PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kontribusi Riau terhadap perekonomian nasional sebesar 4,95 persen dan menempati posisi keenam PDRB terbesar secara nasional dan terbesar kedua di Pulau Sumatera dengan data BPS terakhir pada triwulan III 2023. Tingkat inflasi Riau tahun 2023 cenderung menurun jika dibandingkan tahun 2022, dan bergerak moderat namun tetap terkendali yang berada di kisaran angka 2,50 persen dengan andil dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan berfungsinya peran APBN sebagai shock absorber.
Plt Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Prov Riau Burhani AS mengatakan, komoditas penyumbang inflasi pada cabai merah, beras, rokok kretek filter, mobil dan emas perhiasan. Nilai Tukar Petani (NTP) dalam tren meningkat dan menempati posisi kedua tertinggi di Pulau Sumatera setelah Bengkulu. Harga kelapa sawit masih menjadi penyebab tingginya NTP dengan indeks harga petani yang naik 1,48 persen.
Bisnis dan keuangan tetap stabil. Neraca perdagangan pada bulan Desember 2023 tercatat menghasilkan devisa sebesar 1,31 miliar dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 1,47 miliar
dolar AS dan nilai impor sebesar 164,34 juta dolar AS. ‘’APBN Riau berkinerja baik dalam menjaga pemulihan dan memperbaiki pemeratan serta kesejahteraan. Pada tahun 2023 pendapatan terealisasi sebesar Rp27,61 triliun atau 99,21 persen dari target,’’ ungkapnya, Selasa (22/1).
Turunnya harga CPO membuat kolom tarif Bea Keluar ikut turun yang mengakibatkan pendapatan secara agregat turun 24,69 persen dibandingkan TAYL. Namun penerimaan seperti PPh, PPN, PBB, Bea Masuk, dan Cukai meningkat dari tahun sebelumnya. PNBP juga tumbuh positif dan realisasinya sudah melampaui target dan meningkat 58,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada sisi belanja, penyaluran kepada satuan kerja maupun transfer ke daerah sudah terealisasi sebesar Rp33,43 triliun atau 99,02 persen dari pagu dan lebih baik daripada tahun sebelumnya. Belanja negara naik 9,43 persen dibandingkan TAYL disokong oleh realisasi belanja barang pada satuan kerja yang berkaitan dengan persiapan pemilu dan adanya kenaikan realisasi semua dana transfer, kecuali DAK Fisik.
Penerimaan Negara Bukan Pajak melampaui target. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan Desember 2023 mencapai Rp1,86 triliun atau 216,56 persen dari target dengan pertumbuhan 58,39 persen dibandingkan TAYL. PNBP Lainnya yang berasal dari pelayanan satuan kerja Kementerian/Lembaga seperti penerbitan paspor, BPKB, STNK, dan TNKB terealisasi keseluruhan sebesar Rp1,4 triliun tumbuh 94,03 persen dari tahun sebelumnya.
‘’APBD Riau tumbuh positif. Pendapatan APBD Riau secara konsolidasi sampai Desember 2023 terealisasi Rp32,2 triliun atau 94,37 persen dari target dengan pertumbuhan 4,04 perswn dibandingkan TAYL,’’ paparnya.
Sementara belanja sudah terealisasi Rp34,8 triliun atau 94,16 perse dari pagu dengan pertumbuhan 4,83 persen dibandingkan TAYL. ‘’Perekonomian di Riau terus bertumbuh dengan baik dengan dominasi sektor pertanian, kehutan dan perikanan serta konsumsi rumah tangga. Selain itu neraca perdagangan mencatatkan surplus, tingkat kemiskinan menurun, tingkat ketimpangan dibawah rata-rata nasional, tingkat pengangguran menurun, IPM dan Nilai Tukar Petani yang meningkat,’’ sambungnya.
Kinerja yang baik ini didukung oleh APBN yang luar biasa dengan capaian pendapatan pajak sebesar Rp23,15 triliun, bea cukai sebesar Rp2,59 triliun dan PNBP sebesar Rp1,86 triliun. Dalam rangka menjaga momentum pemulihan dan memperbaiki pemerataan serta kesejahteraan masyarakat, telah direalisasikan belanja pemerintah pusat di Riau sebesar Rp8,5 triliun, transfer ke daerah Rp24,9 triliun. Kinerja APBN Riau tahun 2023 yang sehat dan terjaga kuat, serta momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, diharapkan dapat menjadi pijakan kuat bagi APBN dalam rangka mencapai target pembangunan di tahun 2024.(azr)