PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harimau Sumatera yang diduga menyerang pekerja kebun akasia di Merawang, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, akhirnya berhasil ditangkap. Setelah lebih dari sepekan tak terdeteksi, satwa langka itu masuk ke dalam perangkap pada Senin (11/8) sore.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, menyampaikan bahwa seekor harimau remaja berhasil terperangkap sekitar pukul 16.00 WIB. Hewan tersebut diperkirakan berusia lima tahun dan ditangkap menggunakan umpan seekor kambing.
Usai tertangkap, harimau menjalani pemeriksaan awal di lokasi. Tim BBKSDA Riau mengambil sampel darah, feses, dan ludah untuk diuji di laboratorium. Supartono mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah harimau tersebut adalah pelaku penyerangan terhadap seorang pekerja kebun beberapa waktu lalu.
“Pemeriksaan ini untuk memastikan apakah ada DNA manusia pada tubuh atau kotoran harimau yang dapat menguatkan dugaan keterlibatan dalam insiden serangan,” ujarnya.
Harimau tersebut kini telah dievakuasi dari Pelalawan dan sementara waktu dititipkan di pusat penyelamatan satwa di Sumatera Barat, sambil menunggu hasil uji laboratorium.
Sebelumnya, pada Jumat (1/8), pekerja kebun akasia PT Theo Charles Ertilizer, Abdul Susanto (40), dilaporkan diserang harimau saat menyemprot gulma bersama dua rekannya. Abdul yang berada sekitar 10 meter dari rekan-rekannya tiba-tiba berteriak. Kedua temannya terkejut melihat Abdul bergumul dengan seekor harimau. Hewan buas itu akhirnya berhasil diusir, namun Abdul mengalami luka robek di kepala, pelipis, leher, serta patah tulang lengan kanan atas.
Keesokan harinya, BBKSDA Riau menurunkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) untuk melakukan analisis jejak dan memasang kamera jebak. Rekaman kamera pada Rabu (6/8) menunjukkan keberadaan harimau di sekitar lokasi, sehingga tim memasang boxtrap di jalur perlintasan hewan tersebut dengan umpan kambing.
Meski sempat hilang jejak hampir sepekan, pada Senin (11/8) pukul 16.00 WIB, harimau remaja itu akhirnya masuk perangkap. Setelah dilakukan pemeriksaan sampel, satwa tersebut dibawa ke Sumatera Barat untuk perawatan dan pengawasan.
Penangkapan ini menjadi kasus kedua oleh BBKSDA Riau akibat konflik harimau dengan manusia. Pada Maret lalu, seekor harimau juga tertangkap usai menyerang pekerja kebun di Kecamatan Pelalawan. Berbeda dengan kasus di Teluk Meranti, korban serangan kali ini selamat, sementara korban sebelumnya meninggal dunia.(end)