PEKANBARU (RIAPOS.CO) – Udin dan Adi adalah sahabat baik. Kedua pemuda yang tinggal di Jalan Sakura Kecamatan Pangkalankerinci ini memiliki hobi yang sama. Yakni penggemar olahraga binaraga.
Setiap harinya, sahabat yang berprofesi sebagai tenaga harian lepas (THL) di salah satu perusahaan di ibukota Pelalawan ini berangkat ke gym untuk berolahraga.
Suatu hari, Udin dan Adi hendak berangkat menunu gym di Jalan Pemda mengendarai sepeda motor. Namun, saat berada di Jalan Akasia, sepeda motor yang mereka kendarai tiba-tiba disenggol sebuah mobil. Alhasil, kedua pemuda berbadan kekar ini pun terjatuh.
Beruntung bagi Adi yang hanya mengalami luka lecet di bagian lututnya. Namun, Udin terpaksa harus dilarikan ke IGD RS Pangkalan Kerinci karena mengalami luka robek yang cukup dalam, sehingga lukanya harus dijahit.
Saat masuk ke dalam ruang IGD, Udin mendengar suara orang menjerit kesakitan karena mengalami kejadian yang sama sepertinya. Sehingga kondisi itu membuatnya menjadi takut dan panik. ”Pulang aja kita yok, Di. Tak apa-apa sakitku ini,” kata Udin.
Saat didekati salah seorang perawat, ketakutan Udin pun semakin menjadi. Dengan sekuat tenaga, Udin bangkit dari tempat tidur di RS tersebut.
Sambil menarik tangan Adi, ia berkata, ”Ayolah, Di, nggak mau aku di sini”.
Adi menolak ajakan Udin. Ia memberi pengertian kepada sahabatnya itu untuk segera menerima tindakan pengobatan.
”Gimana mau sembuh, diobati saja nggak mau,” katanya.
Tapi, nasehat Adi tak di dengar Udin. Sambil menahan rasa sakit, Udin memaksakan diri turun dari tempat tidur RS tersebut. Adi dan Saptam RS yang melihat aksi Udin menjadi kebingunan dan mencoba menahan Udin.
”Di, kau tengok lah perawat itu, seram kali ku lihat,” kata Udin dengan mimik wajah takut.
Adi merasa kebingungan. ” Ah, biasa saja kulihat perawat itu. Cantik malah”.
”Bukan itu, kau tengok apa yang ada ditangan perawat itu. Takut aku,” jawab Udin.
Adi pun akhirnya dengan seksama memperhatikan sang perawat. Ia melihat di tangan perawat itu ada sebuah alat suntik.
”Alamak….!!! Takut disuntik kau rupanya, Udin. Badan saja yang besar, tapi sama jarum kecil saja takut,” kata Adi.(amn)