SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Satu titik api kembali terpantau di Desa Tanah Merah, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti. Langkah penanggulangan pun dimulai oleh tim pemadam gabungan, Ahad (17/3).
Titik api diketahui tidak jauh dari permukiman masyarakat pulau perbatasan yang berada tepat di Pesisir Selat Malaka tersebut. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti Eko Setiawan mengatakan, tim gabungan masih berjibaku melakukan upaya pemadaman hingga, Ahad (17/4) sore.
Namun situasi dan upaya pemadaman sedikit terganjal dan terasa berat karena titik api sudah merambah ke dasar gambut, jauh beberapa meter ke dalam tanah. “Agak berat karena titik api jauh merambat ke dalam gambut,’’ ujarnya.
‘’Kalau tidak ada kendala lain, proses pemadaman saya rasa bisa kelar besok (hari ini, red). Setelah itu baru lanjut pendinginan untuk memastikan api benar benar padam. Kalau luas belum diketahui karena masih fokus pemadaman,” tambahnya.
Eko turut menerangkan, karhutla yang berlangsung sejak awal tahun hingga saat ini sudah 6 kali titik api berhasil dipadamkan. Upaya antisipasi pun telah dilaksanakan dengan ditetapkannya status siaga.
Untuk kesiapan fasilitas peralatan personel, Eko membeberkan tidak memiliki kendala. Apalagi tingkat desa sudah siaga MPA yang berkomitmen siap lakukan penanggulangan. Apalagi, MPA di daerah rawan seperti wilayah Rangsang dan Rangsang Pesisir.
“Begitupula komitmen perusahaan HTI siap lakukan penanggulangan di luar wilayah konsesi agar tetap aman. Selain itu kami turut memperkuat tim sosialisasi agar tidak ada masyarakat yang melaksanakan aktiviats yang memicu kebakaran,” ujarnya.
Selain di Meranti, karhutla mulai bermunculan di Kabupaten Pelalawan. Titik panas (hotspot) yang telah berubah menjadi titik api (fire spot) ini, diketahui terpantau di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Ahad (17/3).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pelalawan, Zulfan MSi mengatakan, puluhan personel gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Masyarakat Peduli Api (MPA), dikerahkan ke lapangan untuk berjibaku memadamkan api.
“Sekitar 30 personel gabungan bersama masyarakat turun melakukan pemadaman api yang telah membakar lahan kebun kelapa sawit yang belum diketahui pemiliknya, masyarakat atau perusahaan. Api terdeteksi sejak Sabtu (16/3) pagi lalu oleh Masyarakat Peduli Api,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Dinas Perikanan Pelalawan ini mengatakan, hingga saat ini, proses pemadaman masih berlangsung. Alhasil, BPBD Pelalawan pun masih belum dapat mengetahui luas lahan yang terbakar saat ini karena petugas di lapangan tidak memiliki drone untuk mengukur areal yang dilalap api setelah proses pemadaman selesai.
“Jadi, untuk luasan lahan yang terbakar belum dapat kita ketahui. Namun demikian, tim gabungan tetap terus bekerja dengan sekuat tenaga untuk memadamkan api. Salah satunya melakukan isolasi atau penyekatan api agar karhutla tidak meluas. Alhamdulillah, karhutla di lokasi tersebut saat ini sudah mulai dapat dikendalikan,” ujarnya.
Ditambahkan Zulfan, Desa Pulau Muda merupakan wilayah yang kerap terjadi karhutla serta merupakan lokasi yang dipetakan sebagai daerah rawan karhutla. Pihaknya juga telah mengimbau seluruh desa dan kelurahan di daerah rawan karhutla, khususnya di Kecamatan Teluk Meranti untuk membeli mesin pompa air melalui anggaran APBDes sekaligus menganggarkan operasional bagi masyarakat yang melakukan pemadaman api.
“Dan kita juga berharap agar pihak kecamatan, desa, dan kelurahan dapat terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan. Serta memberikan informasi kepada kita di BPBD Pelalawan jika ditemukan adanya titik api di lapangan,” tuturnya.
Camat hingga RT Diimbau Deteksi Dini Karhutla
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemko) dan Polresta Pekanbaru melaksanakan antisipasi sejak dini dalam upaya kesiapsiagaan karhutla di Kota Pekanbaru. Camat hingga ketua RT diminta untuk melakukan deteksi dini terhadap karhutla di wilayah masing-masing.
Hal itu seperti disampaikan Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Jumat (15/3) dalam sambutan saat menggelar Apel Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di lapangan upacara Mal Pelayanan Publik (MPP). Apel Siaga ini sekaligus pengecekan kendaraan dan peralatan pemadaman karhutla.
”Sehingga, kita bisa mengantisipasi karhutla sejak dini. Kapolresta Pekanbaru telah menginisiasi apel kesiapsiagaan karhutla. Status siap siaga ini telah ditetapkan Penjabat (Pj) Gubernur Riau,” ujarnya.
Lanjutnya, seperti berdasarkan pengalaman setiap tahun, Pekanbaru bukanlah yang terparah mengalami karhutla. Namun, Pekanbaru adalah ibu kota Provinsi Riau yang menjadi sorotan nasional.
”Kita harus mengulang kembali cerita kesuksesan beberapa tahun terakhir pencegahan karhutla dengan dashboard Lancang Kuning,” tambah Indra Pomi.
Oleh sebab itu, para ketua RT, RW, lurah, camat, dan organisasi masyarakat siaga bencana diimbau untuk melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan yang terjadi berkaitan karhutla di Pekanbaru. Dengan deteksi dini, maka tindakan pencegahan bisa dilakukan.
”Memadamkan api ketika masih kecil lebih baik daripada kita memadamkan api dalam kondisi yang sudah besar,” ujar Indra Pomi.
Sebagaimana disampaikan, lahan gambut di Pekanbaru ini sangat dalam. Ada beberapa kecamatan yang memiliki kubah gambut dengan kedalaman lebih dari tiga meter.
”Kubah gambut ini terdapat di Kecamatan Payung Sekali dan Binawidya. Kami yakin dengan kerja sama semua karhutla bisa diantisipasi dengan baik. Sehingga, karhutla tidak terjadi dengan sangat meluas,” sebut Indra Pomi.(wir/amn/ilo)