PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menjadi pembicara dalam peluncuran dimulainya proyek Climate Resilience and Inclusive Cities (CRIC) untuk wilayah Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Ia menyampaikan bahasan tentang manajemen kualitas udara tingkat daerah.
Kegiatan ini diselenggarakan Uni Eropa (EU) berkolaborasi bersama Asosiasi Kota dan Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (United Cities and Local Governments Asia Pacifis/UCLG ASPAC) digelar di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (29/1) lalu. Dari peluncuran diharapkan dapat disusun strategi khusus bagi pemerintah daerah untuk membentuk kota yang berketahanan menghadapi perubahan iklim.
Peluncuran dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) Dr Ruanda Sugardiman, Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Dr Bernadia Irawati Tjandradewi, serta Hans Farnhammer mewakili HE Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
Firdaus mendorong upaya peningkatan kualitas lingkungan. Apalagi peningkatan kualitas lingkungan adalah tanggung jawab lintas sektor, organisasi pemerintah dan masyarakat. Semuanya punya peran dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan. "Kita mengajak semua pihak dalam meningkatkan kualitas lingkungan," sebutnya sambil mengatakan kualitas lingkungan yang baik berdampak positif bagi kesehatan.
Ada lima proyek kota inklusif ketahanan iklim. Tujuan CRIC itu untuk mengusulkan kerja sama jangka panjang dan unik, melalui kerja sama segitiga antara kota-kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Itu juga akan berkontribusi untuk pembangunan perkotaan terpadu yang berkelanjutan, pemerintahan yang bagus dan adaptasi iklim atau mitigasi.
Proyek tersebut juga berjalan dengan kemitraan jangka panjang, dan alat-alat seperti rencana aksi lokal yang berkelanjutan, alat-alat peringatan dini, kualitas udara dan pengelolaan limbah yang berkontribusi dengan panel ahli.(ali)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menjadi pembicara dalam peluncuran dimulainya proyek Climate Resilience and Inclusive Cities (CRIC) untuk wilayah Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Ia menyampaikan bahasan tentang manajemen kualitas udara tingkat daerah.
Kegiatan ini diselenggarakan Uni Eropa (EU) berkolaborasi bersama Asosiasi Kota dan Pemerintah Daerah se-Asia Pasifik (United Cities and Local Governments Asia Pacifis/UCLG ASPAC) digelar di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (29/1) lalu. Dari peluncuran diharapkan dapat disusun strategi khusus bagi pemerintah daerah untuk membentuk kota yang berketahanan menghadapi perubahan iklim.
- Advertisement -
Peluncuran dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) Dr Ruanda Sugardiman, Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Dr Bernadia Irawati Tjandradewi, serta Hans Farnhammer mewakili HE Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia.
Firdaus mendorong upaya peningkatan kualitas lingkungan. Apalagi peningkatan kualitas lingkungan adalah tanggung jawab lintas sektor, organisasi pemerintah dan masyarakat. Semuanya punya peran dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan. "Kita mengajak semua pihak dalam meningkatkan kualitas lingkungan," sebutnya sambil mengatakan kualitas lingkungan yang baik berdampak positif bagi kesehatan.
- Advertisement -
Ada lima proyek kota inklusif ketahanan iklim. Tujuan CRIC itu untuk mengusulkan kerja sama jangka panjang dan unik, melalui kerja sama segitiga antara kota-kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Itu juga akan berkontribusi untuk pembangunan perkotaan terpadu yang berkelanjutan, pemerintahan yang bagus dan adaptasi iklim atau mitigasi.
Proyek tersebut juga berjalan dengan kemitraan jangka panjang, dan alat-alat seperti rencana aksi lokal yang berkelanjutan, alat-alat peringatan dini, kualitas udara dan pengelolaan limbah yang berkontribusi dengan panel ahli.(ali)