Kamis, 9 Mei 2024

Terima Gelar Adat, Diamanatkan Tugas Besar

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi bersama Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution, resmi menerima gelar adat setelah prosesi penabalan di Balai Adat Melayu Riau, Sabtu (6/7). Penabalan gelar adat tersebut juga disaksikan oleh para Datuk-Datuk Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Gelar adat yang diberikan kepada Gubri Syamsuar yakni Datuk Seri Setia Amanah Masyarakat Riau. Sedangkan Wagubri diberi gelar Datuk Seri Timbalan Setia Amanah Masyarakat Riau. Sebelum prosesi penabalan, Gubri Syamsuar dan Wagubri Edy Natar diarak menuju gedung Balai Adat diiringi dengan kompang dan disambut dengan silat. Prosesi penabalan dimulai dengan pemasangan selempang, tanjak dan keris serta ditutup dengan tepuk tepung tawar.

Yamaha

Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, LAMR memang terbilang cukup cepat dalam memberikan gelar adat bagi Gubri dan Wagubri yang baru menjabat Februari 2019 lalu. Hal itu dilakukan karena LAMR tidak meragukan lagi Kemelayuan kedua pimpinan ini.

“Kalau ada yang mempertanyakan mengapa pemberian gelar adat ini terlalu cepat, alasannya karena kedua pemimpin ini sudah tidak diragukan lagi Kemelayuannya. Kedua para pemimpin ini tidak perlu diuji selama satu dua tahun berjalan. Sudah terbukti peduli Melayu selama memimpin sebelumnya,” kata Syahril.

Baca Juga:  Pasien Positif Baru di Riau Bertambah 308 orang

Dengan penabalan gelar adat tersebut, Syahril juga berpesan kepada Gubri dan Wagubri bahwa ada tugas besar yang menanti dua pucuk pimpinan di Riau tersebut. Tugas itu akan diselesaikan bersama pemerintah provinsi Riau dan LAMR.

- Advertisement -

“Ada tugas besar yang harus diselesaikan LAMR yang perlu pembimbing di dunia pemerintahan. Kalau dalam hal budaya, LAMR sudah terdepan. Namun kalau soal pembangunan dan kebijakan, Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau yang mempunyai kewenangan,” sebutnya.

Tugas besar tersebut menurut Syahril yakni pengembalian tanah adat yang saat ini dikuasai oleh pihak yang tidak berhak. Kemudian dengan akan berakhirnya pengelolaan blok minyak Rokan, di mana Presiden RI sudah memberikan kesempatan bagi Riau untuk ikut mengelola blok Rokan tersebut.

- Advertisement -

“Blok Rokan sudah menunggu kita, Riau harus siap mengelola lapangan minyak tersebut. Tentunya kita juga ingin maju seperti negara lain, tapi tidak tercabut dari akar budaya,” pintanya.

Usai prosesi penabalan, Gubri Syamsuar mengucapkan terima kasih kepada seluruh Datuk-Datuk dan pengurus LAMR. Pihaknya juga berharap rido Allah SWT dalam menjaga akhlak mereka. Akhlak yang menunjukkan budi pekerti dan moralitas sebagai pemimpin Riau dalam periode lima tahun ke depan.

“Karena sejatinya budi pekerti dan moralitas harus dijunjung tinggi oleh penguasa yang sedang memimpin. Banyaknya kebobrokan politik dan ekonomi di dunia khususnya Indonesia disebabkan karena rendahnya moralitas yang dimiliki oleh para pemimpinnya,” katanya.

Baca Juga:  Parkindo Riau Berbagi Paskah ke Dua Panti Asuhan

Lebih lanjut dikatakannya, sebagai contoh yang bisa pihaknya berikan tentang kepemimpinan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah terkait salah satu isu terkini yang sedang dihadapi yakni keberadaan masyarakat adat dan hutan adat yang berada wilayah Provinsi Riau ini.

“Sebagai seorang pemimpin, menjadi sebuah kepercayaan bagi masyarakat adat kepada saya selaku gubernur bersama Pak Edy Natar Nasution selaku Wakil Gubernur Riau, untuk dapat memberikan arah atau laluan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keberadaan masyarakat adat dan tanah adat,” sebutnya.

Persoalan yang terjadi tersebut, menurutnya akan masuk dalam pertimbangan-pertimbangannya selaku kepala daerah dalam mencanangkan program Riau Hijau dan masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Riau untuk lima tahun ke depan.

“In sya Allah, saya sebagai Gubernur Riau beserta Pak Edy Natar Nasution sebagai Wakil Gubernur dan segenap jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi Riau akan menjalankan amanah kepemimpinan sesuai dengan kepemimpinan Melayu yang berpunca dari nilai asas yang dipakai dan dikenakan sebagai jati diri melayu yakni adat bersendikan syara’ dan syara’ yang bersendikan atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah,” ujarnya.(sol)


Editor: Eko Faizin

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi bersama Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution, resmi menerima gelar adat setelah prosesi penabalan di Balai Adat Melayu Riau, Sabtu (6/7). Penabalan gelar adat tersebut juga disaksikan oleh para Datuk-Datuk Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Gelar adat yang diberikan kepada Gubri Syamsuar yakni Datuk Seri Setia Amanah Masyarakat Riau. Sedangkan Wagubri diberi gelar Datuk Seri Timbalan Setia Amanah Masyarakat Riau. Sebelum prosesi penabalan, Gubri Syamsuar dan Wagubri Edy Natar diarak menuju gedung Balai Adat diiringi dengan kompang dan disambut dengan silat. Prosesi penabalan dimulai dengan pemasangan selempang, tanjak dan keris serta ditutup dengan tepuk tepung tawar.

Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, LAMR memang terbilang cukup cepat dalam memberikan gelar adat bagi Gubri dan Wagubri yang baru menjabat Februari 2019 lalu. Hal itu dilakukan karena LAMR tidak meragukan lagi Kemelayuan kedua pimpinan ini.

“Kalau ada yang mempertanyakan mengapa pemberian gelar adat ini terlalu cepat, alasannya karena kedua pemimpin ini sudah tidak diragukan lagi Kemelayuannya. Kedua para pemimpin ini tidak perlu diuji selama satu dua tahun berjalan. Sudah terbukti peduli Melayu selama memimpin sebelumnya,” kata Syahril.

Baca Juga:  Pasien Positif Baru di Riau Bertambah 308 orang

Dengan penabalan gelar adat tersebut, Syahril juga berpesan kepada Gubri dan Wagubri bahwa ada tugas besar yang menanti dua pucuk pimpinan di Riau tersebut. Tugas itu akan diselesaikan bersama pemerintah provinsi Riau dan LAMR.

“Ada tugas besar yang harus diselesaikan LAMR yang perlu pembimbing di dunia pemerintahan. Kalau dalam hal budaya, LAMR sudah terdepan. Namun kalau soal pembangunan dan kebijakan, Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau yang mempunyai kewenangan,” sebutnya.

Tugas besar tersebut menurut Syahril yakni pengembalian tanah adat yang saat ini dikuasai oleh pihak yang tidak berhak. Kemudian dengan akan berakhirnya pengelolaan blok minyak Rokan, di mana Presiden RI sudah memberikan kesempatan bagi Riau untuk ikut mengelola blok Rokan tersebut.

“Blok Rokan sudah menunggu kita, Riau harus siap mengelola lapangan minyak tersebut. Tentunya kita juga ingin maju seperti negara lain, tapi tidak tercabut dari akar budaya,” pintanya.

Usai prosesi penabalan, Gubri Syamsuar mengucapkan terima kasih kepada seluruh Datuk-Datuk dan pengurus LAMR. Pihaknya juga berharap rido Allah SWT dalam menjaga akhlak mereka. Akhlak yang menunjukkan budi pekerti dan moralitas sebagai pemimpin Riau dalam periode lima tahun ke depan.

“Karena sejatinya budi pekerti dan moralitas harus dijunjung tinggi oleh penguasa yang sedang memimpin. Banyaknya kebobrokan politik dan ekonomi di dunia khususnya Indonesia disebabkan karena rendahnya moralitas yang dimiliki oleh para pemimpinnya,” katanya.

Baca Juga:  BRI HUT Ke-124, Inovasi untuk Indonesia BRIlian

Lebih lanjut dikatakannya, sebagai contoh yang bisa pihaknya berikan tentang kepemimpinan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah terkait salah satu isu terkini yang sedang dihadapi yakni keberadaan masyarakat adat dan hutan adat yang berada wilayah Provinsi Riau ini.

“Sebagai seorang pemimpin, menjadi sebuah kepercayaan bagi masyarakat adat kepada saya selaku gubernur bersama Pak Edy Natar Nasution selaku Wakil Gubernur Riau, untuk dapat memberikan arah atau laluan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keberadaan masyarakat adat dan tanah adat,” sebutnya.

Persoalan yang terjadi tersebut, menurutnya akan masuk dalam pertimbangan-pertimbangannya selaku kepala daerah dalam mencanangkan program Riau Hijau dan masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah Provinsi Riau untuk lima tahun ke depan.

“In sya Allah, saya sebagai Gubernur Riau beserta Pak Edy Natar Nasution sebagai Wakil Gubernur dan segenap jajaran Pemerintahan Daerah Provinsi Riau akan menjalankan amanah kepemimpinan sesuai dengan kepemimpinan Melayu yang berpunca dari nilai asas yang dipakai dan dikenakan sebagai jati diri melayu yakni adat bersendikan syara’ dan syara’ yang bersendikan atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah,” ujarnya.(sol)


Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari