Sabtu, 19 April 2025
spot_img

Gubernur Tiadakan Safari Ramadan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau Drs H  Syamsuar pada Ramadan tahun ini meniadakan kegiatan safari Ramadan. Kegiatan yang setiap tahun dilakukan gubernur sekaligus memberikan bantuan ke masjid tersebut ditiadakan karena untuk menghindari kerumunan yang bisa menyebabkan penularan Covid-19.

"Tahun ini tidak laksanakan safari Ramadan, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan,"kata Gubernur Syamsuar.

Selain khawatir terjadi kerumunan, pada kegiatan safari Ramadan juga biasanya diawali dengan kegiatan buka puasa bersama. Hal tersebut juga berbahaya jika dilaksanakan saat pandemi Covid-19 karena peserta membuka masker.

"Buka puasa bersama saat kondisi pandemi sangat berbahaya. Karena orang berkumpul dan membuka masker, risiko untuk tertular Covid-19 sangat tinggi,"ujarnya.

Baca Juga:  Danlanud Rsn Paparkan Program Unggulan

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga mengatakan, bahwasanya pemerintah pusat melalui Kementerian Agama sudah memperbolehkan pelaksanaan ibadah selama Ramadan di masjid atau mushalla. Namun demikian, tetap harus mengacu pada status zona wilayahnya masing-masing.

"Untuk zona kuning dan hijau boleh melaksanakan ibadah di masjid atau musala, tapi hanya boleh diisi 50 persen saja dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan zona merah, sebaiknya beribadah dirumah saja,"katanya.

Untuk itu, gubernur mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut mensosialisasikan hal tersebut. Jangan sampai masyarakat tidak tahu dan justru dikhawatirkan bisa meningkatkan penyebaran Covid-19.

"Jadi batasan-batasan itu harus diketahui, jangan sampai masyarakat beranggapan sudah boleh beribadah di masjid, nantinya masjid diisi penuh. Tentunya ini harus dihindari agar penyebaran Covid-19 tidak meningkat,"ujarnya.(sol)

Baca Juga:  Perlu Strategi untuk Mendapatkan APBN

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau Drs H  Syamsuar pada Ramadan tahun ini meniadakan kegiatan safari Ramadan. Kegiatan yang setiap tahun dilakukan gubernur sekaligus memberikan bantuan ke masjid tersebut ditiadakan karena untuk menghindari kerumunan yang bisa menyebabkan penularan Covid-19.

"Tahun ini tidak laksanakan safari Ramadan, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan,"kata Gubernur Syamsuar.

Selain khawatir terjadi kerumunan, pada kegiatan safari Ramadan juga biasanya diawali dengan kegiatan buka puasa bersama. Hal tersebut juga berbahaya jika dilaksanakan saat pandemi Covid-19 karena peserta membuka masker.

"Buka puasa bersama saat kondisi pandemi sangat berbahaya. Karena orang berkumpul dan membuka masker, risiko untuk tertular Covid-19 sangat tinggi,"ujarnya.

Baca Juga:  Pembebasan Lahan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Sisakan 750 Meter Lagi

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga mengatakan, bahwasanya pemerintah pusat melalui Kementerian Agama sudah memperbolehkan pelaksanaan ibadah selama Ramadan di masjid atau mushalla. Namun demikian, tetap harus mengacu pada status zona wilayahnya masing-masing.

"Untuk zona kuning dan hijau boleh melaksanakan ibadah di masjid atau musala, tapi hanya boleh diisi 50 persen saja dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan zona merah, sebaiknya beribadah dirumah saja,"katanya.

Untuk itu, gubernur mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut mensosialisasikan hal tersebut. Jangan sampai masyarakat tidak tahu dan justru dikhawatirkan bisa meningkatkan penyebaran Covid-19.

"Jadi batasan-batasan itu harus diketahui, jangan sampai masyarakat beranggapan sudah boleh beribadah di masjid, nantinya masjid diisi penuh. Tentunya ini harus dihindari agar penyebaran Covid-19 tidak meningkat,"ujarnya.(sol)

Baca Juga:  Pengelolaan Keuangan Desa Harus Transparan

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Gubernur Tiadakan Safari Ramadan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau Drs H  Syamsuar pada Ramadan tahun ini meniadakan kegiatan safari Ramadan. Kegiatan yang setiap tahun dilakukan gubernur sekaligus memberikan bantuan ke masjid tersebut ditiadakan karena untuk menghindari kerumunan yang bisa menyebabkan penularan Covid-19.

"Tahun ini tidak laksanakan safari Ramadan, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan,"kata Gubernur Syamsuar.

Selain khawatir terjadi kerumunan, pada kegiatan safari Ramadan juga biasanya diawali dengan kegiatan buka puasa bersama. Hal tersebut juga berbahaya jika dilaksanakan saat pandemi Covid-19 karena peserta membuka masker.

"Buka puasa bersama saat kondisi pandemi sangat berbahaya. Karena orang berkumpul dan membuka masker, risiko untuk tertular Covid-19 sangat tinggi,"ujarnya.

Baca Juga:  Bidang Humas Polda Riau Raih Nilai Tertinggi

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga mengatakan, bahwasanya pemerintah pusat melalui Kementerian Agama sudah memperbolehkan pelaksanaan ibadah selama Ramadan di masjid atau mushalla. Namun demikian, tetap harus mengacu pada status zona wilayahnya masing-masing.

"Untuk zona kuning dan hijau boleh melaksanakan ibadah di masjid atau musala, tapi hanya boleh diisi 50 persen saja dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan zona merah, sebaiknya beribadah dirumah saja,"katanya.

Untuk itu, gubernur mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut mensosialisasikan hal tersebut. Jangan sampai masyarakat tidak tahu dan justru dikhawatirkan bisa meningkatkan penyebaran Covid-19.

"Jadi batasan-batasan itu harus diketahui, jangan sampai masyarakat beranggapan sudah boleh beribadah di masjid, nantinya masjid diisi penuh. Tentunya ini harus dihindari agar penyebaran Covid-19 tidak meningkat,"ujarnya.(sol)

Baca Juga:  Pembebasan Lahan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Sisakan 750 Meter Lagi

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau Drs H  Syamsuar pada Ramadan tahun ini meniadakan kegiatan safari Ramadan. Kegiatan yang setiap tahun dilakukan gubernur sekaligus memberikan bantuan ke masjid tersebut ditiadakan karena untuk menghindari kerumunan yang bisa menyebabkan penularan Covid-19.

"Tahun ini tidak laksanakan safari Ramadan, karena dikhawatirkan bisa menimbulkan kerumunan,"kata Gubernur Syamsuar.

Selain khawatir terjadi kerumunan, pada kegiatan safari Ramadan juga biasanya diawali dengan kegiatan buka puasa bersama. Hal tersebut juga berbahaya jika dilaksanakan saat pandemi Covid-19 karena peserta membuka masker.

"Buka puasa bersama saat kondisi pandemi sangat berbahaya. Karena orang berkumpul dan membuka masker, risiko untuk tertular Covid-19 sangat tinggi,"ujarnya.

Baca Juga:  Martha Lena Raih Gelar Miss Indonesia Favorit 2024

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga mengatakan, bahwasanya pemerintah pusat melalui Kementerian Agama sudah memperbolehkan pelaksanaan ibadah selama Ramadan di masjid atau mushalla. Namun demikian, tetap harus mengacu pada status zona wilayahnya masing-masing.

"Untuk zona kuning dan hijau boleh melaksanakan ibadah di masjid atau musala, tapi hanya boleh diisi 50 persen saja dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sedangkan zona merah, sebaiknya beribadah dirumah saja,"katanya.

Untuk itu, gubernur mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut mensosialisasikan hal tersebut. Jangan sampai masyarakat tidak tahu dan justru dikhawatirkan bisa meningkatkan penyebaran Covid-19.

"Jadi batasan-batasan itu harus diketahui, jangan sampai masyarakat beranggapan sudah boleh beribadah di masjid, nantinya masjid diisi penuh. Tentunya ini harus dihindari agar penyebaran Covid-19 tidak meningkat,"ujarnya.(sol)

Baca Juga:  Pembebasan Lahan Tol Pekanbaru-Bangkinang, Sisakan 750 Meter Lagi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari