AGAM (RIAUPOS.CO) – Kekeringan akibat cuaca panas berkepanjangan melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dan membuat sedikitnya 200 kepala keluarga (KK) di Jorong Biaro, Nagari Biarogadang, Kecamatan Ampekangkek, mengalami krisis air bersih lebih dari dua pekan terakhir.
Air yang biasanya digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari minum, mandi, mencuci hingga pertanian, kini semakin sulit didapat. Beberapa sumber air bahkan telah mengering.
Pemerintah nagari dan kecamatan sudah mengajukan permintaan bantuan resmi kepada Pemkab Agam melalui BPBD. Mereka berharap pasokan minimal 30 ribu liter air per hari dan 10 bak penampungan sementara bisa segera dipenuhi.
Camat Ampekangkek, Rahmat Fajri, membenarkan kondisi tersebut. “Kekeringan membuat warga kesulitan air bersih. Kalau tidak cepat ditangani, dampaknya bisa lebih luas,” ujarnya, Ahad (31/8). Ia menyebut kekeringan juga mengancam puluhan hektare sawah, yang menjadi sumber penghidupan utama warga.
Sebelum bantuan dari Pemkab datang, PMI Bukittinggi bergerak cepat menyalurkan air bersih langsung ke rumah-rumah warga, disambut lega masyarakat yang sudah lama menunggu.
Baru pada Sabtu (30/8), Bupati Agam Benni Warlis turun ke lokasi bersama BPBD dan memimpin distribusi air bersih menggunakan mobil tangki dan mesin pompa portable. Proses distribusi ini juga melibatkan pemerintah nagari, kecamatan, ORARI Bukittinggi-Agam, serta masyarakat.
Bupati menegaskan penanganan tidak hanya untuk jangka pendek. Pemkab kini menghitung kebutuhan tambahan air dan menyiapkan strategi antisipasi agar krisis serupa tidak terulang, mengingat cuaca ekstrem diprediksi masih berlanjut.
Warga berharap pemerintah daerah segera bergerak lebih cepat, bukan hanya memberikan bantuan sementara, tetapi juga memastikan ketersediaan akses air bersih jangka panjang di wilayah rawan kekeringan.(rpg)