BATAM (RIAUPOS.CO) – Sejak awal Januari hingga 19 Juni 2025, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Batam tercatat sebanyak 288 kasus. Dari jumlah tersebut, satu warga, seorang pria berusia 52 tahun dari wilayah Belian, meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dirawat intensif.
“Per tanggal 19 Juni, satu pasien dinyatakan meninggal dunia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, dr Didi Kusmarjadi, Jumat (20/6). Meski ada korban jiwa, secara keseluruhan angka kasus DBD di Batam tahun ini menunjukkan penurunan besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sebagai perbandingan, sepanjang 2024 terdapat 871 kasus dengan enam kematian, sedangkan pada 2023 tercatat 392 kasus. “Kalau kita bandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama, penurunannya cukup signifikan. Ini menunjukkan bahwa upaya bersama antara masyarakat dan berbagai pihak mulai membuahkan hasil,” jelas dr Didi.
Tren penurunan ini juga terlihat dari angka incidence rate (IR) atau tingkat kejadian per 100 ribu penduduk. Di tahun 2025, IR DBD di Batam tercatat 21,46, jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 68,21.
Namun, dr Didi mengingatkan agar penurunan ini tidak membuat warga lengah. Apalagi, puncak musim hujan yang biasanya memicu lonjakan kasus masih di depan mata. “Kami mengajak masyarakat tetap waspada dan aktif melakukan langkah pencegahan,” imbaunya.
Langkah sederhana seperti 3M Plus masih jadi kunci utama. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, serta mencegah gigitan nyamuk.
Di lapangan, Dinas Kesehatan terus melakukan fogging di area yang ditemukan kasus, pemantauan jentik nyamuk bersama kader jumantik, serta penyuluhan kepada warga agar lebih peduli menjaga lingkungan.
“DBD bisa dicegah dengan kebiasaan kecil yang dilakukan rutin di rumah. Tapi jika ada tanda-tanda seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau bintik merah di kulit, segera periksa ke puskesmas atau klinik terdekat,” tegasnya.
Sepanjang sisa tahun 2025 ini, Dinas Kesehatan akan terus memantau perkembangan kasus dan memperkuat koordinasi dengan seluruh puskesmas dan pihak terkait untuk mencegah penyebaran DBD lebih luas.