AGAM (RIAUPOS.CO) – Kabupaten Agam dilanda sejumlah bencana mulai dari banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang, Jumat (8/3). Serangkaian bencana itu dipicu cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda daerah tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam mencatat bencana banjir, longsor dan pohon tumbang tersebar di enam wilayah kecamatan. Meliputi Kecamatan Lubukbasung, Tanjungraya, Tan jungmutiara, Malalak, Palembayan dan Ampeknagari.
“Hujan deras yang mengguyur sejak Kamis (7/3) siang, memicu serangkaian bencana banjir, longsor dan pohon tumbang. Kami pun sudah menurunkan satgas membersihkan material bencana termasuk membantu evakuasi warga,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Ichwan Pratama Danda.
Pendataan sementara lanjutnya, di Lubukbasung, pohon tumbang menimpa sebagian badan jalan di Jorong Balaisatu, Nagari Manggopoh dan akses jalan masih bisa dilewati dengan sistem buka tutup. Evakuasi pohon tumbang telah dilakukan dan jalan sudah normal kembali pada Kamis (7/3) sekitar pukul 19.05.
Pohon tumbang juga menimpa badan jalan di jalan Perumahan Kelapa Surau Kariang Jorong V Sungaijariang, Nagari Persiapan Sungaijariang, sehingga jalan tidak bisa dilewati kendaraan dan alternatif jalan lain masih bisa. Setelah dilakukan pembersihan material pohon tumbang dan jalan telah normal kembali pada pukul 20.58 WIB.
Lalu pohon tumbang mengenai satu unit mobil minibus yang berpenumpang sebanyak dua orang yang merupakan sepasang suami istri di Simpang PT BSS Jorong Pasadurian, Nagari Manggopoh. “Saat ini korban atas nama Marlina, 40, warga Pariaman dan suaminya sudah dibawa ke Klinik Nur Qolbi Simpang Gudang dan masih merasa pusing,” katanya.
Untuk Kecamatan Tanjung Mutiara berupa pohon tumbang mengenai rumah warga di Jorong Pasatiku, Nagari Tiku Selatan. Setelah itu di Kecamatan Malalak berupa tanah longsor menutupi ruas jalan kabupaten Kamis malam pukul 20.55, sehingga akses jalan tidak bisa dilewati kendaraan dengan panjang sekitar 15 meter dan tinggi sekitar 2 meter.
Kemudian juga terdapat jalan terban di ruas jalan provinsi sepanjang 400 meter di Jorong Campago, Nagari Malalak Utara. Kecamatan Tanjung Raya berupa tanah longsor menutupi sebagian badan jalan panjang empat meter dan tinggi satu meter. Jumat pagi terjadi tanah longsor di Kelok 44, persisnya di tikungan 19 Jorong Pasa Maninjau, Nagari Maninjau sekitar pukul 03.30, menutupi akses jalan sepanjang 10 meter dan tinggi 50 sentimeter.
Kecamatan Ampek Nagari berupa banjir menggenangi akses jalan dan beberapa unit rumah warga di Jorong Lubuak Aluang, Nagari Bawan, dengan ketinggian satu sampai 1,5 meter dan adanya beberapa warga yang harus di evakuasi.
“Saat ini satuan tugas masih melakukan evaluasi warga terdampak banjir akibat curah hujan cukup tinggi. Kita melakukan koordinasi dengan Pemprov Sumbar dan pemerintah kecamatan dan nagari dalam penanganan bencana alam tersebut,” katanya.
Ia menambahkan untuk Kecamatan Palembayan berupa banjir menggenangi rumah warga di Jorong Tapiankandih, Nagari Salarehaia Barat dan saat ini air sudah mulai surut.
Banjir juga menggenangi akses jalan dan beberapa unit rumah warga di PT AMP Perumahan Cimara, Tapian Kandih AMP 1, sehingga ada beberapa warga yang harus di evakuasi. “Kami masih melakukan pendataan rumah warga yang terendam banjir,” katanya.
50 Rumah Terendam
Selain di Jorong Tapiankadih, Sungai Batang Sapan di Jorong Muarokandang Nagari Salarehaia Barat, Kecamatan Palembayan, meluap sejak Jumat (8/3) pagi. Akibatnya, 50 unit rumah warga di daerah itu teredam banjir setinggi setengah meter.
Informasi ini disampaikan Babinsa Koramil 11/Palembayan, Serda Hengky. Dikatakan, banjir yang merendam rumah warga ini terjadi sekitar pukul 09.30. “Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi, yang mengakibatkan luapan Sungai Batang Sapan,” sebutnya
Akibatnya lanjutnya, jalan provinsi tergenang air dan sekitar 50 unit rumah terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 50-20 cm. “Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, kerusakan atau pengungsi,” sebutnya lagi.
Hingga berita ini diturunkan, petugas sedang melakukan upaya penanganan dan evakuasi untuk membantu warga yang terdampak oleh banjir ini. “Semua pihak diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi,” katanya.
Longsor di Lubuk Paraku
Hujan deras yang melanda Kota Padang sejak Kamis (7/3) mengakibatkan jalan lintas Padang-Solok di kawasan Lubuk Peraku, Kelurahan Indarung, Kota Padang, mengalami longsor dan menyebabkan terputusnya arus lalu lintas dari Solok menuju Padang, maupun sebaliknya.
Guna membebaskan jalan tersebut, PT Semen Padang pada Kamis malam, langsung bergerak cepat mengirimkan satu unit alat berat untuk mengevakuasi material longsor yang menimbun badan jalan nasional tersebut.
“Kami menurunkan satu unit alat berat untuk membantu membebaskan material longsor di kawasan Sitinjau Lauik. Bantuan alat berat itu kami kerahkan, agar arus lalu lintas dari Solok menuju Padang, atau sebaliknya bisa kembali normal,” kata Kepala Unit Humas & Kesekretariatan PT Semen Padang, Nur Anita Rahmawati.
Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Harry Mariza Putra mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah mengerahkan alat berat ke lokasi longsor. Berkat bantuan tersebut lalu lintas Padang-Solok maupun sebaliknya sudah mulai lancar.
“Alhamdulillah, sekarang ini arus lalu lintas Padang-Solok sudah mulai lancar. Sebelumnya ada 4 titik longsor yang meninbun badan jalan Padang-Solok,” katanya.
Masyarakat yang ingin berpergian dan melintasi Jalan Padang-Solok, disarankan untuk menunda keberangkatannya, mengingat jalan Padang-Solok merupakan jalur rawan longsor, apalagi ketika cuaca buruk seperti sekarang ini.
“Kalau tidak keperluan penting, mohon ditunda dulu. Karena saat ini masih hujan dan dikhawatirkan terjadinya longsor susulan di jalan Padang-Solok,” ujarnya.
Tertimbun Longsor
Hujan deras yang terjadi Kamis (7/3) hingga dini hari di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), menyebabkan terjadi longsor dan mengakibatkan sepuluh warga di Kampung Langgai Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera hilang tertimbun longsor.
Kepala BPBD Pessel, Doni Gusrizal, ketika dihubungi menjelaskan hujan deras tersebut memang telah merendam ratusan rumah warga di beberapa nagari yang ada di kecamatan itu.
“Peristiwa yang terjadi Kamis (7/3) sekitar pukul 23.00 WIB itu, tidak saja membuat 14 unit rumah dan bangunan Masjid Darul Ihsan tertimbun, tapi juga menimbun 10 orang warga di kampung itu,” katanya.
Dijelaskannya, 10 warga yang hilang tertimbun longsor itu di antaranya, Siis (50 tahun/perempuan), Isum (25 tahun/laki-laki), Fajra (29 tahun/laki-laki), Mira (24 tahun/perempuan), Hafip (1 tahun/laki-laki), Idep (27 tahun/laki-laki), Fifi (24 tahun/perempuan), Sara (5 tahun/perempuan), Batal (56 tahun/laki-laki), dan Siir (54 tahun/laki-laki).
“Akses jalan untuk menuju Kampung Langgai hingga saat ini masih sulit untuk dilewati karena terjadi 10 titik longsor. Saat ini kita masih terus melakukan koordinasi dengan wali nagari, dan berbagai pihak terkait lainnya. Tim dari BPBD dan SAR juga sudah diturunkan, namun belum bisa sampai ke lokasi karena sulitnya medan, dan tidak adanya sinyal telekomunikasi,” jelas Doni.
Ditambahkannya dari 10 yang tertimbun longsor itu satu orang jenis kelamin perempuan ditemukan dalam kondisi meninggal. “Namun identitas korban yang ditemukan belum kita ketahui dan sedang kita lakukan kontak di lapangan. Sedangkan satu orang korban atas nama Siir 54, ditemukan warga di Pantai Lansano, Nagari Lansano Taratak. Korban ditemukan Jumat (8/3) sekitar pukul 11.30 WIB dalam kondisi sudah meninggal dunia,” ujarnya.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, menambahkan bahwa di ruas jalan lintas Sumatera, tepatnya di Simpang Sungai Liku menjelang Pasar Labuhan Nagari Pasia Palangai, Kecamatan Ranah Pesisir, 1 unit jembatan dengan panjang sekitar 30 meter pada bagian ujung arah Pasar Labuhan terban sekitar empat meter.
Akibatnya jalan lintas Sumbar-Bengkulu yang melewati ruas jalan itu tidak bisa dilewati dan perlu segera dilakukan perbaikan. Upaya penanganan sementara yang dilakukan oleh warga dengan memasang balok dari kayu, hanya bisa membantu mobilisasi kendaraan roda dua.
“Karena belum dilakukan penimbunan, sehingga membuat kendaraan yang akan menuju arah Painan dan Padang, serta sebaliknya yang akan menuju Tapan dan Bengkulu belum bisa dilakukan, atau masih terputus,” terangnya.
Terputusnya arus lalu lintas karena banjir akibat hujan deras itu juga terjadi di beberapa titik di sepanjang jalan lintas di Kecamatan IV Jurai, seperti di Bukit Putus, dan di Kecamatan Koto XI Tarusan. “Namun kondisi di lapangan berbeda. Dikatakan demikian karena di beberapa titik jalan nasional yang macet itu tidak saja akibat jalan putus sebagaimana juga terjadi di dekat rumah makan jalan lurus menjelang pasar Barung Barung Belantai, tapi juga akibat tingginya material pasir bercampur batu dan tanah di sepanjang ruas jalan Duku. Sedangkan longsor di Bukit Putus Painan, sudah dilakukan upaya penanganan dengan menggunakan alat berat, sehingga jalan kembali bisa dilalui,” terangnya.
BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Telah terjadi bencana hidrometeorologi di Subar yang di sebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak siang hari kamis (7/3) yang lalu. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mendominasi sebagian besar wilayah Sumbar.
Kepala BMKG Stasiun Meterologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman Desrindra Deddy Kurniawan dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan BMKG dan berlaku dari tanggal 8-10 Maret 2024 mengatakan hujan dengan intensitas Sangat lebat umumnya terjadi di wilayah bagian Pantai Barat Sumbar.
“Sedangkan hujan dengan intensitas ekstrem terjadi di Kabupaten Pasaman Barat dengan curah hujan di lokasi sasak 328 mm kemudian di Kinali 196 mm, Kabupaten Padang Pariaman di daerah Kayu Tanam dengan curah hujan hingga 257 mm, Batang Anai hingga 368 mm dan Stamet Miangkabau hingga 364.8 mm,” katanya Jumat (8/3).
Selain daerah tersebut berdasarkan data yang di-publish BMKG juga Kota Padang mengalami hujan ekstrem di beberapa titik seperti di Bandar Buat dengan curah hujan hingga394.6 mm, kemudian Stamar Teluk Bayur hingga 275.6 mm.
Selain itu di Pesisir Selatan hujan ekstreme juga terjadi di Tarusan mencapai hingga 320 mm kemudian Kambang mencapai 185.3 mm, di Kabupaten Solok terjadi di daerah Muara panas dengan curah hujan hingga 132 mm kemudian Kabupaten Pasaman seperti di Bonjol hingga 180 mm dan di Simpang alahan mati mencapai 204 mm.
Selain itu di Kabupaten Agam hujan ekstrem terdeteksi di Tiku dengan curah hujan hingga 279, 5 mm dan Lubuk Basung hingga 194 mm. “Akibat dari tingginya intensitas Hujan menyebabkan beberapa kota dan Kabupaten di Sumbar mengalami bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, pohon tumbang dan meningkatnya debit air sungai,”ucapnya.
Desrindra mengatakan, adanya peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan menyebabkan peningkatan peluang kejadian cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi di Sumbar seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
“Dengan melihat kondisi tersebut, kabupaten dan kota di Sumbar yang berada dalam kondisi waspada terjadi cuaca ekstrem yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pasaman barat, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Tanah datar, Kota Padang panjang, Kabupaten Padang pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya,” tuturnya.
Masyarakat pun diimbau untuk selalu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi dengan mengenali titik-titik rawan bencana, melakukan pembaharuan informasi cuaca sebelum melakukan aktivitas, mencari lokasi yang aman apabila kondisi hujan terjadi dalam intensitas yang tinggi dan durasi yang lama, serta selalu mengikuti arahan petugas-petugas terkait kebencanaan.
Sementara itu akibat cuaca buruk di beberapa daerah di Sumbar juga sempat berefek kepada penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Executive General Manager Bandara Minangkabau Indrawansyah mengatakan akibat akses masuk bandara mengalami ganguan menyebabkan penerbangan sempat delay.
“Akses masuk bandara sedikit sulit. Di dekat jembatan penghubung yang mengarah ke BIM mengalami longsor. Kemudian pihak bandara menyediakan kendaraan untuk menjemput penumpang. Kondisi ini sempat membuat delay penerbangan dikarenakan maskapai jadi menunggu penumpang namun penerbangan masih tetap berjalan dengan normal,” ujarnya.
Jembatan Gantung Kampung Koto Rawang Putus
Hujan deras yang terjadi Kamis (7/3) sejak pukul 15.00 WIB hingga dini hari di Kabupaten Pesisir Selatan tersebut, tidak saja membuat akses Painan-Padang lumpuh total akibat banjir di ruas Jalan Duku Kecamatan Koto XI Tarusan.
Tapi juga membuat Kampung Koto Rawang di Kecamatan IV Jurai terisolasi akibat jembatan gantung yang menghubungkan kampung itu dengan Nagari Tambang dan Bungo Pasang Kecamatan IV Jurai putus.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Pessel, Defrisiswardi, ketika dihubungi menyampaikan bahwa dua peristiwa itu terjadi karena cukup derasnya hujan mengguyur daerah itu sejak sere hingga malam.
“Selain putusnya jembatan gantung sepanjang 30 meter di Kampung Koto Rawang, setidaknya juga ada puluhan rumah yang terendam banjir. Hingga saat ini akses untuk menuju kampung itu belum bisa dilakukan, sehingga membuat 100 kepala keluarga (KK) dan sekitar 500 jiwa masih terosilasi,” jelasnya.
Dijelaskannya bahwa jembatan gantung yang putus itu terlihat hanyut terseret air. “Kepada masyarakat yang tinggal di seberang sungai atau di Kampung Koto Rawang juga kita minta waspada, serta segera melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih tinggi, dan dinilai juga aman dari ancaman longsor,” ujarnya.
Ditambahkan lagi bahwa beberapa titik banjir yang terjadi di daerah itu diantaranya. Di Kecamatan IV Jurai, banjir merendam puluhan rumah warga, termasuk 1 unit jembatan gantung yang putus dan hanyut dibawa arus banjir tersebut.
Kemudian di Kecamatan Batang Kapas, di Nagari Tuik IV Koto Mudiek, diperkirakan pula lebih dari 100 unit rumah warga terendam banjir. Selanjutnya Nagari Sungai Nyalo IV Koto Mudiek dan Nagari IV Koto Mudiek terdapat pula 70 unit rumah terendam banjir.
“Selanjutnya di Nagari Koto Mudiek Lubuk Nyiur, perkiraan lebih dari 40 rumah warga terendam banjir. Dan di Nagari IV Koto Hilie, diperkirakan pula sebanyak 65 unit rumah juga terendam banjir,” jelasnya.
Sedangkan di Kecamatan Koto XI Tarusan, tepatnya di Nagari Duku, Puluhan rumah warga juga terendam banjir. “Bahkan banjir di nagari itu membuat akses jalan Padang-Painan hingga sekarang belum juga bisa dilewati akibat sebagian jalan terban ke sungai. Terkait berapa kerugian, kita melalui petugas juga masih melakukan pendataan di lapangan,” tuturnya.(ptr/yon/y/cr1/rpg)