PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sabtu (10/8) pagi Situs BMKG mencatat kualitas udara terus memburuk. Pukul 06:00 WIB menunjukkan angka 144 gram/M3 terus menanjak naik hingga Partikulat Molekul (PM10) 177 gram/Mg3 pada pukul 09:0 WIB. Artinya kualitas udara sudah tidak sehat bagi makhluk hidup. Terlebih anak-anak, lanjut usia dan wanita hamil.
Meskipun kualitas udara turun dua poin pada pukul 10.00 WIB atau pada angka 175. Namun kondisi ini sudah sangat memprihatinkan. Karena data di pantauan situs BMKG tersebut, data Pekanbaru menjadi terburuk kualitas udara pada H-1 jelang hari Raya Iduladha 1440 Hijriah.
“Informasi kualitas udara jam 09.00 WIB konsentrasi PM 10 di Pekanbaru memang sampai angka 177,” kata Kasi Data BMKG Pekanbaru Marzuki.
Atas kondisi ini, ia berharap angka PM10 terus menurun memasuki siang hari pada akhir pekan ini. Penggunaan masker dan larangan keluar rumah bagi usia rentan pun ketika kondisi udara tidak sehat sudah dilakukan pihak terkait, dari Dinas Kesehatan misalnya.
Bahkan, Plh Kadiskes Riau Yohanes menyadari kondisi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) ini terus berfluktuasi. “Situasinya fluktuatif sekali memang. Tapi dengan kondisi sekarang ini, imbauan kita agar Salat Id di dalam masjid,” kata Yohanes kepada Riaupos,co, Sabtu (10/8) pagi.
Imbauan ini disampaikannya mengingat kualitas udara kerap memburuk pada pagi hari. Dimana Ahad (11/8) besok umat muslim di seluruh dunia menyambut Hari Raya Kurban. Berikut melaksanakan ibadah Salat Id pada jam-jam yang beberapa hari terakhir asap pekat sangat terasa di tenggorokan.
PM10 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron. Adapun nilai ambang batas adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien NAB PM10 yakni 150 gram/m3.
Mengenai skor PM10 ini, di mana 0-50 kualitas udara di suatu tempat baik tak berisiko kesehatan. Skor 51-100 kualitas udara menengah masih bisa diterima meski mungkin ada sedikit risiko kesehatan. Kemudian pada skor 101-150 kualitas udara buruk terutama bagi anak dan orang tua berisiko menimbulkan penyakit.
Skor 151-200 kualitas udara sangat buruk berbahaya bagi semua populasi. Dan skor 201-500 yang pernah terjadi di Riau pada 2015 silam, kondisi darurat kesehatan, semua populasi mungkin mengalami masalah kesehatan.
Diskes Provinsi Riau sebelumnya sudah mengingatkan, apabila indeks standar pencemaran udara sudah menyentuh angka di atas 100, maka promosi kesehatan harus dilakukan dinas terkait bersama puskesmas di daerah.
“Jika sudah 100-200, maka keluarga rentan seperti bayi, balita, ibu hamil dan lanjut usia untuk tidak keluar rumah. Kalau terpaksa dapat memakai masker dan baju lengan panjang,” ujar Plh Kadiskes Riau Yohanes.(egp)
Laporan : Eka G Putra
Editor : Arif Oktafian