JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Jokowi tidak bisa memaksa dua anak laki-lakinya ikut dalam pemilihan wali kota Solo. Meskipun popularitas dan elektabilitas Kaesang dan Gibran dalam survei cukup tinggi.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira, terkait besarnya peluang anak sulung dan anak bungsu Jokowi untuk bisa menjadi wali kota Solo di Pilwako 2020.
’’Jadi yang putuskan mereka (Gibran dan Kaesang) jadi walkot atau tidak adalah rakyat, bukan Jokowi. Jadi Jokowi tak bisa memaksa,’’ ujar Andreas saat dihubungi, Senin (29/7/2019).
Anggota Komisi I DPR ini juga meminta isu Gibran dan Kaesang tidak dikaitkan dengan Presiden Jokowi. Sebab menurutnya, Jokowi tidak bisa memaksa dua anaknya menjadi kepala daerah di Solo. ’’Kenapa harus ditabrakan pada konflik kepentingan yang melibatkan Jokowi. Saya yakin ini bukan keinginan orang tuanya. Jokowi pun tidak memaksa anak-anaknya untuk maju menjadi wali kota Solo,’’ tegasnya.
Lebih lanjut, Andreas mengatakan dua putra Jokowi beda dengan yang lain. Karena mereka tidak pernah memanfaatkan jabatan sang ayah demi kepentingan pribadinya. Misalnya memperoleh keuntungan politik dan ekonomi. Sehingga dua putra Jokowi ini perlu mendapatkan apresiasi. Tetap sederhana walau sang ayah adalah kepala negara.
’’Mereka anak muda yang tetap menjadi diri mereka sendiri, di tengah popularitas dan puja puji juga cacian terhadap bapaknya yang presiden. Ini contoh yang baik untuk generasi muda kita,’’ katanya.
Sebelumnya, Nama Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep masuk dalam bursa kandidat calon calon wakil kota Solo. Jokowi pun mengaku sangat senang dengan kabar itu. Bahkan, Jokowi juga mengaku sudah membaca hasli survei bursa calon Wali Kota Solo yang dirilis oleh Universitas Slamet Riyadi. Dalam survei itu, Kaesang dan Gibran memiliki elektabilitas yang tinggi.
’’Ya tadi malam saya baca hasil surveinya. Ya senang,’’ ujar Jokowi di Restoran Seribu Rasa, Jakarta, Jumat (26/7/2019).
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Jokowi tidak bisa memaksa dua anak laki-lakinya ikut dalam pemilihan wali kota Solo. Meskipun popularitas dan elektabilitas Kaesang dan Gibran dalam survei cukup tinggi.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira, terkait besarnya peluang anak sulung dan anak bungsu Jokowi untuk bisa menjadi wali kota Solo di Pilwako 2020.
- Advertisement -
’’Jadi yang putuskan mereka (Gibran dan Kaesang) jadi walkot atau tidak adalah rakyat, bukan Jokowi. Jadi Jokowi tak bisa memaksa,’’ ujar Andreas saat dihubungi, Senin (29/7/2019).
Anggota Komisi I DPR ini juga meminta isu Gibran dan Kaesang tidak dikaitkan dengan Presiden Jokowi. Sebab menurutnya, Jokowi tidak bisa memaksa dua anaknya menjadi kepala daerah di Solo. ’’Kenapa harus ditabrakan pada konflik kepentingan yang melibatkan Jokowi. Saya yakin ini bukan keinginan orang tuanya. Jokowi pun tidak memaksa anak-anaknya untuk maju menjadi wali kota Solo,’’ tegasnya.
- Advertisement -
Lebih lanjut, Andreas mengatakan dua putra Jokowi beda dengan yang lain. Karena mereka tidak pernah memanfaatkan jabatan sang ayah demi kepentingan pribadinya. Misalnya memperoleh keuntungan politik dan ekonomi. Sehingga dua putra Jokowi ini perlu mendapatkan apresiasi. Tetap sederhana walau sang ayah adalah kepala negara.
’’Mereka anak muda yang tetap menjadi diri mereka sendiri, di tengah popularitas dan puja puji juga cacian terhadap bapaknya yang presiden. Ini contoh yang baik untuk generasi muda kita,’’ katanya.
Sebelumnya, Nama Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep masuk dalam bursa kandidat calon calon wakil kota Solo. Jokowi pun mengaku sangat senang dengan kabar itu. Bahkan, Jokowi juga mengaku sudah membaca hasli survei bursa calon Wali Kota Solo yang dirilis oleh Universitas Slamet Riyadi. Dalam survei itu, Kaesang dan Gibran memiliki elektabilitas yang tinggi.
’’Ya tadi malam saya baca hasil surveinya. Ya senang,’’ ujar Jokowi di Restoran Seribu Rasa, Jakarta, Jumat (26/7/2019).