KUALAKAMPAR (RIAPOS.CO) — Masyarakat mualaf Suku Akit di Kecamatan Kuala Kampar meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan dan Kementerian Agama (Kemenang) Kabupaten Pelalawan memberikan perhatian khusus bagi mereka untuk meningkatkan kehidupan spiritual. Pasalnya, mantan penganut animisme ini tidak memiliki tempat untuk menimba ilmu dan mendalami ajaran agama Islam. Sehingga, mualaf-nya orang-orang Suku Akit ini terhenti sampai mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Ya, itulah masalahnya yang dihadapi oleh mualaf Suku Akit di Desa Sungai Upih, Kecamatan Kuala Kampar ini. Mereka tidak memiliki tempat untuk mendalami ajaran Agama Islam serta guru mengaji,†terang Ketua Yayasan Mualaf Pelalawan Muhammad Gohan Matondang SPd kepada Riau Pos, Ahad (16/6).
Diungkapkan mantan penginjil yang telah memeluk Agama Islam tahun 2010 ini, kehidupan spiritual para mualaf itu berbanding terbalik dengan saudara sesuku mereka yang memilih keyakinan sebagai penganut Nasrani di Desa Teluk. Dimana fasilitas untuk memperdalam agama yang mereka anut dan semua simbol-simbol ketuhanan mereka dibangun dengan megah.
Di Desa Teluk, sudah ada gereja megah lengkap dengan penuntun ibadah. Tentunya para mualaf Suku Akit ini juga sangat berharap dibangunkan sarana ibadah.
Untuk itu, ia mewakili para mualaf Suku Akit di Kecamatan Kuala Kampar sangat berharap Pemkab Pelalawan dan juga Kemenag Pelalawan membangun sarana dan juga guru guru mengaji. Saat ini di Desa Sungai Upih sudah ada 48 KK Suku Akit yang telah memeluk Agama Islam.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan, Pemkab Pelalawan melalui Dinas Sosial (Dissos) sangat komitmen untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat suku terasing atau Komunitas Adat Terpencil (KAT). Setiap tahun Pemkab Pelalawan menganggarkan bantuan kepada Suku Akit masuk kategori KAT2 ini melalui APBD Pelalawan.
‘’Dan Insya Allah dalam waktu dekat ini, kita bersama Kemenag juga akan membangun sarana bagi mualaf dan juga guru mengaji. Dengan demikian, upaya kita untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat Suku Akit dapat terwujudkan secara maksimal,†tutupnya.(amn)
KUALAKAMPAR (RIAPOS.CO) — Masyarakat mualaf Suku Akit di Kecamatan Kuala Kampar meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan dan Kementerian Agama (Kemenang) Kabupaten Pelalawan memberikan perhatian khusus bagi mereka untuk meningkatkan kehidupan spiritual. Pasalnya, mantan penganut animisme ini tidak memiliki tempat untuk menimba ilmu dan mendalami ajaran agama Islam. Sehingga, mualaf-nya orang-orang Suku Akit ini terhenti sampai mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Ya, itulah masalahnya yang dihadapi oleh mualaf Suku Akit di Desa Sungai Upih, Kecamatan Kuala Kampar ini. Mereka tidak memiliki tempat untuk mendalami ajaran Agama Islam serta guru mengaji,†terang Ketua Yayasan Mualaf Pelalawan Muhammad Gohan Matondang SPd kepada Riau Pos, Ahad (16/6).
- Advertisement -
Diungkapkan mantan penginjil yang telah memeluk Agama Islam tahun 2010 ini, kehidupan spiritual para mualaf itu berbanding terbalik dengan saudara sesuku mereka yang memilih keyakinan sebagai penganut Nasrani di Desa Teluk. Dimana fasilitas untuk memperdalam agama yang mereka anut dan semua simbol-simbol ketuhanan mereka dibangun dengan megah.
Di Desa Teluk, sudah ada gereja megah lengkap dengan penuntun ibadah. Tentunya para mualaf Suku Akit ini juga sangat berharap dibangunkan sarana ibadah.
- Advertisement -
Untuk itu, ia mewakili para mualaf Suku Akit di Kecamatan Kuala Kampar sangat berharap Pemkab Pelalawan dan juga Kemenag Pelalawan membangun sarana dan juga guru guru mengaji. Saat ini di Desa Sungai Upih sudah ada 48 KK Suku Akit yang telah memeluk Agama Islam.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan, Pemkab Pelalawan melalui Dinas Sosial (Dissos) sangat komitmen untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat suku terasing atau Komunitas Adat Terpencil (KAT). Setiap tahun Pemkab Pelalawan menganggarkan bantuan kepada Suku Akit masuk kategori KAT2 ini melalui APBD Pelalawan.
‘’Dan Insya Allah dalam waktu dekat ini, kita bersama Kemenag juga akan membangun sarana bagi mualaf dan juga guru mengaji. Dengan demikian, upaya kita untuk mengangkat derajat kehidupan masyarakat Suku Akit dapat terwujudkan secara maksimal,†tutupnya.(amn)