Selasa, 19 Agustus 2025
spot_img

Harimau Sumatera Muncul Lagi Terkam Ternak Warga, BBKSDA Pastikan Beda dengan Pelaku Sebelumnya

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seekor harimau sumatera kembali muncul di wilayah Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Kali ini, satwa dilindungi tersebut memangsa seekor sapi milik warga pada Senin (30/6/2025).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan bahwa timnya sudah turun ke lapangan.

“Tim BBKSDA telah memasang box trap (perangkap) di lokasi. Dari hasil rekaman kamera, terlihat seekor harimau jantan dewasa. Namun, ia belum berhasil masuk perangkap, kemungkinan karena ukurannya kurang besar,” ujar Supartono, Kamis (3/7/2025).

Menariknya, harimau yang terekam kali ini diketahui bernama Sampale, yang sebelumnya juga pernah terpantau kamera pengintai. Ia merupakan individu dewasa yang tinggal di Lanskap Kerumutan—salah satu habitat penting harimau sumatera yang berbatasan langsung dengan desa-desa sekitar.

Baca Juga:  1.244 Hektare Sawit di TNTN Diserahkan Warga, Satgas Mulai Lakukan Reforestasi

Supartono menegaskan bahwa Sampale berbeda dari harimau yang sebelumnya menyerang seorang operator alat berat beberapa waktu lalu. Meski berbeda individu, keduanya sama-sama berasal dari kawasan yang berisiko tinggi konflik satwa dan manusia.

Karena itu, BBKSDA mengimbau warga, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan, untuk lebih berhati-hati. Warga diminta tidak beraktivitas sendiri, apalagi pada malam hari, serta tidak menggembalakan ternak terlalu dekat dari hutan.

“Jika ternak dibiarkan bebas di sekitar hutan, besar kemungkinan akan menarik perhatian harimau yang sedang melintas di wilayah jelajahnya,” tambahnya.

Sebagai pengingat, insiden sebelumnya terjadi pada Rabu (25/6/2025), saat seorang pekerja bernama Hadito (23) tewas setelah diterkam harimau di kawasan tanaman akasia. Korban saat itu sedang keluar untuk buang air dan ditemukan dengan luka parah akibat gigitan dan cakaran.

Baca Juga:  Pelaku Pencurian di Kos Bangkinang Tertangkap, Akui Ambil Tiga Ponsel

Lanskap Kerumutan, tempat Sampale tinggal, merupakan satu dari tiga kantong habitat harimau sumatera paling rawan konflik di Riau. Dua lainnya adalah Lanskap Semenanjung Kampar dan Giam Siak Kecil. Ketiga kawasan ini terus terdesak oleh pembukaan lahan sawit dan hutan tanaman industri.(end)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seekor harimau sumatera kembali muncul di wilayah Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Kali ini, satwa dilindungi tersebut memangsa seekor sapi milik warga pada Senin (30/6/2025).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan bahwa timnya sudah turun ke lapangan.

“Tim BBKSDA telah memasang box trap (perangkap) di lokasi. Dari hasil rekaman kamera, terlihat seekor harimau jantan dewasa. Namun, ia belum berhasil masuk perangkap, kemungkinan karena ukurannya kurang besar,” ujar Supartono, Kamis (3/7/2025).

Menariknya, harimau yang terekam kali ini diketahui bernama Sampale, yang sebelumnya juga pernah terpantau kamera pengintai. Ia merupakan individu dewasa yang tinggal di Lanskap Kerumutan—salah satu habitat penting harimau sumatera yang berbatasan langsung dengan desa-desa sekitar.

Baca Juga:  Polsek Ukui Jalin Silaturahmi Bersama Para Pemangku Kepentingan Wujudkan Pilkada Damai 2024

Supartono menegaskan bahwa Sampale berbeda dari harimau yang sebelumnya menyerang seorang operator alat berat beberapa waktu lalu. Meski berbeda individu, keduanya sama-sama berasal dari kawasan yang berisiko tinggi konflik satwa dan manusia.

- Advertisement -

Karena itu, BBKSDA mengimbau warga, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan, untuk lebih berhati-hati. Warga diminta tidak beraktivitas sendiri, apalagi pada malam hari, serta tidak menggembalakan ternak terlalu dekat dari hutan.

“Jika ternak dibiarkan bebas di sekitar hutan, besar kemungkinan akan menarik perhatian harimau yang sedang melintas di wilayah jelajahnya,” tambahnya.

- Advertisement -

Sebagai pengingat, insiden sebelumnya terjadi pada Rabu (25/6/2025), saat seorang pekerja bernama Hadito (23) tewas setelah diterkam harimau di kawasan tanaman akasia. Korban saat itu sedang keluar untuk buang air dan ditemukan dengan luka parah akibat gigitan dan cakaran.

Baca Juga:  1.244 Hektare Sawit di TNTN Diserahkan Warga, Satgas Mulai Lakukan Reforestasi

Lanskap Kerumutan, tempat Sampale tinggal, merupakan satu dari tiga kantong habitat harimau sumatera paling rawan konflik di Riau. Dua lainnya adalah Lanskap Semenanjung Kampar dan Giam Siak Kecil. Ketiga kawasan ini terus terdesak oleh pembukaan lahan sawit dan hutan tanaman industri.(end)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seekor harimau sumatera kembali muncul di wilayah Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Kali ini, satwa dilindungi tersebut memangsa seekor sapi milik warga pada Senin (30/6/2025).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan bahwa timnya sudah turun ke lapangan.

“Tim BBKSDA telah memasang box trap (perangkap) di lokasi. Dari hasil rekaman kamera, terlihat seekor harimau jantan dewasa. Namun, ia belum berhasil masuk perangkap, kemungkinan karena ukurannya kurang besar,” ujar Supartono, Kamis (3/7/2025).

Menariknya, harimau yang terekam kali ini diketahui bernama Sampale, yang sebelumnya juga pernah terpantau kamera pengintai. Ia merupakan individu dewasa yang tinggal di Lanskap Kerumutan—salah satu habitat penting harimau sumatera yang berbatasan langsung dengan desa-desa sekitar.

Baca Juga:  Anak Gajah Yuni yang Ditolak Induknya di Kampar Akhirnya Mati, BBKSDA Ungkap Penyebabnya

Supartono menegaskan bahwa Sampale berbeda dari harimau yang sebelumnya menyerang seorang operator alat berat beberapa waktu lalu. Meski berbeda individu, keduanya sama-sama berasal dari kawasan yang berisiko tinggi konflik satwa dan manusia.

Karena itu, BBKSDA mengimbau warga, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan hutan, untuk lebih berhati-hati. Warga diminta tidak beraktivitas sendiri, apalagi pada malam hari, serta tidak menggembalakan ternak terlalu dekat dari hutan.

“Jika ternak dibiarkan bebas di sekitar hutan, besar kemungkinan akan menarik perhatian harimau yang sedang melintas di wilayah jelajahnya,” tambahnya.

Sebagai pengingat, insiden sebelumnya terjadi pada Rabu (25/6/2025), saat seorang pekerja bernama Hadito (23) tewas setelah diterkam harimau di kawasan tanaman akasia. Korban saat itu sedang keluar untuk buang air dan ditemukan dengan luka parah akibat gigitan dan cakaran.

Baca Juga:  Susuri Gang Sempit di Pemukiman Padat Sampaikan Pesan Pilkada damai

Lanskap Kerumutan, tempat Sampale tinggal, merupakan satu dari tiga kantong habitat harimau sumatera paling rawan konflik di Riau. Dua lainnya adalah Lanskap Semenanjung Kampar dan Giam Siak Kecil. Ketiga kawasan ini terus terdesak oleh pembukaan lahan sawit dan hutan tanaman industri.(end)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari