Kamis, 6 November 2025
spot_img

Ternak Sapi dan Kerbau Mati Mendadak di Kuansing, Diduga Terjangkit Penyakit Ngorok

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Dalam dua bulan terakhir, sejumlah petani di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mengeluhkan banyaknya ternak mereka yang mati mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan, penyebabnya diketahui akibat penyakit ngorok yang menyerang sapi dan kerbau milik warga.

Penyakit ngorok atau Ecthyma Contagiosum merupakan penyakit menular yang menyerang hewan ternak. Gejalanya ditandai dengan munculnya keropeng atau lepuhan di sekitar mulut, bibir, dan kelopak mata. Selain itu, hewan yang terinfeksi biasanya terdengar ngorok di bagian leher atau tenggorokan.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus kematian ternak akibat penyakit ini banyak ditemukan di wilayah Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, tepatnya di area penggembalaan Sungai Kukok–Duta.
“Memang dalam beberapa waktu terakhir ditemukan kasus ternak mati di area Kukok-Duta. Itu milik petani,” kata Kadisbunak Kuansing, Andriyama Putra, melalui Kabid Kesehatan Hewan, drh Asrul, Rabu (5/11).

Baca Juga:  Anggota DPR Usulkan Pembenahan Arena Pacu Jalur

Sebagai langkah pencegahan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunak) Kuansing telah mengimbau kelompok tani untuk segera mengumpulkan ternaknya agar bisa dilakukan vaksinasi.
“Vaksinasi menjadi upaya utama untuk menekan penyebaran penyakit ini. Kami sudah minta kelompok tani menyiapkan ternaknya untuk divaksin,” jelas Asrul.

Selain vaksinasi, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan agar penyakit tidak mudah menular. Menurutnya, penyakit ngorok ini termasuk penyakit musiman yang muncul hampir setiap tahun. Namun, kali ini jumlah ternak yang mati terbilang cukup tinggi dibanding tahun lalu.

“Data pastinya masih kami himpun, tapi memang kasusnya meningkat dibanding sebelumnya,” ujarnya.

Sebelum muncul di Kecamatan Kuantan Tengah, kasus serupa juga ditemukan di Kecamatan Singingi Hilir. Saat itu, vaksinasi juga telah dilakukan untuk mencegah penularan lebih luas. Saat ini, ketersediaan vaksin di Kuansing masih terbatas, hanya sekitar 500 dosis.
“Jadi kami prioritaskan dulu untuk kelompok tani yang sudah siap dilakukan vaksinasi,” tutup Asrul.(dac)

Baca Juga:  Bupati Beri Nama Anak Kembar 4 di Kuansing

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Dalam dua bulan terakhir, sejumlah petani di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mengeluhkan banyaknya ternak mereka yang mati mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan, penyebabnya diketahui akibat penyakit ngorok yang menyerang sapi dan kerbau milik warga.

Penyakit ngorok atau Ecthyma Contagiosum merupakan penyakit menular yang menyerang hewan ternak. Gejalanya ditandai dengan munculnya keropeng atau lepuhan di sekitar mulut, bibir, dan kelopak mata. Selain itu, hewan yang terinfeksi biasanya terdengar ngorok di bagian leher atau tenggorokan.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus kematian ternak akibat penyakit ini banyak ditemukan di wilayah Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, tepatnya di area penggembalaan Sungai Kukok–Duta.
“Memang dalam beberapa waktu terakhir ditemukan kasus ternak mati di area Kukok-Duta. Itu milik petani,” kata Kadisbunak Kuansing, Andriyama Putra, melalui Kabid Kesehatan Hewan, drh Asrul, Rabu (5/11).

Baca Juga:  Evi Juliana Fantastis di Pileg DPRD Riau Dapil 3

Sebagai langkah pencegahan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunak) Kuansing telah mengimbau kelompok tani untuk segera mengumpulkan ternaknya agar bisa dilakukan vaksinasi.
“Vaksinasi menjadi upaya utama untuk menekan penyebaran penyakit ini. Kami sudah minta kelompok tani menyiapkan ternaknya untuk divaksin,” jelas Asrul.

Selain vaksinasi, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan agar penyakit tidak mudah menular. Menurutnya, penyakit ngorok ini termasuk penyakit musiman yang muncul hampir setiap tahun. Namun, kali ini jumlah ternak yang mati terbilang cukup tinggi dibanding tahun lalu.

- Advertisement -

“Data pastinya masih kami himpun, tapi memang kasusnya meningkat dibanding sebelumnya,” ujarnya.

Sebelum muncul di Kecamatan Kuantan Tengah, kasus serupa juga ditemukan di Kecamatan Singingi Hilir. Saat itu, vaksinasi juga telah dilakukan untuk mencegah penularan lebih luas. Saat ini, ketersediaan vaksin di Kuansing masih terbatas, hanya sekitar 500 dosis.
“Jadi kami prioritaskan dulu untuk kelompok tani yang sudah siap dilakukan vaksinasi,” tutup Asrul.(dac)

Baca Juga:  Truk Roda 6 Sudah Diizinkan Melintas
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) – Dalam dua bulan terakhir, sejumlah petani di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mengeluhkan banyaknya ternak mereka yang mati mendadak. Setelah dilakukan pemeriksaan, penyebabnya diketahui akibat penyakit ngorok yang menyerang sapi dan kerbau milik warga.

Penyakit ngorok atau Ecthyma Contagiosum merupakan penyakit menular yang menyerang hewan ternak. Gejalanya ditandai dengan munculnya keropeng atau lepuhan di sekitar mulut, bibir, dan kelopak mata. Selain itu, hewan yang terinfeksi biasanya terdengar ngorok di bagian leher atau tenggorokan.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus kematian ternak akibat penyakit ini banyak ditemukan di wilayah Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, tepatnya di area penggembalaan Sungai Kukok–Duta.
“Memang dalam beberapa waktu terakhir ditemukan kasus ternak mati di area Kukok-Duta. Itu milik petani,” kata Kadisbunak Kuansing, Andriyama Putra, melalui Kabid Kesehatan Hewan, drh Asrul, Rabu (5/11).

Baca Juga:  Pekanbaru Jadi Kota dengan Ketimpangan Gender Terendah

Sebagai langkah pencegahan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunak) Kuansing telah mengimbau kelompok tani untuk segera mengumpulkan ternaknya agar bisa dilakukan vaksinasi.
“Vaksinasi menjadi upaya utama untuk menekan penyebaran penyakit ini. Kami sudah minta kelompok tani menyiapkan ternaknya untuk divaksin,” jelas Asrul.

Selain vaksinasi, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan agar penyakit tidak mudah menular. Menurutnya, penyakit ngorok ini termasuk penyakit musiman yang muncul hampir setiap tahun. Namun, kali ini jumlah ternak yang mati terbilang cukup tinggi dibanding tahun lalu.

“Data pastinya masih kami himpun, tapi memang kasusnya meningkat dibanding sebelumnya,” ujarnya.

Sebelum muncul di Kecamatan Kuantan Tengah, kasus serupa juga ditemukan di Kecamatan Singingi Hilir. Saat itu, vaksinasi juga telah dilakukan untuk mencegah penularan lebih luas. Saat ini, ketersediaan vaksin di Kuansing masih terbatas, hanya sekitar 500 dosis.
“Jadi kami prioritaskan dulu untuk kelompok tani yang sudah siap dilakukan vaksinasi,” tutup Asrul.(dac)

Baca Juga:  Suhardiman Amby dan UAS Resmikan Rumah Tahfiz & Pesantren Imam Saleh di Kuansing

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari