Senin, 20 Mei 2024

Menyapa Pedesaan Mancanegara

Foto-foto berikut, sepintas tampak seperti lukisan. Sangking indah dan sempurnanya pemandangan yang disuguhkan. Pesona desa di luar negeri dengan gunung es, danau jernih dan pohon warna-warni, memang sangat memikat, no debat. Wajar kalau akhirnya keluarga kecil ini menjadinya sebagai tujuan pelesiran.

(RIAUPOS.CO)   – Ia adalah Claudia. Wanita yang punya usaha kuliner ini, hobi pelesiran ke berbagai desa yang ada di luar negeri bersama anak dan suaminya. So far, Claudia udah menginjakkan kakinya di Santa Magdalena dan Cinque Terre di Italia, Interlaken di Swiss, Colmar di Perancis serta Cappadocia di Turki. Ia juga pernah mengunjungi Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Macau, Rusia, Amerika, Australia, Canada dan Yunani juga lho! Benar-benar traveler sejati!

Yamaha
Baca Juga:  4 Tips OOTD Tampil Keren Saat Selfie Lewat Cermin

Menurut Claudia, desa di luar negeri punya keunikan dibanding desa di Indonesia. ‘’Saya dan suami lebih suka pemandangan alam dibanding pemandangan kota. Desa-desa di luar negeri yang saya kunjungi biasanya yang ada gunung-gunung esnya. Kenapa? Karena itu gak ada di Indonesia. Pemandangan, suasananya, bentuk rumah-rumah di pedesaan luar negeri juga bagus dan unik. Sangat berbeda dengan di Indonesia,’’ ceritanya yang sudah menjadi traveler sejak menikah, tahun 2007 lalu ini.

Mengunjungi pedesaan luar negeri, menurutnya perlu effort yang lebih ketimbang mengunjungi daerah perkotaannya. Karena, sarana transportasi di pedesaan gak sebanyak di perkotaan. Jadi, demi kelancaran perjalanan, ia harus menyewa mobil dan menyetir sendiri. ‘’Pilihan tempat makan juga terbatas. Mau gak mau, harus makan local food,’’ ungkapnya. Belum lagi kendala bahasa. Di beberapa desa, penduduk lokalnya gak bisa bahasa Inggris. ‘’Jadi, kita ngomong pake bahasa tubuh dan nunjukin gambar. Itu kejadiannya waktu ke Jiuzhaigou, Cina. Tapi, semua tantangan itu justru bikin perjalanan lebih berkesan,’’ kenangnya.

Baca Juga:  Puding Memikat, Ramah bagi Pejuang Diet Sehat

Sayangnya, hobi vakansi ke luar negeri ini sudah setahun belakangan gak bisa ia lakukan. Karena pandemi Covid-19. Padahal, tahun lalu Claudia udah rancain perjalanan ke New Zealand. Tapi, terpaksa dibatalkan. Semoga pandemi cepat berlalu ya. Biar kita semua bisa segara traveling ke berbagai tempat yang indah.***

- Advertisement -

Laporan: SITI AZURA
Foto: KOLEKSI PRIBADI

 

Foto-foto berikut, sepintas tampak seperti lukisan. Sangking indah dan sempurnanya pemandangan yang disuguhkan. Pesona desa di luar negeri dengan gunung es, danau jernih dan pohon warna-warni, memang sangat memikat, no debat. Wajar kalau akhirnya keluarga kecil ini menjadinya sebagai tujuan pelesiran.

(RIAUPOS.CO)   – Ia adalah Claudia. Wanita yang punya usaha kuliner ini, hobi pelesiran ke berbagai desa yang ada di luar negeri bersama anak dan suaminya. So far, Claudia udah menginjakkan kakinya di Santa Magdalena dan Cinque Terre di Italia, Interlaken di Swiss, Colmar di Perancis serta Cappadocia di Turki. Ia juga pernah mengunjungi Malaysia, Singapura, Thailand, Hongkong, Macau, Rusia, Amerika, Australia, Canada dan Yunani juga lho! Benar-benar traveler sejati!

Baca Juga:  Puding Memikat, Ramah bagi Pejuang Diet Sehat

Menurut Claudia, desa di luar negeri punya keunikan dibanding desa di Indonesia. ‘’Saya dan suami lebih suka pemandangan alam dibanding pemandangan kota. Desa-desa di luar negeri yang saya kunjungi biasanya yang ada gunung-gunung esnya. Kenapa? Karena itu gak ada di Indonesia. Pemandangan, suasananya, bentuk rumah-rumah di pedesaan luar negeri juga bagus dan unik. Sangat berbeda dengan di Indonesia,’’ ceritanya yang sudah menjadi traveler sejak menikah, tahun 2007 lalu ini.

Mengunjungi pedesaan luar negeri, menurutnya perlu effort yang lebih ketimbang mengunjungi daerah perkotaannya. Karena, sarana transportasi di pedesaan gak sebanyak di perkotaan. Jadi, demi kelancaran perjalanan, ia harus menyewa mobil dan menyetir sendiri. ‘’Pilihan tempat makan juga terbatas. Mau gak mau, harus makan local food,’’ ungkapnya. Belum lagi kendala bahasa. Di beberapa desa, penduduk lokalnya gak bisa bahasa Inggris. ‘’Jadi, kita ngomong pake bahasa tubuh dan nunjukin gambar. Itu kejadiannya waktu ke Jiuzhaigou, Cina. Tapi, semua tantangan itu justru bikin perjalanan lebih berkesan,’’ kenangnya.

Baca Juga:  Saat Terdesak 4 Zodiak Ini Pandai Mencari Alasan

Sayangnya, hobi vakansi ke luar negeri ini sudah setahun belakangan gak bisa ia lakukan. Karena pandemi Covid-19. Padahal, tahun lalu Claudia udah rancain perjalanan ke New Zealand. Tapi, terpaksa dibatalkan. Semoga pandemi cepat berlalu ya. Biar kita semua bisa segara traveling ke berbagai tempat yang indah.***

Laporan: SITI AZURA
Foto: KOLEKSI PRIBADI

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari