Jumat, 5 Juli 2024

Memanfaatkan Sampah Jadi Media Pembelajaran

Pengertian sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.

Sampah dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Kedua sifat tersebut berkaitan dengan bahan penyusun sisa buangan. Hal ini berkaitan juga dengan proses dekomposisi bahan di alam.

- Advertisement -

Sampah organik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar hayati yang dengan mudah akan terdegradasi oleh mikroorganisme atau mikroba. Proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung secara alami. Contoh sampah jenis ini adalah bahan buangan yang berasal dari dapur, sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. Tempat yang menyumbang banyak sampah organik misalnya adalah pasar tradisional  yang menghasilkan bahan buangan berupa sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.

Sampah anorganik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar non-hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil pengolahan bahan tambang.

Baca Juga:  Meningkatkan Peran Rakyat dalam Pembangunan

Sebagian besar bahan buangan jenis ini tidak dapat dengan mudah terdegradasi oleh mikroorganisme di alam dan membutuhkan waktu lama untuk dapat teruraikan sepenuhnya. Beberapa sampah anorganik dapat berupa produk yang sudah tidak terpakai yang berbahan dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam dan olahannya. Contoh bahan buangan ini adalah botol plastik, kaleng, karton, dan lain-lain.

- Advertisement -

Meskipun sampah menurut pengertiannya adalah sesuatu yang sudah tidak berguna lagi, namun sampah ternyata masih bisa dimanfaatkan, sampah organik misalnya masih bisa dijadikan kompos dan sampah anorganik masih bisa di pilah-pilah lalu dijadikan berbagai kerajinan tangan yang bernilai jual atau dijadikan media pembelajaran.

Untuk peroses pembelajaran dikelas yang bermakna salah satu syaratnya adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran guru dapat menyampaikan materi dengan maksimal dan efisien kepada siswa. Penggunaan  media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan meningkatkan motivasi dan membantu mempermudah pemahaman perserta didik terhadap materi sehingga menciptakan pembelajaran yang bermakna. Untuk itu seorang guru harus memililki kemampuan dalam menciptakan media pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar peserta didik. Media pembelajaran sebagai alat bantu tidak harus dari benda-benda yang dibeli dengan harga yang mahal, guru dapat mengelola sampah plastik dan kertas untuk membuat media pembelajaran tersebut.

Baca Juga:  Raja Nakal di Era Digital

Selain dapat membantu guru dalam proses pembelajaran, pembuatan media pembelajaran dengan memanfaatkan sampah plastik dan kertas dapat meningkatkan kreativitas dan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Dalam pembuatan media yang berasal dari sampah membutuhkan adanya keterampilan abad-21, yakni keterampilan berkreasi dan inovasi (creativity and innovation). Keteramplan ini merupakan keterampilan yang menerapkan imajinasi dan penemuan. Kreativitas dan inovasi dapat dipupuk mealalui lingkungan belajar  yang menumbuhkan sikap ingin tahu, sabar, dan terbuka sehingga melahirkan  ide-ide yang baru.

Berkreasi  dan berinovasi untuk mem­buat sebuah media pembelajaran dari sampah bukanlah suatu hal yang mudah, sebagai seorang guru kita perlu untuk merancang, membuat dan mencoba. Terkadang tidak selalu media pembelajaran  yang kita buat berhasil menjadi media pembelajaran yang baik, untuk itu seorang guru harus belajar dan mencari kesalahan dan memperbaikinya sehingga media pembelajaran dapat digunakan dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna.***

Pengertian sampah menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.

Sampah dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Kedua sifat tersebut berkaitan dengan bahan penyusun sisa buangan. Hal ini berkaitan juga dengan proses dekomposisi bahan di alam.

Sampah organik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar hayati yang dengan mudah akan terdegradasi oleh mikroorganisme atau mikroba. Proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung secara alami. Contoh sampah jenis ini adalah bahan buangan yang berasal dari dapur, sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. Tempat yang menyumbang banyak sampah organik misalnya adalah pasar tradisional  yang menghasilkan bahan buangan berupa sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.

Sampah anorganik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar non-hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil pengolahan bahan tambang.

Baca Juga:  Kaleidoskop Hidup

Sebagian besar bahan buangan jenis ini tidak dapat dengan mudah terdegradasi oleh mikroorganisme di alam dan membutuhkan waktu lama untuk dapat teruraikan sepenuhnya. Beberapa sampah anorganik dapat berupa produk yang sudah tidak terpakai yang berbahan dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam dan olahannya. Contoh bahan buangan ini adalah botol plastik, kaleng, karton, dan lain-lain.

Meskipun sampah menurut pengertiannya adalah sesuatu yang sudah tidak berguna lagi, namun sampah ternyata masih bisa dimanfaatkan, sampah organik misalnya masih bisa dijadikan kompos dan sampah anorganik masih bisa di pilah-pilah lalu dijadikan berbagai kerajinan tangan yang bernilai jual atau dijadikan media pembelajaran.

Untuk peroses pembelajaran dikelas yang bermakna salah satu syaratnya adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran guru dapat menyampaikan materi dengan maksimal dan efisien kepada siswa. Penggunaan  media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan meningkatkan motivasi dan membantu mempermudah pemahaman perserta didik terhadap materi sehingga menciptakan pembelajaran yang bermakna. Untuk itu seorang guru harus memililki kemampuan dalam menciptakan media pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar peserta didik. Media pembelajaran sebagai alat bantu tidak harus dari benda-benda yang dibeli dengan harga yang mahal, guru dapat mengelola sampah plastik dan kertas untuk membuat media pembelajaran tersebut.

Baca Juga:  Berkah Macau

Selain dapat membantu guru dalam proses pembelajaran, pembuatan media pembelajaran dengan memanfaatkan sampah plastik dan kertas dapat meningkatkan kreativitas dan rasa kepedulian terhadap lingkungan. Dalam pembuatan media yang berasal dari sampah membutuhkan adanya keterampilan abad-21, yakni keterampilan berkreasi dan inovasi (creativity and innovation). Keteramplan ini merupakan keterampilan yang menerapkan imajinasi dan penemuan. Kreativitas dan inovasi dapat dipupuk mealalui lingkungan belajar  yang menumbuhkan sikap ingin tahu, sabar, dan terbuka sehingga melahirkan  ide-ide yang baru.

Berkreasi  dan berinovasi untuk mem­buat sebuah media pembelajaran dari sampah bukanlah suatu hal yang mudah, sebagai seorang guru kita perlu untuk merancang, membuat dan mencoba. Terkadang tidak selalu media pembelajaran  yang kita buat berhasil menjadi media pembelajaran yang baik, untuk itu seorang guru harus belajar dan mencari kesalahan dan memperbaikinya sehingga media pembelajaran dapat digunakan dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari