Kamis, 19 September 2024

Tengku Buwang Asmara Dianggap Layak Jadi Pahlawan Nasional

SIAK (RIAUPOS.CO) – Mantan Ketua PWI Riau Datuk H Rida K Liamsi menyebutkan Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura, Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah (sultan kedua) atau yang lebih dikenal dengan Tengku Buang Asmara adalah salah satu sultan yang gagah berani dari Indonesia.

Saat memimpin Kerajaan Siak Sri Inderapura, Tengku Buwang Asmara  berjasa melawan dan mengusir kolonial Belanda di masa kepemimpinannya tahun 1746-1760 M.

Bukti keberanian Tengku Buwang Asmara antara lain memimpin langsung perlawanan terhadap Belanda pada Perang Guntung di Selat Guntung. Perang antara keduanya pecah karena Belanda terus berupaya merebut kekuasaan dan pengaruh di Selat Malaka.

Dalam sejarah, hanya ada dua sultan yang berani berhadapan dengan kolonial Belanda di Selat Melaka. Sultan Tengku Buwang Asmara adalah salah satunya.

- Advertisement -

Hal itu disampaikan Datuk H Rida K Liamsi dalam paparan bertajuk "Tengku Buwang Asmara Penakluk dari Mempura, Siak" dalam seminar Tengku Buwang Asmara yang ditaja PWI Riau dan Pemkab Siak dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 dan HUT Ke-76 PWI di Kota Siak Sri Indrapura, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga:  Warga Meninggal saat Sujud Rakaat Kedua Salat Zuhur

Selain H Rida K Liamsi, hadir sebagai narasumber H Reza Fahlevi, mantan Wakil Bupati Bengkalis yang menjadi Tim Pencari Fakta (TPF) Tengku Buwang Asmara. Hadir juga Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Sekda Siak H Arfan Usman, Kadis Pariwisata Siak H Fauzi Asni, Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang dan puluhan wartawan dari kabupaten/kota se Riau.

- Advertisement -

Melihat keberanian Tengku Buwang Asmara mempertahankan tanah air Indonesia dan mengusir kolonial Belanda, serta banyak bukti-bukti lain tentang heroisme Tengku Buwang Asmara, maka sudah selayaknya Tengku Buwang Asmara diberikan anugerah sebagai pahlawan nasional dari Siak.

"Menurut saya, dengan fakta sejarah yang ada, Tengku Buwang Asmara layak diangkat menjadi pahlawan nasional," jelas penulis novel Bulang Cahaya ini dalam penjelasannya secara virtual.

Baca Juga:  Lansia Terpeleset di Turap Singapura Ditemukan Meninggal

Sementara itu narasumber Reza Fahlevi menyebutkan ada dua fase dalam kepemimpinan Tengku Buwang Asmara dalam hubungan dengan kolonial Belanda. Yakni "fase mesra" di 1746-1752 dan "fase kontra" di 1752-1760.

Pada masa kontra dengan Belanda, Tengku Buwang dengan gagah berani melawan Belanda, bahkan sampai berperang berkali-kali.

"Keistimewaan dan kehebatan Tengku Buwang Asmara adalah tak pernah tunduk, tak pernah takluk dengan kompeni Belanda. Bahkan sampai akhir hayatnya selalu dengan gagah berani melawan Belanda," jelas mantan Ketua DPRD Bengkalis ini.

Editor: Hary B Koriun

SIAK (RIAUPOS.CO) – Mantan Ketua PWI Riau Datuk H Rida K Liamsi menyebutkan Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura, Muhammad Abdul Jalil Muzaffar Syah (sultan kedua) atau yang lebih dikenal dengan Tengku Buang Asmara adalah salah satu sultan yang gagah berani dari Indonesia.

Saat memimpin Kerajaan Siak Sri Inderapura, Tengku Buwang Asmara  berjasa melawan dan mengusir kolonial Belanda di masa kepemimpinannya tahun 1746-1760 M.

Bukti keberanian Tengku Buwang Asmara antara lain memimpin langsung perlawanan terhadap Belanda pada Perang Guntung di Selat Guntung. Perang antara keduanya pecah karena Belanda terus berupaya merebut kekuasaan dan pengaruh di Selat Malaka.

Dalam sejarah, hanya ada dua sultan yang berani berhadapan dengan kolonial Belanda di Selat Melaka. Sultan Tengku Buwang Asmara adalah salah satunya.

Hal itu disampaikan Datuk H Rida K Liamsi dalam paparan bertajuk "Tengku Buwang Asmara Penakluk dari Mempura, Siak" dalam seminar Tengku Buwang Asmara yang ditaja PWI Riau dan Pemkab Siak dalam rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 dan HUT Ke-76 PWI di Kota Siak Sri Indrapura, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga:  Cegah Stunting dan Bantu UMKM di Siak

Selain H Rida K Liamsi, hadir sebagai narasumber H Reza Fahlevi, mantan Wakil Bupati Bengkalis yang menjadi Tim Pencari Fakta (TPF) Tengku Buwang Asmara. Hadir juga Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Sekda Siak H Arfan Usman, Kadis Pariwisata Siak H Fauzi Asni, Ketua PWI Riau H Zulmansyah Sekedang dan puluhan wartawan dari kabupaten/kota se Riau.

Melihat keberanian Tengku Buwang Asmara mempertahankan tanah air Indonesia dan mengusir kolonial Belanda, serta banyak bukti-bukti lain tentang heroisme Tengku Buwang Asmara, maka sudah selayaknya Tengku Buwang Asmara diberikan anugerah sebagai pahlawan nasional dari Siak.

"Menurut saya, dengan fakta sejarah yang ada, Tengku Buwang Asmara layak diangkat menjadi pahlawan nasional," jelas penulis novel Bulang Cahaya ini dalam penjelasannya secara virtual.

Baca Juga:  Masih Ada yang Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan

Sementara itu narasumber Reza Fahlevi menyebutkan ada dua fase dalam kepemimpinan Tengku Buwang Asmara dalam hubungan dengan kolonial Belanda. Yakni "fase mesra" di 1746-1752 dan "fase kontra" di 1752-1760.

Pada masa kontra dengan Belanda, Tengku Buwang dengan gagah berani melawan Belanda, bahkan sampai berperang berkali-kali.

"Keistimewaan dan kehebatan Tengku Buwang Asmara adalah tak pernah tunduk, tak pernah takluk dengan kompeni Belanda. Bahkan sampai akhir hayatnya selalu dengan gagah berani melawan Belanda," jelas mantan Ketua DPRD Bengkalis ini.

Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari