BULAN yang dianggap madrasah adalah bulan puasa. Pasalnya, pada bulan ini semua individu umat Islam akan menjalani puasa. Puasa mendidik umat Islam menjadi insan yang bertakwa. Mendidik dalam hal bersakit-sakit selama puasa, tidak makan dan minum dan larangan lainnya. Sehingga umat Islam merasakan lapar, sebagaimana dirasakan orang miskin yang kadang makan kadang tidak. Mereka tidak mampu membeli beras dan lauk pauk setiap harinya.
Saat Ramadan, orang kaya yang punya banyak harta tidak dibolehkan makan dan minum dan berhubungan suami istri di siang hari (di saat puasa). Artinya walau pun mereka memiliki banyak harta, ada masanya mereka menahan diri dari makan dan minum. Ini adalah aturan dalam ajaran Islam. Jadi tidak selamanya harta yang kita miliki boleh dimakan dan diminum, ada waktunya bulan untuk berpuasa, yakni Ramadan.
Ramadan mengajarkan kita untuk bisa menahan diri, dari nafsu makan dan minum juga berhungan suami istri di siang hari. Menahan diri dari makan dan minum merupakan perjuangan yang berat. Allah mengajarkan umat Islam agar memiliki kekuatan untuk menahan diri, sehingga umat Islam menjadi umat yang sabar dalam menjalani kehidupan ini.
Sabar tidak bisa diajarkan dengan kata-kata, tetapi bisa diajarkan dengan contoh dan perilaku. Makanya melalui puasa Ramadan ini semua umat Islam menjalani pendidikan sabar. Bukan dalam bentuk kata-kata atau khotbah, tetapi langsung mempraktikkannya.
Ramadan disebut dengan bulan pendidikan, sebab pada bulan ini diajarkan kesabaran, dianjurkan untuk bersedekah, membaca Alquran dan lainnya. Bulan yang memaksa umat Islam untuk belajar sabar melalui pendidikan mahan makan dan minum juga berhubungan suami istri.
Siapa pun bisa sembunyi-sembunyi makan dan minum, tetapi Allah menguji setiap umat Islam untuk belajar jujur. Jujur pada diri sendiri itu penting. Dalam pendidikan mendidik anak untuk jujur itu sangat sulit, makanya pada bulan Ramadan ini semua umat Islam belajar jujur tanpa harus diajarkan dengan kata-kata, tetapi langsung mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga puasa Ramadan ini memberikan dampak yang baik dalam diri kita masing-masing. Membentuk diri yang sabar, rajin bekerja, disiplin, jujur, dan menumbuhkan rasa tenggang rasa pada umat Islam yang belum beruntung dalam hal ekonomi. Puasa ini juga meningkat ketakwaan kita. Aamiin.***
oleh
Hj ROSNANIAR Mantan Anggota DPR RI