Kejahatan Hipnotis Harus Jadi Perhatian Serius

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kejahatan hipnotis mulai marak terjadi di Kota Pekanbaru. Para pelaku akhir-akhir ini kerap menyasar para pelajar. Pelaku mengincar barang-barang berharga korban terutama ponsel.

Kasus kejahatan ini menjadi perhatian serius. Kriminolog Univeristas Islam Riau (UIR) Assoc Prof Dr Kasmanto Rinaldi SH MSi menekankan penting semua pihak memperhatikan masalah ini. Apalagi kejadian hipnotis kerap terjadi di tengah kota.

- Advertisement -

Dalam perspektif krimonologi, sebut Kasmanto, bahwa dimanapun dan kapanpun akan normal jika terjadi kejahatan. Dari aspek pelaku dan korban siapapun bisa menjadi pelaku maupun korban. Secara sederhana tidak akan ada orang yang mustahil menjadi pelaku dan tidak mungkin menjadi korban.

Maka selain tindakan dari penegak hukum diperlukan berbagai langkah antisipatif juga harus dilakukan. Terutama langkah-langkah untuk menghindari hipnotis itu sendiri.

- Advertisement -

’’Aksi kejahatan hipnotis bisa dihindari, yakni dengan menghindari berinteraksi dengan orang yang belum kenal dan juga berada ditempat tertentu dalam keadaan sendiri. Usahakan senantiasa berada dalam lingkup keramaian dan berteman,’’ ujar Kasmanto memberi tips.

Berkaitan dengan sasaran kejahatan para pelajar yang menarget ponsel korban, menurut Kasmanto, ini perlu menjadi perhatian bersama. Baik dari orang tua maupun pihak sekolah.

’’Urgensi ponsel memang ada terkait komunikasi murid dengan orang tua atau yang menjemputnya kesekolah, namun keselamatan jiwa si anak diatas segalanya. Maka perlu dicarikan alternatif solusi agar komunikasi pihak sekolah, murid dan orang terap terjaga dengan baik,’’ ugkap dosen Pasca-Sarjana UIR ini.

Barang berharga seperti ponsel yang berada di bawah penguasaan anak di bawah umur, yang digolongkan inferior, menjadi pemantik utama kejahatan. Tidak hanya hipnotis.

’’Terjadinya suatu peristiwa kejahatan tidak luput dari motivasi pelakunya, adanya sasaran yang menarik serta pengawasan yang terkadang lemah,’’ ungkap Kasmanto.

Untuk itu, baik orang tua, guru, sekolah maupun aparat penegak hukum harus mampu memberikan rasa aman bagi warga kota. Terutama mereka yang masuk golongan lemah seperti para pelajar.

Seperti diberitakan sebelumnya warga Jalan Tengku Bey Said Mufti melaporkan kasus hipnotis yang menimpa anaknya pada Selasa (3/9) malam. Kejadian itu terjadi pada sore hari yang sama.

Kasus hipnotis ini bermula ketika anak pelapor yang bersekolah di SMKN 2 Kota Pekanbaru pulang dari sekolah. Saat sedang berada di Jalan Kopan, dekat sekolah tersebut, didatangi seorang wanita tidak dikenal.

Awalnya wanita menanyakan jam berapa dan minta anak pelapor menunjukkan jam di ponselnya. Lalu pelaku meminta tolong menjemput sesuatu hingga korban menurut hingga jalan samping Tamat Kota dekat Hotel Aryaduta.

Pelaku kemudian memperdaya korban dengan membawa kabur ponsel pintar milik anak tersebut, sekitar pukul 16.20 WIB sore hari itu.

Said Mufti menyebutkan, modusnya perempuan itu meminjam ponsel anaknya untuk menghubungi kenalannya, hingga membuat ponsel berpindah tangan.

’’Anak saya ini awalnya ragu-ragu, tapi karena melihat serius minta tolong, anak saya memberikan handphone-nya. Kemudian ia menyuruh mengambil barang di sebuah mobil. Begitu sadar perempuan itu malah kabur,” terang Said.

Dijelaskan Said, pelaku sengaja membawa korban menjauh dari sekolah sebelum menggasak barang berharga korbannya. Anaknya merasa dihipnotis karena dirinya merasa linglung saat pelaku memberikan kunci sepeda motor tiruan saat menyuruhnya menuju mobil yang dimaksud.

’’Saat menuju mobil, anak saya tersadar, dia langsung berbalik, tapi pelaku telah menghilang,’’ sebut Said.(yls)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kejahatan hipnotis mulai marak terjadi di Kota Pekanbaru. Para pelaku akhir-akhir ini kerap menyasar para pelajar. Pelaku mengincar barang-barang berharga korban terutama ponsel.

Kasus kejahatan ini menjadi perhatian serius. Kriminolog Univeristas Islam Riau (UIR) Assoc Prof Dr Kasmanto Rinaldi SH MSi menekankan penting semua pihak memperhatikan masalah ini. Apalagi kejadian hipnotis kerap terjadi di tengah kota.

Dalam perspektif krimonologi, sebut Kasmanto, bahwa dimanapun dan kapanpun akan normal jika terjadi kejahatan. Dari aspek pelaku dan korban siapapun bisa menjadi pelaku maupun korban. Secara sederhana tidak akan ada orang yang mustahil menjadi pelaku dan tidak mungkin menjadi korban.

Maka selain tindakan dari penegak hukum diperlukan berbagai langkah antisipatif juga harus dilakukan. Terutama langkah-langkah untuk menghindari hipnotis itu sendiri.

’’Aksi kejahatan hipnotis bisa dihindari, yakni dengan menghindari berinteraksi dengan orang yang belum kenal dan juga berada ditempat tertentu dalam keadaan sendiri. Usahakan senantiasa berada dalam lingkup keramaian dan berteman,’’ ujar Kasmanto memberi tips.

Berkaitan dengan sasaran kejahatan para pelajar yang menarget ponsel korban, menurut Kasmanto, ini perlu menjadi perhatian bersama. Baik dari orang tua maupun pihak sekolah.

’’Urgensi ponsel memang ada terkait komunikasi murid dengan orang tua atau yang menjemputnya kesekolah, namun keselamatan jiwa si anak diatas segalanya. Maka perlu dicarikan alternatif solusi agar komunikasi pihak sekolah, murid dan orang terap terjaga dengan baik,’’ ugkap dosen Pasca-Sarjana UIR ini.

Barang berharga seperti ponsel yang berada di bawah penguasaan anak di bawah umur, yang digolongkan inferior, menjadi pemantik utama kejahatan. Tidak hanya hipnotis.

’’Terjadinya suatu peristiwa kejahatan tidak luput dari motivasi pelakunya, adanya sasaran yang menarik serta pengawasan yang terkadang lemah,’’ ungkap Kasmanto.

Untuk itu, baik orang tua, guru, sekolah maupun aparat penegak hukum harus mampu memberikan rasa aman bagi warga kota. Terutama mereka yang masuk golongan lemah seperti para pelajar.

Seperti diberitakan sebelumnya warga Jalan Tengku Bey Said Mufti melaporkan kasus hipnotis yang menimpa anaknya pada Selasa (3/9) malam. Kejadian itu terjadi pada sore hari yang sama.

Kasus hipnotis ini bermula ketika anak pelapor yang bersekolah di SMKN 2 Kota Pekanbaru pulang dari sekolah. Saat sedang berada di Jalan Kopan, dekat sekolah tersebut, didatangi seorang wanita tidak dikenal.

Awalnya wanita menanyakan jam berapa dan minta anak pelapor menunjukkan jam di ponselnya. Lalu pelaku meminta tolong menjemput sesuatu hingga korban menurut hingga jalan samping Tamat Kota dekat Hotel Aryaduta.

Pelaku kemudian memperdaya korban dengan membawa kabur ponsel pintar milik anak tersebut, sekitar pukul 16.20 WIB sore hari itu.

Said Mufti menyebutkan, modusnya perempuan itu meminjam ponsel anaknya untuk menghubungi kenalannya, hingga membuat ponsel berpindah tangan.

’’Anak saya ini awalnya ragu-ragu, tapi karena melihat serius minta tolong, anak saya memberikan handphone-nya. Kemudian ia menyuruh mengambil barang di sebuah mobil. Begitu sadar perempuan itu malah kabur,” terang Said.

Dijelaskan Said, pelaku sengaja membawa korban menjauh dari sekolah sebelum menggasak barang berharga korbannya. Anaknya merasa dihipnotis karena dirinya merasa linglung saat pelaku memberikan kunci sepeda motor tiruan saat menyuruhnya menuju mobil yang dimaksud.

’’Saat menuju mobil, anak saya tersadar, dia langsung berbalik, tapi pelaku telah menghilang,’’ sebut Said.(yls)

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya