MADRID (RIAUPOS.CO) – Real Madrid harus mengakui keunggulan Barcelona dalam El Clasico. Pelatih Los Blancos Carlo Ancelotti menegaskan bahwa dirinya bertanggung jawab penuh atas hasil buruk tersebut. Yang menarik, dalam pertandingan itu Ancelotti memakai formasi aneh, 4-2-4, tanpa penyerang murni.
Real Madrid menerima kunjungan Barcelona pada lanjutan La Liga, Senin (21/3/2022) dini hari WIB. Bermain di Santiago Bernabeu, Los Blancos takluk dengan skor telak 0-4.
Pierre-Emercik Aubameyang menjadi bintang kemenangan Barcelona dengan mencetak dua gol. Sementara dua gol sisanya disumbangkan oleh Ronald Araujo dan Ferran Torres.
Kekalahan ini tidak mengubah posisi Real Madrid di puncak klasemen La Liga. Mereka mengumpulkan 66 poin dari 29 laga dan unggul sembilan poin dari Sevilla di posisi kedua. Madrid juga masih unggul 12 poin dari Barcelona dan Atletico Madrid yang berada di posisi ketiga dan keempat.
Ancelotti menegaskan bahwa dia menjadi sosok yang paling bertanggung jawab atas kekalahan timnya dari Barcelona. Ancelotti juga mengakui bahwa strategi yang dijalankannya tidak berjalan seperti yang dia rencanakan.
"Saya minta maaf kepada para penggemar tetapi kami harus menatap ke depan," ujar Ancelotti seperti dikutip Marca.
"Kami mencoba menekan lebih jauh di lapangan dan tidak bekerja dengan baik. Ini salah saya."
Ancelotti juga sulit menerima kekalahan dari Barcelona ini. Meski begitu, pelatih asal Italia tersebut menyerukan timnya untuk tetap tenang.
"Ini berat karena kalah dalam El Clasico dan kalah melawan Barcelona menyakitkan. Tetapi kami harus tetap tenang, memulihkan para pemain yang cedera," lanjutnya.
Dalam pertandingan tersebut, banyak penggemar sepakbola yang heran dengan formasi 4-2-4 yang dimainkan Ancelotti. Formasi itu menempatkan Luka Modric sebagai fals nine, posisi penyerang yang ditempati oleh pemain bukan penyerang murni. Komposisi itu juga seolah Madrid "tak ingin menang" di kandang sendiri.
Tiga pemain lain di formasi empat di depan itu adalah Vinicius Jr, Fede Valverde, dan Rodrygo. Di belakang mereka, Toni Kroos dan Casemiro menjadi gelandang bertahan.
Komposisi tersebut terlihat kedodoran, baik saat bertahan maupun menyerang. Saat bertahan, tak cukup kuat Casemiro dan Kroos membantu pertahanan Madrid yang dijaga David Alaba dan Eder Militao. Akibatnya, para pemain Barcelona merajalela dan mudah menembus kotak penalti.
Begitu juga saat menyerang, Madrid kebingungan karena tak ada targetman di depan. Modric sejatinya seorang kreator, bukan finishing. Ini berbeda dengan Karim Benzema yang meskipun suka "berkelana" di tengah, tetapi di saat yang tepat dia ada di kotak penalti.
Absennya Benzema karena cedera membuat Ancelotti tak percaya dengan penyerang-penyerang lainnya yang diparkirnya. Padahal Madrid masih punya dua penyerang murni, Luka Jovic dan Mariano Diaz.
Dalam skuad itu juga masih ada gelandang menyerang seperti Isco, Eden Hazard, Gareth Bale, dan Marco Asensio, atau Dani Ceballos. Tapi mereka tak diberi kepercayaan.
"Kami menyesal, tetapi kami tak bisa membuat drama. Segalanya berjalan kurang bagus dan saya harus mengatakan kepada para pemain bahwa ini salah saya," ujar Ancelotti.
Sumber: Marca/BT Sports/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun