JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Juru bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212 Habib Novel Bamukmin menyodorkan target 100 hari kerja untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Salah satunya adalah memulangkan Imam Besar FPI (Front Pembela Islam) Habib Rizieq Shihab yang saat ini berada di Arab Saudi.
“Kami masih berharap 100 hari ke depan PS (Prabowo Subianto) dan orang-orangnya bisa menghasilkan apa yang kami perjuangkan agar (kasus) ulama kami semua di-SP3, juga HRS bisa kembali,” ujar Novel saat dihubungi, Rabu (23/10).
Novel Bamukmim menambahkan, apabila target itu tak bisa dipenuhi, maka dirinya akan menjadi oposisi dan mengkritisi habis-habisan Prabowo.
“Sikap kami jelas menjadi oposisi kritis Prabowo, dan saya anggap PS telah kumat kembali ke penyakit lamanya,” sebut Novel.
Salah satu anggota DPP FPI ini menerangkan maksud dari "kumatnya" Prabowo.
Menurut dia, masalah bangsa ini muncul ketika Prabowo mengusung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maju di Pilgub DKI Jakarta beberapa tahun silam.
“Kalau Prabowo tidak bisa buktikan itikad baiknya kepada ulama, untuk bisa membebaskan dari kriminalisasi, dengan Prabowo sudah koalisi dengan kubu 01, maka sudah dipastikan Prabowo kumat,” tandas Novel.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Juru bicara Persaudaraan Alumni atau PA 212 Habib Novel Bamukmin menyodorkan target 100 hari kerja untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Salah satunya adalah memulangkan Imam Besar FPI (Front Pembela Islam) Habib Rizieq Shihab yang saat ini berada di Arab Saudi.
“Kami masih berharap 100 hari ke depan PS (Prabowo Subianto) dan orang-orangnya bisa menghasilkan apa yang kami perjuangkan agar (kasus) ulama kami semua di-SP3, juga HRS bisa kembali,” ujar Novel saat dihubungi, Rabu (23/10).
- Advertisement -
Novel Bamukmim menambahkan, apabila target itu tak bisa dipenuhi, maka dirinya akan menjadi oposisi dan mengkritisi habis-habisan Prabowo.
“Sikap kami jelas menjadi oposisi kritis Prabowo, dan saya anggap PS telah kumat kembali ke penyakit lamanya,” sebut Novel.
- Advertisement -
Salah satu anggota DPP FPI ini menerangkan maksud dari "kumatnya" Prabowo.
Menurut dia, masalah bangsa ini muncul ketika Prabowo mengusung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maju di Pilgub DKI Jakarta beberapa tahun silam.
“Kalau Prabowo tidak bisa buktikan itikad baiknya kepada ulama, untuk bisa membebaskan dari kriminalisasi, dengan Prabowo sudah koalisi dengan kubu 01, maka sudah dipastikan Prabowo kumat,” tandas Novel.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal