BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar menginginkan kontribusi lebih besar, seluruh perusahaan perkebunan dan perusahaan swasta lainnya dalam penanganan kebakaran di Kabupaten Kampar.
Kontribusi ini berkaitan dengan saranan dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Apalagi Kabupaten Kampar menjadi salah satu wilayah yang paling rawan kebakaran dan banyak perusahaan bidang perkebunan yang beroperasi.
‘’Kami mengusulan kepada Gubernur Riau agar menyuruti seluruh perusahaan yang ada agar dapat memberikan hibah kepada kita. Seperti pompa air, misalnya. Ini kan merupakan alat utama dan sangat penting apabila ada bencana kebakaran. Dengan adanya peralatan itu kita bisa dengan cepat bertindak, karena itu kebutuhan utama dalam pengendalaian Karhutla,’’ sebut Yusri saat rapa koordinasi (rakor) bersama Gubernur Riau Syamsuar pada, Senin (8/3).
Pada Rakor yang digelar secara virtual tersebut, Yusri berharap swasta memberikan hibah yang saat ini sangat dibutuhkan dalam penanggulangan kebakaran. Pada rapat yang juga dihadir Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution tersebut, Yusri berharap Gubernur Riau dapat mengetuk pintu hati perusahaan yang beroperasi di Riau untuk mengeluarkan hibah alat pemadam kebakaran tersebut.
Pada kesempatan itu juga Yusri meminta seluruh elemen masyarakat untuk selalu siaga saat musim kemarau tiba. Kewajiba pencegahan karlahut ini menurut Yusri seharusnya kewajiban seluruh pihak. Termasuk pihak perusahaan.
‘’Jadi kami harapkan seperti pihak perusahaan, kawasan di sekitar perusahaan juga diberi perhatian, tidak hanya di perkebunan saja. Kita semua sama-sama punya tanggung jawab, jadi bukan hanya mengandalkan BPBD saja. Namun kita semua harus ikut andil dalam pencegahan perluasan kebakaran di daerah kita,’’ ungkap Yusri. Sebagai kawasan rawan kebakaran, awal 2021 sudah ada lahan seluas 10 hektare yang terbakar. Kendati kebakaran tersebut dapat dikendalikan dengan cepat.(end)
, namun apalagi seluruh pihak tanggap, maka luas lahan yang terbakar itu bisa diminimalisir. Bahkan bisa dicegah. Maka dirinya berharap seluruh pihak secara sadar, terutama masyarakat dan pemilik kebuh dan lahan, agar selalu siaga. Dengan begitu, pencegahan karlahut akan lebih efektif.(end)
BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar menginginkan kontribusi lebih besar, seluruh perusahaan perkebunan dan perusahaan swasta lainnya dalam penanganan kebakaran di Kabupaten Kampar.
Kontribusi ini berkaitan dengan saranan dan prasarana pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Apalagi Kabupaten Kampar menjadi salah satu wilayah yang paling rawan kebakaran dan banyak perusahaan bidang perkebunan yang beroperasi.
- Advertisement -
‘’Kami mengusulan kepada Gubernur Riau agar menyuruti seluruh perusahaan yang ada agar dapat memberikan hibah kepada kita. Seperti pompa air, misalnya. Ini kan merupakan alat utama dan sangat penting apabila ada bencana kebakaran. Dengan adanya peralatan itu kita bisa dengan cepat bertindak, karena itu kebutuhan utama dalam pengendalaian Karhutla,’’ sebut Yusri saat rapa koordinasi (rakor) bersama Gubernur Riau Syamsuar pada, Senin (8/3).
Pada Rakor yang digelar secara virtual tersebut, Yusri berharap swasta memberikan hibah yang saat ini sangat dibutuhkan dalam penanggulangan kebakaran. Pada rapat yang juga dihadir Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution tersebut, Yusri berharap Gubernur Riau dapat mengetuk pintu hati perusahaan yang beroperasi di Riau untuk mengeluarkan hibah alat pemadam kebakaran tersebut.
- Advertisement -
Pada kesempatan itu juga Yusri meminta seluruh elemen masyarakat untuk selalu siaga saat musim kemarau tiba. Kewajiba pencegahan karlahut ini menurut Yusri seharusnya kewajiban seluruh pihak. Termasuk pihak perusahaan.
‘’Jadi kami harapkan seperti pihak perusahaan, kawasan di sekitar perusahaan juga diberi perhatian, tidak hanya di perkebunan saja. Kita semua sama-sama punya tanggung jawab, jadi bukan hanya mengandalkan BPBD saja. Namun kita semua harus ikut andil dalam pencegahan perluasan kebakaran di daerah kita,’’ ungkap Yusri. Sebagai kawasan rawan kebakaran, awal 2021 sudah ada lahan seluas 10 hektare yang terbakar. Kendati kebakaran tersebut dapat dikendalikan dengan cepat.(end)
, namun apalagi seluruh pihak tanggap, maka luas lahan yang terbakar itu bisa diminimalisir. Bahkan bisa dicegah. Maka dirinya berharap seluruh pihak secara sadar, terutama masyarakat dan pemilik kebuh dan lahan, agar selalu siaga. Dengan begitu, pencegahan karlahut akan lebih efektif.(end)