PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Di awal tahun 2024, Kota Pekanbaru menghadapi masalah tumpukan sampah di mana-mana. Tumpukan sampah semakin parah karena tidak diangkut berhari-hari lamanya.
Seperti terlihat di Jalan Agus Salim yang ada di pusat Kota Bertuah. Pemandangan tak mengenakkan langsung terlihat karena sampah menggunung hingga ke tengah badan jalan. Tumpukan sampah sepanjang kira-kira 25 meter tersebut mengeluarkan bau tak sedap.
Tumpukan sampah memakan lebih dari setengah badan jalan dan hampir menutup akses Jalan Agus Salim. Ruas jalan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua. Jika ada kendaraan roda empat yang ingin melintas, maka ban kendaraan harus melindas sampah yang berserakan. Sejumlah pengendara motor dan mobil lebih memilih memutar arah ke Jalan Jenderal Sudirman atau sebaliknya ke Jalan Ahmad Yani.
Tak hanya itu. Sampah berserakan di depan lapak para pedagang yang berjualan di Jalan Agus Salim. Kondisi ini membuat pedagang tidak bisa berjualan karena para pembeli enggan berdekatan dengan lapak para pedagang yang didominasi oleh sampah dengan aroma yang tidak sedap.
Salah seorang pedagang ikan basah di Pasar Agus Salim Yuliandi mengaku semenjak sebulan terakhir tumpukan sampah di Jalan Agus Salim sudah tidak dilakukan pengangkutan secara keseluruhan. Alhasil tidak ada sampah yang berkurang dikawasan pasar tersebut.
Belum lagi, sejumlah pengangkutan sampah liar juga membuang tumpukan sampah yang mereka bawa dari tempat lain ke kawasan Pasar Agus Salim sehingga membuat tumpukan sampah semakin tidak terkendali.
Yuliandi bersama pedagang lainnya sepakat akan menghentikan semua proses pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar ataupun kendaraan bermotor lainnya karena tumpukan sampah yang ada saat ini sudah tidak nyaman dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap serta menganggu proses jual beli para pedagang.
”Kalau sampah menumpuk terjadi sudah sebulan, tapi yang benar-benar tidak diangkat itu satu atau pekan ini lah. Belum lagi sampah dibawa pakai gerobak, mobil pickup dan motor dari beberapa lokasi. Makanya sekarang kami demo meminta tumpukan sampah ini segera diangkut, jangan malah jadi meluas ke mana-mana. Kami ini mau jualan bukan menjaga sampah,” katanya emosi.
Ia dan pedagang lainnya bahkan sudah mengusir sejumlah pengangkutan sampah liar yang sengaja datang untuk menurunkan sampah yang ada didalam kendaraan mereka. Pedagang minta sampah yang sudah diturunkan itu diangkut kembali dan dibawa ketempat lain, bukan dibuang di Pasar Agus Salim.
”Tadi sudah kami usir beberapa mobil bak terbuka mereka membuang sampah seenaknya di sini sedangkan situasi seperti ini, makanya kami minta keruk lagi sampahnya dan bawa jauh dari tempat kami,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah bisa segera mengeruk dan mengakut semua sampah yang ada di Pasar Agus Salim karena sudah sangat menggangu kenyamanan para pedagang pasar yang ingin berjualan.
Seorang pembeli di Pasar Agus Salim Anita mengaku sangat terganggu dengan keberadaan tumpukan sampah di Jalan Agus Salim. Ia katakan, sampah juga banyak menumpuk di sejumlah pasar tradisional lainnya dan juga badan jalan di Kota Pekanbaru.
”Padahal saat ini baru memasuki tahun baru 2024, tetapi permasalahan sampah masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Sampah berserakan di badan jalan dan kawasan pasar yang membuat akses bertransaksi masyarakat dengan pedagang terganggu,” katanya.
Ia mengatakan, jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka akan berdampak kepada ekonomi para pedagang yang berjualan di Pasar Agus Salim. ”Ini kan kawasan pasar, sudah pasti banyak yang jualan. Kalau banyak tumpukan sampah seperti ini yang tidak diangkut, sudah pasti kami yang beli malas datang ke pasar tradisional yang banyak sampahnya. Seharusnya pemerintah bisa sigap saat mengetahui banyaknya tumpukan sampah di pasar tradisional agar tidak menganggu daya jual dan beli masyarakat,” katanya.
Ia mengaku terpaksa harus berbelanja keperluan sehari-hari di lapak pedagang yang tidak ada terkena tumpukan sampah serta bebas dari aroma yang tidak sedap guna memastikan kebersihan bahan makanan yang ia beli dan konsumsi nantinya.
”Saya lebih baik belanja di lapak pedagang lainnya yang jauh dari tempat sampah lah. Baru beberapa meter saja aromanya sudah tidak sampu terbendung, jadi biar aman belanja di tempat lain walaupun harus mahal sedikit,” tuturnya.
Sampah Menumpuk di TPS
Pantauan Riau Pos, kemarin, sampah juga menumpuk di sejumlah tempat penampungan sementara (TPS) belum kunjung diangkut. Seperti yang ada di TPS jalur lambat Jalan Soebrantas, Jalan Purwodadi, Jalan Soekarno Hatta dan beberapa ruas jalan Kota Pekanbaru lainnya.
Pantauan Riau Pos, sejumlah tumpukan sampah masih menggunung belum terangkut hingga Rabu (3/1) siang. Salah satu tumpukan sampah yang sudah mengunung dan belum diangkuta oleh petugas tersebut, yakni berada di jalur lambat Jalan HR Soebrantas.
Pada TPS itu, sampah yang menggunung tersebut, didominasi dari sampah rumah tanggah. Seperti sisa buah dan sayuran dan kantong plastik bekas berbagai warna, seperti warna merah, biru, hitam dan kantor plastik jenis lainnya.
”Sampah sudah mengunung seperti ini kok tidak segera diangkut, ya? Ke mana petugas sampahnya. Jangan dibiarkan seperti ini sampah tak terangkut,” tanya Kirman, salah seorang warga Jalan Soebrantas.
Tak seberapa jauh, kondisi TPS di jalur lambat yang sama tepatnya simpang Jalan Putri tujuh juga mengalami hal yang sama. Sampah yang telah menumpuk di TPS tersebut juga belum diangkut petugas hingga siang.
Warga minta sampah yang sudah menumpuk di TPS tersebut, setiap pagi bisa diangkut. ”Sampah di TPS ini biasanya pagi sudah diangkut petugas. Namun kali ini sampai menumpuk kok tak diangkut? Jangan sampai terlambat karena menimbulkan bau busuk,” keluh kesah Tino warga Jalan Purwodadi tersebut.
Sementara tumpukan sampah Jalan Soekarno Hatta lebih banyak lagi. Sampah yang belum diangkut petugas tersebut mencapai hingga 15 meter. Sampah yang diproduksi dari limbah masyarakat tersebut sudah menimbulkan bau busuk.(ayi/ilo/yls)
Laporan TIM RIAU POS, PEKANBARU