“Kami akan memilih Cak Imin kembali memimpin kami di Muktamar (2019,†kata Maman dalam diskusi bertema Ngebut Munas Parpol Jelang Kabinet Baru di Jakarta Pusat, Sabtu (20/7).
Maman menjelaskan, PKB pada muktamar yang akan datang tidak lagi berkutat dalam persoalan berebut figur pemimpin. Sebab, tegas Maman, PKB sudah memiliki pemimpin.
Menurut dia, PKB sekarang lebih fokus penguatan program, termasuk mengoptimalkan keberadaan 58 legislatornya di DPR periode 2019-2024. “Sehingga bisa berperan ke depan lalu berkiprah secara keseluruhan dan mempersiapkan menjadi pemenang di (Pemilu) 2024,†ujar Maman.
Dia menegaskan, saat ini PKB tidak berpikir pada sosok dan figur, melainkan penguatan program. “Cak Imin inspirasi kami untuk memperkuat program keumatan dan kerakrayan yang dimiliki PKB,†katanya.
Lebih lanjut Kiai Maman mengatakan, Cak Imin meski punya posisi kuat di PKB namun tidak berupaya mendominasi. Menurutnya, Cak Imin yang juga wakil ketua MPR adalah figur demokratis.
Maman lantas mencontohkan Cak Imin yang biasa berkirim pesan WhatsApp dan bergaul dengan kader PKB tanpa hierarki. Cak Imin juga biasa terbahak-bahak saat rapat.
Biasa, ayo berkumpul lalu sarungan ngobrol bagaimana misalnya soal kampanye di daerah dan sebagainya. Jadi, partai harus melihat bahwa PKB adalah partai yang mampu memperlihatkan kesetaraan, dan ide besar yang diungkap lewat acara tidak formal dan lebih mengukuhkan implementasi kerakyatannya,†paparnya.
Maman menjelaskan, saat melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan DPRD provinsi maupun kabupaten dari PKB, hampir 50 anak muda yang dia uji menyebut Cak Imin merupakan faktor penting dalam mendongkrak suara partai nahdiyin itu di Pemilu 2019.
PKB mampu meraup suara lebih dari 13.570.000 pada Pemilu 2019. Raihan itu lebih tinggi ketimbang 11 juta suara PKB pada Pemilu 2014.
“Ketika saya tanya anak muda itu kenapa tertarik dengan PKB, ternyata Cak Imin sosok menarik bagi mereka karena merepresentasikan politisi sejati,†paparnya.
Dia menjelaskan, ada dua poin penting terkait seorang politisi sejati yang digambarkan dengan sosok Cak Imin. Pertama, kata Maman, adalah gagasan besarnya soal kebangsaan, kerakyakan dan keumatan.
“Itu yang memang kami meneruskan perjuangan dan ide Gus Dur soal pluralisme, soal nilai keumatan,†katanya.
Kedua, jelas Maman, akrobat politik Cak Imin lumayan keren di mata anak muda. Misalnya, kata dia, Cak Imin berani tampil di mana-mana menyatakan siap menjadi calon wakil presiden.
Menurut Maman, mungkin ada orang yang awalnya melihat Cak Imin terlihat ngotot untuk menjadi pendamping Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Namun ketika akhirnya yang terpilih sebagai cawapres adalah Kiai Ma’ruf, maka Cak Imin pun getol mengampanyekan duet umara dan ulama itu.
Cak Imin terus berkeliling dan bersafari mengampanekan Jokowi – Ma’ruf. “Dan memang politisi seperti itu, harus ngotot meraih kekuasaan, dan kekuasaan itu dilakukan untuk kemaslahatan,†paparnya.(boy)
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina