SIAK (RIAUPOS.CO) — Pekatnya kabut asap di wilayah Kecamatan Mempura, membuat atlet Tour de Siak (TdSi) yang sudah sampai di kilometer 20 Mempura, berjumlah 55 harus berbalik ke garis finish di Kota Siak. Demikian dikatakan Race Director TdSi sekaigus Wasekjen PB ISSI Sondi Sampurno.
Menurutnya, Etape Siak-Dayun-km 11-Koto Gasib-Siak yang harus ditempuh sejauh 80 kilometer akhirnya dibatalkan karena pekatnya kabut asap. Saat start dilakukan, kabut asap di Kota Siak tidak terlalu pekat, namun semakin pekat saat atlet sampai di km 11, Tambak Rejo, Mempura.
Atas kondisi itu makanya dikibarkan bendera merah, bersamaan dengan kembalinya atlet ke Kota Siak. Ini hal yang biasa terjadi dalam perlombaan, kondisi alam berupa cuaca ekstrem,petir, banjir dan kabut asap. Ditambahkannya, sejak etape awal yakni pada Kamis dan Jumat, semua atlet tidak ada masalah dengan jerebu.
Semua semangat untuk menuntaskan sampai etape keempat. “Karena ini batal, maka etape tiga ini tidak dihitung. Hasil perolehan etape satu dan dua tidak terpengaruh dan tetap ada juara dan kondisi ini kita akan melapor ke UCI,” ungkapnya.
Besok (hari ini, red) dijadwalkan akan tetap dilaksanakan etape keempat. Namun tetap dirapatkan dulu. Salah satunya membicatakan pengurangan jarak, menunda jika para atlet menyatakan tidak kuat dengan kondisi asap. “Jika etape keempat harus dibatalkan juga keesokan harinya, maka pengumuman pemenang disesuaikan dengan perolehan pada etape pertama dan kedua,” jelasnya.
Sementara Ketua Panitia TdSi yang juga Kadis Pariwisata Siak Fauzi Asni mengatakan, berkaca pada etape satu dan dua, cuaca sangat bersahabat dan sangat memungkinkan untuk dilakukan pagi pada etape ketiga ini. ‘’Dalam rapat pagi disepakati, awalnya pukul 07.00-08.00 WIB, cuaca baik baik saja, namun pukul 09.00 WIB, saat atlet sampai di km 11, asap semakin pekat karena kiriman dari kabupaten tetangga,” ungkap Fauzi Asni.
‘’Kami panitia sangat mendukung dibatalkan dan yang terpenting bagi kami adalah kesehatan dan keselamatan pembalap. Panitia sifatnya merencanakan, ketika alam yang lebih kuasa dan panitia tidak bisa sesalkan. Semuanya pasti ada hikmah dan kita tidak menghitung untung dan rugi,” tambahnya.(mng/wik)