 miliar atau setara dengan Rp 95,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kerugian perusahaan akhirnya berdampak pada penutupan hingga 1.200 toko kecil pada tahun 2020 dan 2021.
Inditex mengatakan fokus pada toko-toko besar dan akan memperluas ruang lantai toko sekitar 2,5 persen per tahun pada 2020 hingga 2022. Perusahaan juga meluncurkan rencana alokasi dana senilai EUR 2,7 miliar atau berkisar Rp 43,5 triliun untuk meningkatkan teknologi di toko-toko dan untuk mendorong penjualan online.
Seperti dikutip dari AsiaOne, Jumat (12/6), selain Zara, pengecer pakaian dari H&M ke Gap juga telah melaporkan penurunan tajam dalam hal penjualan, terkait dengan pandemi Covid-19. Mereka juga memaksa lebih banyak toko tutup dan masyarakat dipaksa untuk tetap di rumah saja. H&M juga mencatat kerugian kuartalan pertamanya dalam beberapa dekade pada periode Maret hingga Mei.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Brand fashion Zara dikabarkan merugi besar akibat dihantam pandemi Covid-19. Karenanya, pemilik Zara Inditex menyebut akan menutup hingga 1.200 toko yang lebih kecil pada tahun 2021 dan sebaliknya akan fokus pada toko yang lebih besar dan penjualan online.
Pengumuman itu muncul setelah perusahaan pakaian multinasional Spanyol itu yang juga memiliki merek fashion lain seperti Massimo Dutti, Pull & Bear dan Bershka membukukan kerugian pertama setelah krisis Coronavirus yang memaksanya untuk menunda operasi di sebagian besar toko-tokonya.
- Advertisement -
Inditex membukukan rugi bersih EUR 409 juta atau setara dengan Rp 6,6 triliun pada kuartal pertama Februari hingga April.
Kerugian tersebut terjadi setelah penjualan amblas menjadi EUR 3,3 miliar atau setara Rp 53,2 triliun dari EUR 5,9 miliar atau setara dengan Rp 95,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kerugian perusahaan akhirnya berdampak pada penutupan hingga 1.200 toko kecil pada tahun 2020 dan 2021.
- Advertisement -
Inditex mengatakan fokus pada toko-toko besar dan akan memperluas ruang lantai toko sekitar 2,5 persen per tahun pada 2020 hingga 2022. Perusahaan juga meluncurkan rencana alokasi dana senilai EUR 2,7 miliar atau berkisar Rp 43,5 triliun untuk meningkatkan teknologi di toko-toko dan untuk mendorong penjualan online.
Seperti dikutip dari AsiaOne, Jumat (12/6), selain Zara, pengecer pakaian dari H&M ke Gap juga telah melaporkan penurunan tajam dalam hal penjualan, terkait dengan pandemi Covid-19. Mereka juga memaksa lebih banyak toko tutup dan masyarakat dipaksa untuk tetap di rumah saja. H&M juga mencatat kerugian kuartalan pertamanya dalam beberapa dekade pada periode Maret hingga Mei.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra