DUMAI (RIAUPOS.CO) — PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai subholding gas yang mengelola dan mengoperasikan gas bumi, mulai dari midstream, down stream sampai ke konsumen akhir, terus fokus untuk mengembangkan infrastruktur gas bumi seluruh wilayah di Indonesia.
Saat ini, PGN sedang menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur baru untuk memperluas penggunaan gas bumi untuk mendorong sentra-sentra ekonomi baru di seluruh wilayah di Indonesia, di antaranya, PGN sedang menyelesaikan proyek Duri-Dumai tahap II sepanjang 67 km .
Diharapkan kehadiran jaringan pipa gas berukuran 24 inci ini akan dapat menyalurkan gas untuk memenuhi keperluan Refinery Unit (RU II) Dumai dan rencana pengembangan pipa distribusi Dumai sepanjang 56 km untuk melayani kebutuhan industri, komersial dan rumah tangga di wilayah Dumai, Pekanbaru dan sekitarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di Jawa Tengah, PGN sedang membangun proyek pipa gas Gresik-Semarang sejauh 267 km yang akan mengalirkan gas dari blok migas Jambaran Tiung Biru. Selain mengalirkan gas, ke PLTGU Tambak Lorok milik PLN, kehadiran jaringan pipa gas berukuran 28 inchi ini juga akan dapat menyalurkan gas untuk industri di wilayah Jawa Tengah.
Selanjutnya, PGN akan membangun pipa distribusi jalur Semarang-Kendal-Ungaran sepanjang 96 km dengan pipa berukuran 4”-16” sampai tahun 2021 mendatang untuk memenuhi pemanfaatan kebutuhan energi baik gas bumi.
"Jaringan pipa gas ini akan menjamin wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan. Infrastruktur ini juga dapat mendukung berkembangnya sentra industri baru di Jawa tengah sejalan dengan pembangunan tol Trans Jawa," ungkap Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama di Jakarta, Selasa (27/8).
Rachmat juga menyatakan ke depan koneksi infrastruktur gas bumi trans Jawa diharapkan akan tersambung sampai Jawa Barat dan Sumatera sehingga akan meningkatkan keandalan pasokan serta perluasan pasar gas bumi untuk utilisasi gas bumi domestik.
Sementara di Jawa Timur, saat ini PGN tengah membangun fasilitas LNG Terminal dengan kapasitas 40 BBTUD untuk meningkatkan realibility dan sustainability pasokan gas bumi yang mengalami kendala karena kondisi sumur gas yang ada. Hal ini untuk mengakomodir keperluan kelistrikan, industri dan retail di Jawa Timur yang meningkat.(adv)
Laporan: Hasanal Bulkiah