Jumat, 17 Mei 2024

PKN Berjanji Tidak Menganggu Partai Demokrat

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kehadiran Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) tak akan mengganggu para pemilih Partai Demokrat yang dipimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maupun para loyalis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Penegasan itu disampaikan Ketua Umum PKN,  Gede Pasek Suardika. Menurutnya, partai baru yang didirikan dan dipimpinnya itu tak menyasar massa Partai Demokrat.

Yamaha

Meski sempat bergabung di Demokrat, Pasek mengaku PKN hanya ingin bernostalgia dengan para mantan politikus Partai Demokrat di bawah mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum.

"Kami pun tidak akan mengganggu pasar Demokrat yang hari ini berapa persen? 7-8 persen lah ya. Kami tidak akan ganggu pasar itu, jadi enggak usah khawatir," kata Pasek kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/11/2021).

"Kami hanya bernostalgia dengan teman-teman Demokrat ketika dulu, yang pernah 21 persen," tambahnya.

- Advertisement -

Pasek juga menegaskan bahwa PKN tak terkait dengan dinamika Partai Demokrat yang kini berseteru dengan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Di jajaran pengurus tingkat daerah, PKN, kata Pasek, diisi oleh para mantan politikus Partai Demokrat yang menjadi loyalis Anas. Sisanya, mereka merupakan mantan politikus Hanura, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), dan aktivis Cipayung.

- Advertisement -
Baca Juga:  Belum Semua Lembaga Taat Hukum

"Jadi itu yang banyak mengisi pengurus kita di daerah. Jadi kami tidak mengganggu, karena kan banyak pengurus Demokrat sekarang baru-baru. Kami banyak nggak kenal juga," katanya.

Meski begitu, Pasek mengatakan tak menutup pintu bagi semua pihak untuk bergabung dengan PKN, termasuk para senior politikus Partai Demokrat yang kini bergabung dengan Moeldoko dalam kongres luar biasa (KLB).

"Sementara kami fokus dengan yang ada dulu. Karena ini baru tahap verifikasi. Tapi kalau besok sudah lolos, siapa pun mau nyalon boleh," katanya.

Pasek kemudian menegaskan dirinya tak punya masalah dengan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang alias OSO, usai dirinya keluar dari partai tersebut dan mendirikan partai baru.

Pasek mengaku terakhir masih menjalin komunikasi dan sempat izin pamit dari Hanura sebelum OSO menjalani operasi cangkok ginjal.

"Ndak (ada konflik dengan OSO, red), saya berkali-kali diskusi dengan beliau, bahkan terakhir sebelum beliau operasi cangkok ginjal kami sudah pamitan," kata Pasek.

OSO, kata Pasek, bahkan sempat menahan dirinya agar tak keluar Hanura. Namun, keputusannya untuk membuat partai baru, tak bisa dicegah. Pasek mengaku telah membuat hitung-hitungan politik, agar partai yang ia dirikan bisa berkompetisi di 2024.

Baca Juga:  Srikandi Politik Baru Warnai DPRD Riau

"Saya punya itungan politik, kalau lewat tahun ini, maka tidak ada satu orang pun yang bisa membuat parpol di Indonesia untuk bisa ikut 2024, ini pun sudah sangat mepet," katanya.

Pasek menyebut, OSO adalah bapaknya. Selain kepada OSO, sebelum keluar Hanura, ia juga telah berpamitan kepada petinggi Partai Hanura lain, seperti ketua dewan kehormatan, dewan akselerasi, ketua dewan bakat, dan bendahara umum.

Pasek merupakan mantan politikus Partai Demokrat di bawah Anas Urbaningrum pada 2010. Sempat bergabung di Hanura, dan menduduki posisi Sekjen, ia kemudian keluar dan mendirikan PKN dan menjadi ketum di partai tersebut.

Namun, PKN lewat Sekjen mereka, Sri Mulyono, memastikan langkah sejumlah loyalis Anas membentuk PKN bukan atas dasar dendam terhadap Partai Demokrat.

"Tidak ada dendam sama sekali. Saya sering dialog dengan Anas, baik sebelum atau sesudah ditahan," kata Mulyono, Selasa (2/11).

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kehadiran Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) tak akan mengganggu para pemilih Partai Demokrat yang dipimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maupun para loyalis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Penegasan itu disampaikan Ketua Umum PKN,  Gede Pasek Suardika. Menurutnya, partai baru yang didirikan dan dipimpinnya itu tak menyasar massa Partai Demokrat.

Meski sempat bergabung di Demokrat, Pasek mengaku PKN hanya ingin bernostalgia dengan para mantan politikus Partai Demokrat di bawah mantan Ketua Umum Anas Urbaningrum.

"Kami pun tidak akan mengganggu pasar Demokrat yang hari ini berapa persen? 7-8 persen lah ya. Kami tidak akan ganggu pasar itu, jadi enggak usah khawatir," kata Pasek kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/11/2021).

"Kami hanya bernostalgia dengan teman-teman Demokrat ketika dulu, yang pernah 21 persen," tambahnya.

Pasek juga menegaskan bahwa PKN tak terkait dengan dinamika Partai Demokrat yang kini berseteru dengan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.

Di jajaran pengurus tingkat daerah, PKN, kata Pasek, diisi oleh para mantan politikus Partai Demokrat yang menjadi loyalis Anas. Sisanya, mereka merupakan mantan politikus Hanura, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), dan aktivis Cipayung.

Baca Juga:  Anis Matta Duga Ada Agenda Tersembunyi Dibalik Isu Penundaan Pemilu

"Jadi itu yang banyak mengisi pengurus kita di daerah. Jadi kami tidak mengganggu, karena kan banyak pengurus Demokrat sekarang baru-baru. Kami banyak nggak kenal juga," katanya.

Meski begitu, Pasek mengatakan tak menutup pintu bagi semua pihak untuk bergabung dengan PKN, termasuk para senior politikus Partai Demokrat yang kini bergabung dengan Moeldoko dalam kongres luar biasa (KLB).

"Sementara kami fokus dengan yang ada dulu. Karena ini baru tahap verifikasi. Tapi kalau besok sudah lolos, siapa pun mau nyalon boleh," katanya.

Pasek kemudian menegaskan dirinya tak punya masalah dengan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang alias OSO, usai dirinya keluar dari partai tersebut dan mendirikan partai baru.

Pasek mengaku terakhir masih menjalin komunikasi dan sempat izin pamit dari Hanura sebelum OSO menjalani operasi cangkok ginjal.

"Ndak (ada konflik dengan OSO, red), saya berkali-kali diskusi dengan beliau, bahkan terakhir sebelum beliau operasi cangkok ginjal kami sudah pamitan," kata Pasek.

OSO, kata Pasek, bahkan sempat menahan dirinya agar tak keluar Hanura. Namun, keputusannya untuk membuat partai baru, tak bisa dicegah. Pasek mengaku telah membuat hitung-hitungan politik, agar partai yang ia dirikan bisa berkompetisi di 2024.

Baca Juga:  Evi Juliana Fantastis di Pileg DPRD Riau Dapil 3

"Saya punya itungan politik, kalau lewat tahun ini, maka tidak ada satu orang pun yang bisa membuat parpol di Indonesia untuk bisa ikut 2024, ini pun sudah sangat mepet," katanya.

Pasek menyebut, OSO adalah bapaknya. Selain kepada OSO, sebelum keluar Hanura, ia juga telah berpamitan kepada petinggi Partai Hanura lain, seperti ketua dewan kehormatan, dewan akselerasi, ketua dewan bakat, dan bendahara umum.

Pasek merupakan mantan politikus Partai Demokrat di bawah Anas Urbaningrum pada 2010. Sempat bergabung di Hanura, dan menduduki posisi Sekjen, ia kemudian keluar dan mendirikan PKN dan menjadi ketum di partai tersebut.

Namun, PKN lewat Sekjen mereka, Sri Mulyono, memastikan langkah sejumlah loyalis Anas membentuk PKN bukan atas dasar dendam terhadap Partai Demokrat.

"Tidak ada dendam sama sekali. Saya sering dialog dengan Anas, baik sebelum atau sesudah ditahan," kata Mulyono, Selasa (2/11).

Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari