Jumat, 22 November 2024
spot_img

Sering Kena Rudal Nyasar, Iran Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Nagorno-Karabakh

TEHERAN (RIAUPOS.CO) – Tentara Garda Revolusi Iran mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan dengan Azerbaijan dan Armenia pada Ahad (25/10/2020). Iran merasa terancam setelah wilayahnya berulang kali terkena rudal nyasar dari pertempuran Nagorno-Karabakh.

"Satu unit pasukan darat (The Guards, red) telah dikirim dan ditempatkan di wilayah tersebut," kata Komandan Garda Revolusi Iran, Brigjen Mohammad Pakpour, dikutip dari kantor berita IRNA, Senin (26/10/2020).

Brigjen Pakpour menjelaskan misi pasukan tersebut adalah melindungi kepentingan nasional serta menjaga perdamaian dan keamanan.

Dia menegaskan Iran menghormati integritas teritorial negara tetangganya, akan tetapi setiap pergeseran dalam geopolitik perbatasan dianggap sebagai ancaman serius oleh Republik Islam Iran.

Brigjen Pakpour telah mengunjungi daerah perbatasan Khoda Afarin pada Sabtu (24/10/2020). Wilayah di provinsi timur Iran berbatasan dengan wilayah Azerbaijan dan Nagorno-Karabakh.

Baca Juga:  Akademisi Minta Pembahasan RUU Cipta Kerja Harus dengan Kajian Ilmiah

Khoda Afrin dan desa-desa terdekat dilaporkan kerap terkena tembakan mortir nyasar selama perang Armenia-Azerbaijan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh sejak 27 September lalu.

Pada pekan pertama pertempuran, tembakan mortir berulang kali meleset dari sasaran kemudian melintasi perbatasan Iran menyebabkan anak berusia enam tahun terluka.

Pada 16 Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Iran pernah mengeluarkan pernyataan tegas merespons insiden tersebut. Iran tidak akan tinggal diam jika insiden serupa terus terulang.

"Jika ada serangan seperti itu terulang, Republik Islam Iran tidak akan tinggal diam," kata Jubir Kemlu Iran, Saeed Khatibzadeh.

Selain Azerbaijan, wilayah Iran di barat laut juga berbatasan langsung dengan Armenia, seteru Azerbaijan dalam perebutan wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca Juga:  Kasus Baru Covid-19 di Rohil Alami Penurunan Drastis

Perang terbaru dua negara pecahan Uni Soviet telah menewaskan lebih dari 500 orang baik warga sipil maupun tentara serta menghancurkan kota-kota penting di Nagorno-Karabakh.

Dua gencatan senjata yang diinisiasi oleh Rusia dan Prancis pada pekan lalu faktanya gagal meredam perang Armenia dan Azerbaijan. Bunyi ledakan serta rentetan senjata otomatis masih sering terdengar di wilayah sengketa.

Konflik Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak tahun 1990-an, wilayah tersebut diakui secara internasional milik Azerbaijan akan tetapi dalam pemerintahannya dikuasai oleh separatis Armenia.

Sumber: IRNA/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

TEHERAN (RIAUPOS.CO) – Tentara Garda Revolusi Iran mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan dengan Azerbaijan dan Armenia pada Ahad (25/10/2020). Iran merasa terancam setelah wilayahnya berulang kali terkena rudal nyasar dari pertempuran Nagorno-Karabakh.

"Satu unit pasukan darat (The Guards, red) telah dikirim dan ditempatkan di wilayah tersebut," kata Komandan Garda Revolusi Iran, Brigjen Mohammad Pakpour, dikutip dari kantor berita IRNA, Senin (26/10/2020).

- Advertisement -

Brigjen Pakpour menjelaskan misi pasukan tersebut adalah melindungi kepentingan nasional serta menjaga perdamaian dan keamanan.

Dia menegaskan Iran menghormati integritas teritorial negara tetangganya, akan tetapi setiap pergeseran dalam geopolitik perbatasan dianggap sebagai ancaman serius oleh Republik Islam Iran.

- Advertisement -

Brigjen Pakpour telah mengunjungi daerah perbatasan Khoda Afarin pada Sabtu (24/10/2020). Wilayah di provinsi timur Iran berbatasan dengan wilayah Azerbaijan dan Nagorno-Karabakh.

Baca Juga:  Kasus Baru Covid-19 di Rohil Alami Penurunan Drastis

Khoda Afrin dan desa-desa terdekat dilaporkan kerap terkena tembakan mortir nyasar selama perang Armenia-Azerbaijan memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh sejak 27 September lalu.

Pada pekan pertama pertempuran, tembakan mortir berulang kali meleset dari sasaran kemudian melintasi perbatasan Iran menyebabkan anak berusia enam tahun terluka.

Pada 16 Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Iran pernah mengeluarkan pernyataan tegas merespons insiden tersebut. Iran tidak akan tinggal diam jika insiden serupa terus terulang.

"Jika ada serangan seperti itu terulang, Republik Islam Iran tidak akan tinggal diam," kata Jubir Kemlu Iran, Saeed Khatibzadeh.

Selain Azerbaijan, wilayah Iran di barat laut juga berbatasan langsung dengan Armenia, seteru Azerbaijan dalam perebutan wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca Juga:  Alergi

Perang terbaru dua negara pecahan Uni Soviet telah menewaskan lebih dari 500 orang baik warga sipil maupun tentara serta menghancurkan kota-kota penting di Nagorno-Karabakh.

Dua gencatan senjata yang diinisiasi oleh Rusia dan Prancis pada pekan lalu faktanya gagal meredam perang Armenia dan Azerbaijan. Bunyi ledakan serta rentetan senjata otomatis masih sering terdengar di wilayah sengketa.

Konflik Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak tahun 1990-an, wilayah tersebut diakui secara internasional milik Azerbaijan akan tetapi dalam pemerintahannya dikuasai oleh separatis Armenia.

Sumber: IRNA/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari