PELALAWAN (RIAUPOS.CO) — Kondisi tak beruntung menimpa Kaila, bocah berusia 11 bulan asal Desa Bagan Laguh, Kecamatan Bunut. Selain menderita gizi buruk, Kaila pun didiagnosa menderita penyakit Dermatitis. Seluruh kulit tubuh bocah malang tersebut tampak terlihat pecah dan mengelupas bahkan mengeluarkan cairan kuning (nanah,red), sehingga membuat bayi itu terus menangis menahan sakit. Kemalangan yang dialami putri pasangan Irhas Suhada dan Anggun Lestari ini, telah terjadi sejak dia berumur 7 bulan atau tepatnya empat bulan lalu.
Kini, Kaila harus menjalani perawatan di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci. Kedua orangtua Kaila hanya bisa menatap sang buah hati dengan penuh kesedihan melihat kondisi anaknya yang sangat memprihatinkan. Sambil memberikan sebotol air susu, sesekali terucap dibibir Irhas dan Anggun memohon kepada Allah SWT agar anaknya dapat segera sembuh.
"Baru lahir, tubuh anak pertama saya ini cukup kecil dan berat badannya kurang. Tapi, saya tidak tahu kalau anak saya menderita gizi buruk," tutur Irhas Suhada kepada Riau Pos saat ditemui di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, Kamis (9/1).
Meski memiliki kondisi yang sedemikian rupa memprihatinkan, Irhas dan Anggun tetap berusaha membesarkan sang buah hati tercinta. Meski dengan keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan, namun tidak menyurutkan upaya pasangan suami dan istri mengurus Kaila.
"Bagaimana pun juga, Kaila ini adalah anak kami. Meski dari kalangan tidak berada, tapi kami tetap berusaha mengurus dan membesarkannya dengan layak," sebut Irhas.
Dikatakannya, dirinya tinggal di sebuah rumah panggung bilik kecil yang berukuran tidak lebih dari 30×3 meter di Desa Bagan Laguh Kecamatan Bunut. Di mana dalam rumah itu berlantai papan ini, dirinya tinggal bersama istri tercinta dan buah hati mereka Kaila. Sedangkan pasangan saumi dan istri asal Medan Sumatra Utara ini, sudah menetap di Kecamatan Bunut selama 15 tahun dan baru 5 bulan menetap di desa Bagan Laguh.
"Yang bekerja mencari nafkah keluarga, cuma saya sendiri. Apalagi sebagai seorang pekerja serabutan di pabrik kelapa sawit di Kecamatan Bunut, terkadang saya tak memiliki uang yang untuk membelikan susu sebagai tambahan gizi buat anak saya. Alhamdulillah, meski dengan segala kekurangan, perlahan-lahan anak saya tumbuh hingga berusia 7 bulan," ujarnya.
Hanya saja, sambung Irhas, di usia tersebut, Kaila mulai mengalami keluhan penyakit yang ternyata adalah penyakit Dermatitis. Di mana awalnya, di tubuh bayi malang tersebut muncul bintik merah. Namun, selang beberapa hari kemudian, bintik merah tersebut menyebar keseluruh tubuhnya hingga kulitnya mengelupas.
Khawatir melihat kondisi tubuh anaknya, Irhas pun berupaya membawa anaknya berobat kepada orang pintar di desanya agar penyakit yang dialami anaknya dapat sembuh. Maklum, karena perekonomiannya susah, maka pasangan suami dan istri ini tidak memiliki jaminan kesehatan baik BPJS mapun Jamkesda. Apalagi pasangan suami dan istri ini tidak meliki identitas seperti KTP dan KK.
"Karena saya tak memiliki uang yang cukup banyak untuk mendafar BPJS ataupun Jamkesda, maka saya bawa anak saya berobat dengan orang pintar di sekitar kampung. Saya diberikan obat alami untuk pengobatan anak saya berupa sejumlah ramuan. Bahkan, sudah cukup banyak tabib kampung yang saya datangi, tapi kondisi anak saya tak kunjung sembuh bahkan kian parah. Karena tak ada biaya lagi, maka saya hanya bisa pasrah terhadap kondisi anak saya dengan tetap memberikan sejumlah ramuan sejumlah daun-daun," ujarnya.
Tapi, lanjut Irhas, beruntung Selasa (7/9) sore lalu, tim sedekah rombongan yang dipimpin oleh Dedi Azwandi, mengunjungi kediamannya dan melihat kondisi Kaila. Dengan dana dari tim relawan ini, maka Kaila pun akhirnya dibawa berobat ke Puskesmas Kecamatan Bunut. Namun, karena penyakit yang diderita Kaila cukup langka dan mengkhawatirkan, maka pihak Puskesmas merujuknya ke RSUD Selasih Pangkalan Kerinci.
"Alhamdulillah, saat ini anak saya sudah mendapatkan penanganan medis dari dokter di RSUD Selasi," katanya.(gem)
Laporan MUHAMMAD AMIN, Pangkalankerinci