PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Tidak hanya ingin sekadar memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai katarak, Dokter Muda Community Medical Education (COME) dari Universitas Riau mampu memberikan aksi nyata untuk program indera pemberantasan katarak di Riau, Senin (1/7).
“Minas menjadi daerah percontohan untuk pemberantasan katarak di Riau ini melalui penjaringan. Maka dari itu, kami yang ditugaskan selama enam minggu di sana diharuskan mencari pasien untuk operasi katarak,” kata Ketua Pelaksana dr Ilham Yasin Siregar dijumpai Riau Pos saat menemani pasien katarak asal minas di RS PBEC Pekanbaru.
Dikatakan pria yang kerap disapa Yasin, ini merupakan operasi lanjutan. Sebelumnya, pihaknya telah membawa 15 warga Minas yang terindikasi katarak. “Setelah pemeriksaan, ternyata yang layak operasi hanya lima orang. Hari ini diadakan pemeriksaan ulang didapatkan 15 orang. Hari ini operasinya,” ucapnya.
Pemberantasan katarak, lanjut Yasin, terdapat stigma bahwa katarak bisa diobati dengan cairan hingga obat-obatan. “Kami ingin mengedukasi masyarakat, bahwa obatnya itu cuma dioperasi,” sambungnya.
Penyebab kebutaan tertinggi di dunia ialah katarak, terlebih bagi usia lanjut. Ia berharap ke depan tidak hanya daerah Minas saja, tetapi daerah lainnya di Riau dapat dilakukan penyuluhan dan pengoperasian katarak bagi masyarakat.
“Kami tidak mau modal penyuluhan, tapi ingin ada hasilnya. Bekerja sama dengan RS, untuk pengoperasian dan transportasi masyarakat juga dibantu untuk pulang perginya,” sebutnya.
Secara umum, pasien katarak awalnya akan diperiksa terlebih dahulu gula darah, tensi hingga penglihatan sebelum operasi. “Jadi, sesudah operasi bisa tahu ada perubahan atau tidak. Usai operasi juga ada kontrol lagi. Bisa pakai BPJS juga,” tambahnya.
Hanif selaku Kepala Bagian Markom RS PBEC di Jalan Soekarno Hatta menuturkan pihaknya hanya sebagai suporting, terutama dalam hal penyediaan alat untuk pengoperasian katarak.
Disebutkannya, operasi katarak hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit saja. “Ini tergantung operatornya juga. Pasien katarak dioperasi langsung oleh dr Efhandi Lukman SpM. Semuanya gratis, dibebankan ke BPJS,” jelasnya.
Salah seorang pasien, Murtianis (58) yang dijumpai Riau Pos mengaku senang dengan diadakannya operasi katarak ini. Sebelumnya, ia mengira kaburnya penglihatan akibat faktor umur saja.
“Mikirnya karena sudah tua saja. Senang bisa dioperasi. Untuk urusan juga dibantu semua. Jadi, senanglah,” katanya.(*1)