PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — JEJAK harimau sumatera kembali ditemukan warga di Kabupaten Kampar, Jumat (6/12). Setelah di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, kali ini jejak satwa dengan nama latin panthera tigris sumatrae itu dijumpai di Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Suharyono mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti temuan tersebut dengan mengerahkan tim melakukan pengecekan di lokasi. Hasilnya, terkonfirmasi memang jejak si belang. "Hasil pengecekan memang jejak harimau. Ukurannya diperkirakan sama dengan jejak harimau yang ditemukan di Desa Karya Indah," ungkap Suharyono kepada Riau Pos.
Ditambahkannya, titik ditemukan jejak harimau sumatera dari Desa Karya Indah dengan Desa Kualu Nenas kurang lebih 11 kilometer (km). Jika ditarik garis lurus jaraknya sekitar 26 km dari Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Minas, Kabupaten Siak. "Penemuan jejak itu, semakin menjauh dari Kota Pekanbaru dan Desa Karya Indah," jelasnya.
Mengenai berapa jumah satwa dilindungi yang sempat berkeliaran di Desa Kualu Nenas, Suharyono mengaku belum dapat memastikannya. Sebab, tim masih melakukan identifikasi di lapangan. Meski informasi yang beredar, sebut dia, ada tiga ekor harimau sumatera.
"Terkait dengan temuan jejak harimau di Desa Kualu Nenas, kami belum dapat memastikan kebenarannya sebanyak 3 individu. Karena analis jejak dan analis data lapangan lainnya tengah berlangsung," imbuhnya.
Disampaikan mantan Kepala BBKSDA Provinsi Bali itu, secara alamiah harimau sumatera betina jarang ditemukan bersama dengan harimau jantan dan anak.
"Jika induk harimau betina bersama anaknya, biasanya anak harimau tersebut masih berusia di bawah 2 tahun atau belum lepas susu," imbuhnya.
Terhadap jejak harimau di Desa Karya Indah, Suharyono menuturkan, diperkirakan harimau jantan remaja dengan usia sekitar 2 tahun. Umumnya, hewan buas pada usia ini akan mencari daerah jelajah baru dan menjelajah daerah yang cukup luas hingga akhirnya menemukan home range pastinya.
"Dan itu perlu waktu, di antaranya ketersediaan pakan dan jelajah harimau jantan lainnya yang tidak bisa overlap sesama harimau jantan," imbuhnya.
Dengan adanya temuan jejak harimau di dua lokasi dalam beberapa hari terakhir, Suharyono mengimbau, seluruh masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam menjalankan aktivitas di kawasan perkebunan dan hutan. Lalu, diminta untuk tidak melakukan kegiatan berburu babi sebab akan menakuti dan menghalangi jalan harimau untuk pulang ke habitatnya.
Selanjutnya, kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas berburu menggunakan senapan karena suara senapan akan menakuti harimau. Dan terakhir, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pemasangan jerat di kawasan hutan dan perkebunan.
"Saat ini kami masih berkoordinasi dengan aparat setempat untuk melakukan sosialisasi. Bagi masyarakat yang menemukan jejak harimau supaya melaporkanya ke call centre kami 081374742982 untuk segera diambil tindakan sesuai kewenangan BBKSDA Riau," tutur Suharyono.(*4/ted)
Laporan: RIRI RADAM