PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tren investasi di kalangan generasi milenial Indonesia terus membaik, bahkan ada tren peningkatan. Data yang dhimpun dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor dalam kategori usia 18-25 tahun meningkat hingga 120,6 persen sepanjang tahun 2016 hingga 2018.
Tidak hanya memilih instrumen investasi tradisional seperti saham, obligasi, dan reksa dana, generasi milenial juga mulai menginvestasikan dana dalam bentuk mata uang kripto (cryptocurrency). Sejak popularitasnya yang melambung pada tahun 2015, Bitcoin dikenal sebagai aset digital pertama yang menjadi pionir ekosistem cryptocurrency.
Bitcoin adalah mata uang kripto yang tidak dikelola oleh bank atau agensi. Namun, semua transaksi Bitcoin tercatat dalam blockchain yang bersifat publik. Transaksi cryptocurrency diperjualbelikan dengan menggunakan akses ‘kunci’ yang bertindak selayaknya dompet.
Terkait dengan potensi investasi Bitcoin di kalangan milenial, Alex Strzesniewski, COO dari CoinDeal menilai secara historis, dua Bitcoin Halvings yang terakhir telah menghasilkan kenaikan harga yang signifikan. Berkaca dari hal tersebut, Bitcoin dinilai memiliki prospek bagus investasi para milenial.
“Menilai dari kinerja sebelumnya, menurut saya adanya penurunan block reward pada bulan Mei mendatang akan menyebabkan kenaikan harga Bitcoin yang cukup drastis,” katanya dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com, Kamis (5/3).
Berdasarkan analisis harga oleh perusahaan riset Wall Street, Fundstrat Global Advisors, diprediksi harga Bitcoin akan mencapai kenaikan tinggi pada bulan Juli atau Agustus 2020.
“Di CoinDeal, kami berkomitmen untuk menjamin keamanan transaksi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip berinvestasi yang baik,” tandas Alex.
Untuk diketahui, nilai dari Bitcoin terus meningkat dengan cepat, bahkan mencapai puncak tertinggi pada akhir tahun 2017, dimana valuasinya mencapai Rp 275 juta (USD 20.000) untuk 1 Bitcoin. Dalam 10 tahun terakhir, keuntungan dari investasi Bitcoin juga dikatakan mengungguli bentuk investasi lain, seperti saham dan obligasi.
Kini, perdagangan cryptocurrency juga telah disertai dengan pengawasan dan kontrol regulasi oleh institusi keuangan dan badan pemerintah. Regulasi ketat ini ikut mendukung sisi keamanan dalam berinvestasi pada mata uang kripto.
Bagi generasi muda Indonesia yang ingin melakukan investasi di Bitcoin, perlu dicatat bahwa Bitcoin merupakan aset dengan kategori risiko tinggi (high risk). Pasar perdagangan cryptocurrency masih fluktuatif. Paul Veradittakit, seorang partner di perusahaan investasi Bitcoin, Pantera Capital menyarankan para investor untuk mendiversifikasikan cryptocurrency mereka dan tidak menginvestasikan semua aset ke dalam satu tempat.
Diversifikasi aset semakin mudah dilakukan, terutama karena platform perdagangan cryptocurrency seperti CoinDeal menawarkan banyak pilihan crypto-pairs atau pasangan kripto. Para investor yang tertarik untuk membeli cryptocurrency populer seperti Ethereum, Bitcoin, Litecoin, dapat melakukannya dalam satu tempat, dengan berbagai pilihan dari mata uang fiat seperti Euro, USD, dan Poundsterling.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman