PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – ANGGOTA DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi Partai Demokrat H Fathullah mengingatkan polisi agar bergerak cepat dalam menangani kasus pelecehan atau pencabulan. Terutama bila korbannya merupakan anak di bawah umur.
Hal ini diingatkan Fathullah pada Rabu (2/10), ketika mendapati kabar bahwa laporan terhadap dugaan pencabulan seorang anak TK yang curhatan orang tuanya viral di media sosial dinilai lambat prosesnya.
”Saya minta ini pihak kepolisian jangan santai sekali. Tolong laporan begini cepat ditanggapi. Kita memikirkan orang tuanya juga. Sampai sekarang tidak pernah meninggalkan anaknya lagi. Tidak bisa. Anaknya trauma,” kata Fathullah yang juga pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru ini.
Dengan ditangani polisi, maka ada perhatian terhadap anak yang menjadi korban. Terutama dalam kasus ini, menurut Fathullah, korban mengalami trauma berat. Ia mengaku kenal dengan ibu korban.
”Bagaimana perasaan ibunya, ini anak perempuan satu-satunya dan sekarang sudah trauma. Korban tidak lagi mau sekolah, psikisnya terganggu,” sebutnya.
Terkait dugaan pencabulan tersebut, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan. Saat dikonfirmasi pada pekan lalu, Kompol Bery menyebutkan laporan itu sudah diproses.
Selain itu, Kompol Bery juga menyebutkan, korban juga sudah diperiksa. Namun saat dikonfirmasi ulang pada Rabu (2/10), Kasat Reskrim belum merinci posisi kasus tersebut.
”Sebentar nanti kami cek dulu,” kata Kasat singkat.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang anak Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Pekanbaru mengaku telah dicabuli oleh teman satu kelasnya. Peristiwa tersebut diceritakan oleh orang tua korban di media sosial yang diposting pada Jumat (30/9) lalu dan viral.
Menurut orang tua korban seperti tertulis di akun media sosial, pencabulan tersebut terbongkar ketika mendapati anak perempuan mereka merasa kesakitan saat buang air kecil. Saat ditanya korban pun menceritakan kejadian yang dialaminya.
Mendengar hal itu, orang tua korban langsung mendatangi pihak sekolah menanyakan apa yang telah terjadi.
Namun pihak sekolah, seperti disebutkan orang tua korban, terkesan menutup-nutupi dan terlihat tidak ada etikat baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Hingga akhirnya, orang tua korban kemudian membuat laporan ke Polresta Pekanbaru.(yls)
Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Kota