Jumat, 22 November 2024

Pamitan ke Masyarakat, Gubri Titip Pesan Jangan Tinggalkan Salat Berjemaah 

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hari ini, 20 Februari 2024, masa jabatan Gubernur Riau (Gubri) Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution berakhir. Sebelumnya Gubri sudah pamitan dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Riau, jika ada kekurangan selama memimpin Riau, baik sebagai wakil gubernur, Plt gubernur hingga gubernur lebih kurang dua bulan terakhir.

Pria kelahiran Bengkalis, 29 Mei 1961 yang merupakan anak pasangan H Achmad Natar Nasution dan Hj Chairani Jadin asli Rokan Hulu ini juga tidak lupa berpesan kepada masyarakat, khususnya umat muslim untuk tidak meninggalkan salat berjemaah. Terutama Salat Subuh berjemaah yang selama ini menjadi kegiatan prioritas dalam Program Gerakan Salat Subuh Berjemaah (GSSB) Riau.

- Advertisement -

Gubri berharap kegiatan yang telah diselenggarakan sampai 182 kali di berbagai kabupaten tersebut bisa terus dilanjutkan masyarakat umum di Riau. Artinya kegiatan ini tidak hanya sebagai program Gubernur maupun Provinsi Riau, tapi sebagai kegiatan dakwah dan kewajiban kepada Allah SWT.

“Saya berharap gerakan salat berjemaah ini terus dilanjutkan, bisa di lingkungan masing-masing masyarakat maupun secara berkunjung seperti dilakukan selama ini yang juga bisa menjadi ajang silaturahmi antarsesama,” katanya.

Pesan untuk tidak meninggalkan salat berjemaah ini, jelas Gubri, juga merupakan pesan moril sebagai pemimpin serta berupa tanggung jawab di hadapan Allah SWT kelak sebagai pemimpin.

- Advertisement -

“Meski jabatan gubenur saya sudah berakhir, jangan tinggalkan salat berjemaah. Kepentingan salat berjemaah ini bukan karena saya dan selama saya memimpin, melainkan sebagai bekal di akhirat kelak,” ujarnya.

Selain itu, mantan Danrem 031 Wira Bima ini juga menyampaikan, jika faedah atau keberkahan salat berjemaah ini, khususnya Salat Subuh balasannya langsung dirasakan dan diperlihatkan oleh Allah SWT. Hal itu ia rasakan sendiri selama mengarungi kehidupan yang selalu diberikan jalan, kemudahan dari berbagai hal.

“Semuanya dibayar kontan oleh Allah SWT. Saya merasakan itu. Saya juga sering mengalami berbagai hal dalam kehidupan. Tapi in sya Allah selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Makanya saya terus mendakwahkan salat berjemaah ini kepada masyarakat dan terus melaksanakan salat berjemaah di manapun berada,” tuturnya.

Terakhir, Gubri juga mendoakan seluruh masyarakat maupun daerah Provinsi Riau, bisa lebih baik maupun berkembangan sesuai yang diharapkan. Baik di segi perekonomian pembangunan serta lainnya yang selalu berpihak sesuai keperluan maupun kepentingan masyarakat.

Baca Juga:  Ganjar Akan Bahas Pelunasan Kredit Macet dengan Bank

“Semoga masyarakat Riau selalu diberikan keberkahan, rezeki, dan rida dari Allah SWT. Mari terus kita dukung pembangunan Riau wujudkan masyarakat dan daerah Riau lebih maju,” tuturnya.

Di sisi lain, sosok Edy Natar Nasution di berbagai daerah terus jadi perbincangan dan kebanggaan oleh masyarakat maupun tokoh dari berbagai kalangan di Riau. Meski kepemimpinannya sebagai Gubernur Riau hanya dua bulan tapi dirasakan oleh masyarakat.

Bahkan jauh dari saat ia menjabat Wakil Gubernur Riau yang secara kebijakan memang tidak dipungkiri berbeda dengan  saat menjabat Gubernur.

Seperti yang disampaikan masyarakat Okura Pekanbaru yang merasa bangga dengan Edy Natar Nasution. Terutama dalam memperjuangkan masyarakat seperti sebelumnya yang memperjuangkan hak masyarakat yang selama ini konflik dengan perusahaan.

Ungkapan itu juga disampaikan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Darmiati beberapa waktu lalu, di mana Edy Natar Nasution merupakan sosok pemimpin yang mau hadir langsung di tengah-tengah Masyarakat. Meski tanpa persiapan-persiapan penyambutan spesial layaknya seorang pejabat. “Kami selalu tunggu kalau Pak Gubernur datang ke Rohul. Kami merasakan sekali sebagai pemimpin yang mau bermasyarakat,” katanya.

Sementara dari para tokoh di Riau, Edy Natar Nasution juga sebagai sosok pemimpin yang konsisten, cerdas, dan agamis. Hal itu disampaikan Ustaz Abdul Somad (UAS). Ia mengatakan, sosok yang dimiliki Edy Natar Nasution bisa dilihat dari bacaan Al-Qur’an dan dalil yang disampaikannya.

Hal itu membuktikan jika beliau sosok yang suka mengaji dan taat agama. “Jadi kalau mau tahu sosok agamisnya Bapak Edy Natar Nasution dengar bacaan Al-Qur’annya dan dalil yang disampaikan serta bacaan ayat-ayat dalam mengisi tausiah,” katanya.

Edy Natar Nasution katanya, pemimpin konsisten dengan ucapan dengan yang dilakukan. Contohnya Program Gerakan Salat Subuh Berjemaah yang merupakan gerakan dakwah yang seharusnya tidak hanya tanggung jawab oleh seorang pemimpin, tapi juga bersama dan bersaudara.

“Memang tanpa ada kegiatan ataupun program untuk mengajak salat berjemaah ini, sudah seharusnya kewajiban kita. Namun karena ada yang berat dan melalaikan, maka kebijakan yang dibuat Bapak Edy Natar Nasution ini yang cukup luar biasa,” ujarnya.

Baca Juga:  Introspeksi Pascapemilu

Selain itu, Edy Natar Nasution tidak hanya seorang yang berpikir dan memikirkan karier, tapi beliau memikirkan masa depan daerah dan masyarakat, terutama terkait generasi penerus yang harus memiliki dasar agama kuat.

“Selama ini banyak yang berpikir instan dan mengejar karier saja, mengejar jabatan, pangkat, dan lainnya. Namun beliau berpikir untuk generasi cinta agama, salah satunya hafiz Al-Qur’an. Itu dibuktikan dengan pesantren tahfiz yang dibangun beliau saat ini,’’ ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Tuan Guru Ponpes Babussalam, Syekh H Ismail Royan. Menurutnya Edy Natar Nasution jadi contoh atau teladan bagi santri dan pesantren, salah satunya Pondok Pesantren Babussalam.

‘’Sesuai dari perjalanan beliau cukup banyak pengalaman, terutama yang sebelumnya pernah menjadi Danrem 031 Wirabima, Wakil Gubernur hingga Gubernur Riau. Hal yang bisa dicontoh oleh anak-anak maupun masyarakat di Riau’’ jelasnya.

Di tempat lain, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menyebutkan, Edy Natar Nasution adalah sosok seorang pemimpin yang sangat memperhatikan waktu. Jika hal tersebut terus dikolaborasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu daerah.

“Di setiap ada kegiatan, beliau akan datang tepat waktu. Ini menunjukkan jika dalam kehidupan sehari-harinya, ia sangat disiplin. Disiplin ini kan yang saat ini masih menjadi masalah bagi kita. Inilah yang harus terus kita perbaiki bersama. Karena kalau kita bisa disiplin, banyak hal yang bisa diselesaikan,” ujarnya. ‘’Disiplin adalah dasar kita untuk maju, dan itu sudah dicontohkan oleh Pak Gubernur Edy Natar Nasution. Karena itu kita hendaknya dapat mengikuti gaya hidup disiplin tersebut.’’ tambahnya.

Lebih lanjut Taufik Ikram Jamil menambahkan, kebijakan membuat gerakan Salat Subuh berjemaah juga merupakan formula yang jitu untuk mengajarkan disiplin. Karena waktu subuh adalah waktu yang mahal, apalagi bisa dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

“Jika semua masyarakat Riau dapat disiplin, maka pastinya daerah akan maju. Permasalahan bisa diselesaikan dengan segera, pekerjaan dapat dituntaskan lebih cepat,” tuturnya.(adv/sol)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hari ini, 20 Februari 2024, masa jabatan Gubernur Riau (Gubri) Brigjen TNI (Purn) H Edy Natar Nasution berakhir. Sebelumnya Gubri sudah pamitan dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Riau, jika ada kekurangan selama memimpin Riau, baik sebagai wakil gubernur, Plt gubernur hingga gubernur lebih kurang dua bulan terakhir.

Pria kelahiran Bengkalis, 29 Mei 1961 yang merupakan anak pasangan H Achmad Natar Nasution dan Hj Chairani Jadin asli Rokan Hulu ini juga tidak lupa berpesan kepada masyarakat, khususnya umat muslim untuk tidak meninggalkan salat berjemaah. Terutama Salat Subuh berjemaah yang selama ini menjadi kegiatan prioritas dalam Program Gerakan Salat Subuh Berjemaah (GSSB) Riau.

- Advertisement -

Gubri berharap kegiatan yang telah diselenggarakan sampai 182 kali di berbagai kabupaten tersebut bisa terus dilanjutkan masyarakat umum di Riau. Artinya kegiatan ini tidak hanya sebagai program Gubernur maupun Provinsi Riau, tapi sebagai kegiatan dakwah dan kewajiban kepada Allah SWT.

“Saya berharap gerakan salat berjemaah ini terus dilanjutkan, bisa di lingkungan masing-masing masyarakat maupun secara berkunjung seperti dilakukan selama ini yang juga bisa menjadi ajang silaturahmi antarsesama,” katanya.

- Advertisement -

Pesan untuk tidak meninggalkan salat berjemaah ini, jelas Gubri, juga merupakan pesan moril sebagai pemimpin serta berupa tanggung jawab di hadapan Allah SWT kelak sebagai pemimpin.

“Meski jabatan gubenur saya sudah berakhir, jangan tinggalkan salat berjemaah. Kepentingan salat berjemaah ini bukan karena saya dan selama saya memimpin, melainkan sebagai bekal di akhirat kelak,” ujarnya.

Selain itu, mantan Danrem 031 Wira Bima ini juga menyampaikan, jika faedah atau keberkahan salat berjemaah ini, khususnya Salat Subuh balasannya langsung dirasakan dan diperlihatkan oleh Allah SWT. Hal itu ia rasakan sendiri selama mengarungi kehidupan yang selalu diberikan jalan, kemudahan dari berbagai hal.

“Semuanya dibayar kontan oleh Allah SWT. Saya merasakan itu. Saya juga sering mengalami berbagai hal dalam kehidupan. Tapi in sya Allah selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT. Makanya saya terus mendakwahkan salat berjemaah ini kepada masyarakat dan terus melaksanakan salat berjemaah di manapun berada,” tuturnya.

Terakhir, Gubri juga mendoakan seluruh masyarakat maupun daerah Provinsi Riau, bisa lebih baik maupun berkembangan sesuai yang diharapkan. Baik di segi perekonomian pembangunan serta lainnya yang selalu berpihak sesuai keperluan maupun kepentingan masyarakat.

Baca Juga:  Pengamat Pertanyakan Legitimasi Munas Golkar

“Semoga masyarakat Riau selalu diberikan keberkahan, rezeki, dan rida dari Allah SWT. Mari terus kita dukung pembangunan Riau wujudkan masyarakat dan daerah Riau lebih maju,” tuturnya.

Di sisi lain, sosok Edy Natar Nasution di berbagai daerah terus jadi perbincangan dan kebanggaan oleh masyarakat maupun tokoh dari berbagai kalangan di Riau. Meski kepemimpinannya sebagai Gubernur Riau hanya dua bulan tapi dirasakan oleh masyarakat.

Bahkan jauh dari saat ia menjabat Wakil Gubernur Riau yang secara kebijakan memang tidak dipungkiri berbeda dengan  saat menjabat Gubernur.

Seperti yang disampaikan masyarakat Okura Pekanbaru yang merasa bangga dengan Edy Natar Nasution. Terutama dalam memperjuangkan masyarakat seperti sebelumnya yang memperjuangkan hak masyarakat yang selama ini konflik dengan perusahaan.

Ungkapan itu juga disampaikan masyarakat Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Darmiati beberapa waktu lalu, di mana Edy Natar Nasution merupakan sosok pemimpin yang mau hadir langsung di tengah-tengah Masyarakat. Meski tanpa persiapan-persiapan penyambutan spesial layaknya seorang pejabat. “Kami selalu tunggu kalau Pak Gubernur datang ke Rohul. Kami merasakan sekali sebagai pemimpin yang mau bermasyarakat,” katanya.

Sementara dari para tokoh di Riau, Edy Natar Nasution juga sebagai sosok pemimpin yang konsisten, cerdas, dan agamis. Hal itu disampaikan Ustaz Abdul Somad (UAS). Ia mengatakan, sosok yang dimiliki Edy Natar Nasution bisa dilihat dari bacaan Al-Qur’an dan dalil yang disampaikannya.

Hal itu membuktikan jika beliau sosok yang suka mengaji dan taat agama. “Jadi kalau mau tahu sosok agamisnya Bapak Edy Natar Nasution dengar bacaan Al-Qur’annya dan dalil yang disampaikan serta bacaan ayat-ayat dalam mengisi tausiah,” katanya.

Edy Natar Nasution katanya, pemimpin konsisten dengan ucapan dengan yang dilakukan. Contohnya Program Gerakan Salat Subuh Berjemaah yang merupakan gerakan dakwah yang seharusnya tidak hanya tanggung jawab oleh seorang pemimpin, tapi juga bersama dan bersaudara.

“Memang tanpa ada kegiatan ataupun program untuk mengajak salat berjemaah ini, sudah seharusnya kewajiban kita. Namun karena ada yang berat dan melalaikan, maka kebijakan yang dibuat Bapak Edy Natar Nasution ini yang cukup luar biasa,” ujarnya.

Baca Juga:  Introspeksi Pascapemilu

Selain itu, Edy Natar Nasution tidak hanya seorang yang berpikir dan memikirkan karier, tapi beliau memikirkan masa depan daerah dan masyarakat, terutama terkait generasi penerus yang harus memiliki dasar agama kuat.

“Selama ini banyak yang berpikir instan dan mengejar karier saja, mengejar jabatan, pangkat, dan lainnya. Namun beliau berpikir untuk generasi cinta agama, salah satunya hafiz Al-Qur’an. Itu dibuktikan dengan pesantren tahfiz yang dibangun beliau saat ini,’’ ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Tuan Guru Ponpes Babussalam, Syekh H Ismail Royan. Menurutnya Edy Natar Nasution jadi contoh atau teladan bagi santri dan pesantren, salah satunya Pondok Pesantren Babussalam.

‘’Sesuai dari perjalanan beliau cukup banyak pengalaman, terutama yang sebelumnya pernah menjadi Danrem 031 Wirabima, Wakil Gubernur hingga Gubernur Riau. Hal yang bisa dicontoh oleh anak-anak maupun masyarakat di Riau’’ jelasnya.

Di tempat lain, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menyebutkan, Edy Natar Nasution adalah sosok seorang pemimpin yang sangat memperhatikan waktu. Jika hal tersebut terus dikolaborasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu daerah.

“Di setiap ada kegiatan, beliau akan datang tepat waktu. Ini menunjukkan jika dalam kehidupan sehari-harinya, ia sangat disiplin. Disiplin ini kan yang saat ini masih menjadi masalah bagi kita. Inilah yang harus terus kita perbaiki bersama. Karena kalau kita bisa disiplin, banyak hal yang bisa diselesaikan,” ujarnya. ‘’Disiplin adalah dasar kita untuk maju, dan itu sudah dicontohkan oleh Pak Gubernur Edy Natar Nasution. Karena itu kita hendaknya dapat mengikuti gaya hidup disiplin tersebut.’’ tambahnya.

Lebih lanjut Taufik Ikram Jamil menambahkan, kebijakan membuat gerakan Salat Subuh berjemaah juga merupakan formula yang jitu untuk mengajarkan disiplin. Karena waktu subuh adalah waktu yang mahal, apalagi bisa dipersembahkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya.

“Jika semua masyarakat Riau dapat disiplin, maka pastinya daerah akan maju. Permasalahan bisa diselesaikan dengan segera, pekerjaan dapat dituntaskan lebih cepat,” tuturnya.(adv/sol)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari