PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat Riau mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 103,67 pada Agustus 2020. Sementara itu, untuk inflasi tahun kalender (Agustus 2020-Desember 2019) Riau sebesar 0,97 persen, dan inflasi year on year (Agustus 2020 terhadap Agustus 2019) sebesar 0,80 persen.
"Dari tiga kota IHK di Provinsi Riau, satu kota mengalami inflasi yakni Pekanbaru sebesar 0,08 persen dan dua kota lainnya mengalami deflasi yakni Kota Dumai sebesar -0,05 persen, kemudian Tembilahan sebesar -0,01 persen," ujar Kepala BPS Riau Misfaruddin, Rabu (2/9).
Dikatakan Misfaruddin, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya delapan indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,51 persen, diikuti kelompok pendidikan sebesar 0,48 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen.
"Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya masing-masing sebesar 0,07 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran masing-masing sebesar 0,02 persen," ujar Misfaruddin.
Lebih lanjut, Misfaruddin mengungkapkan, untuk komoditas yang memberikan andil kenaikan harga pada Agustus 2020 adalah, emas perhiasan, minyak goreng, cabai merah, biaya sekolah dasar, dan beras. "Kemudian rokok putih, pisang, ikan asin teri, rokok kretek filter, ikan lele, obat gosok, pir, susu bubuk dan ban luar motor," ujarnya.
Di sisi lain dua kelompok mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar -0,44 persen serta kelompok transportasi sebesar -0,07 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga relatif stabil dibanding bulan sebelumnya.
"Adapun komoditas yang memberikan andil penurunan harga antara lain bawang merah, ayam hidup, daging ayam ras, tomat, jeruk, telur ayam ras, udang basah dan angkutan udara," ujarnya.
Misfaruddin menambahkan, dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 16 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,88 persen, diikuti oleh Kota Gunungsitoli sebesar 0,61 persen dan Kota Banda Aceh sebesar 0,44 persen.
Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Batam sebesar 0,02 persen.(anf)