PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Usai masuk perangkap, harimau Sumatera yang menerkam manusia hingga tewas di Pelalawan masih menjalani observasi. Ia direncakan akan dilepasliarkan kembali.
Harimau itu sendiri sebelum masuk perangkap di sebuah camp pekerja di Kecamatan Pelalawan pada Ahad (16/3), telah lebih dulu menerkam manusia hingga tewas.
Konflik harimau-manusia itu bermula pada Kamis (13/3) saat langit mulai gelap, harimau yang sama menerkam seorang pekerja kebun perusahaan bernama Yafao Zebua (50). Ia dinyatakan tewas akibat serangan tersebut.
Atas kejadian itu, pihak perusahaan membuat laporan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Tindakan kemudian diambil untuk melakukan mitigasi konflik ke lokasi kejadian yang berujung harimau berhasil masuk perangkap.

Data peristiwa serangan maut satwa dilingdungi ini masih minim. Namun berikut ini kronologi yang sejauh ini dapat dihimpun atas konflik berdarah tersebut. Kamis (13/3), menjelang langit gelap korban baru saja selesai bekerja menyemprot tanaman di area Hutan Tanam Industri (HTI) milik salah satu perusahaan tempat ia bekerja.
Lalu sekitar pukul 19.00 WIB, Yafao hendak kembali ke camp pekerja, sementara rekan-rekan kerjanya sudah lebih dulu menunggu di dalam perahu yang cuma berjarak sekitar 10 meter dari posisinya.
Kepala BBSKDA Riau Genman S Hasibuan menjelaskan, pada momen menuju perahu yang hanya berjarak 10 meter itulah serangan fatal itu terjadi. “Tiba-tiba datang harimau langsung menyerang korban,” kata Genman, Kamis (19/3).
Akibat serangan itu Yafao mengalami luka. Ia mengalami luka cakaran pada bagian kepala belakang dan leher serta mengalami luka gigitan pada paha atas sebelah kanan. Pria 50 tahun itu dinyatakan tewas di tempat kejadian.
Kemudian pada Jumat (14/3), setelah mendapat laporan, BBKSDA Riau menurunkan Tim Wildlife Rescue Unit (WSU) untuk melakukan kajian dan upaya penanggulangan. Tim ini kemudian memutuskan memasang boxtrap dan camera trap. Sebanyak dua unit boxtrap atau kandang jebak, dipasang di lokasi kejadian dan lokasi dekat camp pekerja.
Kandang jebak dengan umpan itu dipasang di dua lokasi, sesuai analisa jejak, merupakan jalur lintasan Harimau. Tim juga melakukan sosialisasi kepada para pekerja dan melakukan patroli bersama sebagai upaya penanggulangan.
Kemudian pada Ahad (16/3), dua hari setelah pemasangan boxtrap, seekor harimau Sumatera dewasa ditemukan masuk jebakan boxtrap yang dipasang di dekat camp pekerja. Kejadian raja rimba itu masuk jebakan juga terekam kamera yang dipasang di lokasi.
Selanjutnya Tim WSU melakukan evakuasi harimau tersebut dengan menggunakan kendaraan air.
Genman menyebutkan, harimau lehih dulu akan menjalani observasi. “Saat ini satwa harimau kita evakuasi ke habituasi untuk dilakukan perlakuan observasi sebelum pelepasliaran ke alam dikemudian hari,” kata Genman.(end)